Part 11: Sebuah Insiden

14 6 0
                                    

Sudah 3 bulan ini, Ditya lost contact dari Dela. Dela juga bingung apa yang menyebabkan Ditya sampai lost contact selama itu. Dela juga masih bingung dengan ungkapan perasaan Ditya 3 bulan lalu. Dia belum menjawab apapun, tapi Ditya sudah pergi begitu saja. Padahal sebenarnya Dela ingin mengungkapkan perasaanmya juga kepada Ditya.

"Apa gue harus move on aja ya dari dia?" Gumam Dela sendirian. Saat itu, ia sedang mendengarkan musik di kamar dan pikirannya berkelana kemana-mana.

Tok tok. Ada yang mengetuk pintu kamar Dela. Dia segera turun dari ranjangnya dan membukakan pintu.

"Ada apa kak?" Tanya Dela bingung.

"Ditya kecelakaan." Jawab Daniel panik.

Mendengar kabar tersebut, Dela jadi ikutan panik. Tiba-tiba saja pandangannya kabur dan semuanya gelap.

------------
"Akhirnya kamu sadar juga." Kata Rina ketika melihat Dela sudah sadar dari pingsannya.

"Ma, Kak Daniel mana?" Tanya Dela bingung.

"Dia udah di rumah sakit sama ayah kamu. Udah kamu tenang aja." Jawab Rina untuk menenangkan Dela. Dela samar-samar teringat kejadian yang membuatnya pingsan.

"Ayo ma, kita nyusul ayah sama Kak Daniel." Ucap Dela tiba-tiba dan berusaha untuk turun dari ranjangnya.

"Nanti dulu aja. Mama takut nanti kalo kita nyusul kesana, kamu malah pingsan lagi." Jawab Rina jujur karena takut anaknya mengulangi hal yang sama.

"Aku udah baikan kok ma." Dela mencoba tersenyum untuk meyakinkan Rina.

------------
Sesampainya di rumah sakit, Dela dan mamanya langsung mencari ruangan dimana tempat Ditya berada. Di depan ruangan bertuliskan 189, banyak orang sudah berkumpul disana. Dela melihat Daniel dan ayahnya juga sedang duduk di bangku dekat pintu masuk ruangan. Mereka terlihat cemas.

"Kamu udah baikan?" Tanya Johan sambil memegang pundak Dela.

"Udah kok yah." Jawab Dela sambil tersenyum.

"Dela udah datang ternyata. Maaf ya gara-gara Ditya kamu sampai pingsan begitu." Kata Tuti sambil tersenyum ke arah Dela.

"Nggak apa-apa tante, saya nya aja yang alay." Dela terkekeh pelan.

Semua orang disana hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dela baru aja pingsan makin nggak waras kayaknya. Daniel memberi Dela tempat untuk duduk. Daniel memilih untuk berdiri saja karena takut jika Dela kelamaan berdiri, nanti malah pingsan lagi. Mata Dela mengitari seluruh bagian dari lorong rumah sakit tersebut. Matanya terbelalak ketika melihat Arthur keluar dari kamar mandi pengunjung.

"Arthur." Panggil Dela seketika.

Yang dipanggil malah celingukan mencari sumber suara. Dela pun melambaikan tangannya agar Arthur dapat melihatnya. Mendengar Dela menyebutkan nama yang tak asing di telinga keluarga Ditya, membuat keluarga Ditya termasuk om dan tantenya terkejut.

"Lo disini? Ngapain?" Tanya Arthur bingung sambil menghampiri Dela.

"Iya, gue mau liat kondisi temen gue. Katanya sih habis kecelakaan." Jawab Dela dengan raut muka sedih.

"Wah, kalian udah saling kenal rupanya." Abas memotong pembicaraan Dela dan Arthur.

Dela tersenyum canggung mendengar hal itu. Arthur pun juga.

"Om Abas kenal sama Arthur?" Tanya Dela to the point.

"Dia kan kakaknya Ditya." Sahut Tuti sambil tersenyum.

'Kakaknya Ditya? Maksudnya apaan sih? Gue nggak paham. Gue salah denger apa nggak sih?' Batin Dela bingung.

"Ditya nggak pernah cerita sama kamu kalo dia punya kakak?" Tanya Tuti bingung.

Say You Won't Let Go [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang