Part 22: Pengganggu

20 5 2
                                    

Sekarang, sahabat Dela bertambah satu member. Siapa lagi kalau bukan Bobby. Ya, walaupun Bobby masih 2 bulan masuk di SMA Hanus, namun ia sudah terkenal karena ketampanan dan kepintarannya. Apalagi, setiap bertemu dengan murid lain, ia selalu menyunggingkan senyumnya. Bukannya ia mau tebar pesona, namun ini memang sifat Bobby dari dulu. Arthur sebagai teman SMP Bobby, juga mengakui jika Bobby adalah salah satu teman cowoknya yang ramah. Di sekolah, Bobby lebih dekat dengan Dela daripada yang lain. Entahlah, setiap berada di dekat Dela rasanya nyaman, menurutnya.

Bahkan ada beberapa yang mengira bahwa Bobby dan Dela pacaran. Namun, hal tersebut langsung dijelaskan oleh Bobby dengan tegas bahwa mereka berdua hanya sebatas sahabat, tidak lebih. Dela juga tau diri bahwa ia sudah memiliki seorang pacar dan Bobby menghargai itu. Bobby juga selalu berjanji dalam hati-nya sendiri bahwa ia tidak boleh jatuh cinta kepada Dela.

"Woi, lo ngelamunin apaan." Seru Arthur sambil melambaikan tangannya di depan Bobby.

"Nggak ada." Jawab Bobby sambil tersenyum.

"Hati-hati disini banyak penunggu-nya lho." Ucap Kevin setengah berbisik.

"Udah jangan dengerin dia." Sahut Arthur sambil memutar bola mata jengah.

Saat ini sedang jam kosong di SMA Hanus. Karena tiba-tiba saja para guru harus mengikuti rapat dadakan di aula. Hal ini menyebabkan semua murid dengan bebas pergi ke kantin, tidur, nonton film, dan lain sebagainya. Asalkan tidak keluar dari area sekolah dan membolos.

"Del, lo punya film nggak?" Tanya Raya sambil menopang tangan kanannya di atas dagu.

"Ada, tapi laptop gue di rumah." Jawab Dela sambil membenamkan kepala di atas meja.

"Gue bosen banget, sumpah." Sahut Adel sambil mendorong-dorong bangku Dela yang letaknya tepat di depannya.

"Gue mau tidur, please." Dela kesal dengan tingkah Adel yang kadang-kadang nggak jelas.

"Ke kantin aja yuk." Ajak Salma kepada 3 temannya.

"Ayuk." Sahut Adel semangat.

"Gue ikutan deh." Ucap Raya sambil berdiri dari tempat duduknya. "Lo ikut nggak?" Tanya Raya sambil menoleh ke arah Dela yang terlihat sedang mencoba untuk tidur.

"Nggak, gue mau tidur." Jawab Dela sambil menggelengkan kepalanya.

Mereka bertiga pun berjalan meninggalkan kelas. Lalu disusul oleh Arthur dan Kevin yang kelihatannya sedang lapar. Baru saja Dela memejamkan matanya untuk tidur, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang berteriak, "Guys, please give attention!"

Dela yang merasa terganggu pun langsung mencari sumber suara tersebut. Ternyata di depan kelas berdiri Rafie, sang ketua kelas yang nampaknya akan memberikan pengumuman. Seisi kelas makin ricuh, ada yang mengumpat karena terganggu tidurnya, ada yang marah-marah karena kaget dan lain sebagainya.

"Nanti jam ke 9 sama 10 akan ada ulangan kimia. Jadi, persiapkan diri kalian." Ucap Rafie ketika dirasa kelas sudah mulai kondusif.

"Yah, kok dadakan sih." Ucap seorang cowok dengan nada tak terima. Terdengar decakan dari masing-masing penghuni kelas 11 IPA 3.

"Kayak tahu bulat aja, dadakan." Celetuk Bobby dengan kesal.

"Rapat guru aja dadakan apalagi cuma ulangan buat muridnya." Sahut Rafie dengan dingin. Sepertinya, Rafie ada di kubu ulangan dadakan.

"Sial, padahal gue lagi pengen tidur." Gumam Dela sendirian. Ia melihat jam tangannya menunjukkan pukul 13.00 WIB. Masih ada waktu 45 menit untuk belajar. Karena jam ke 9 dimulai pukul 13.45 WIB.

Dela pun segera mengambil buku kimia dari dalam tas-nya dan segera ia pelajari. Sebenarnya, ia sangat malas untuk belajar. Rasa kantuk lebih mendominasi tubuhnya daripada semangatnya untuk belajar. Tiba-tiba Booby menghampiri Dela sambil membawa satu buku catatannya.

"Lo mau belajar nggak?" Tanya Bobby sambil duduk di samping Dela. Dela pun menoleh, "Kayaknya sih iya, gue takut nilai gue nggak memuaskan." Jawab Dela sambil tersenyum.

"Kalo menurut gue sih jam segini nggak efektif buat belajar apalagi ulangan dadakan." Ucap Bobby dengan muka yang sok bijak. Dela hanya bisa terkekeh mendengarnya. Dela juga tidak bisa habis pikir mengapa guru kimia-nya dengan tega memberi ulangan dadakan. Apa beliau tidak merasa lelah setelah rapat nanti? Pikir Dela.

Tiba-tiba HP Dela bergetar. Ia langsung mengambil HP-nya yang tadinya ia letakkan di atas meja. Dela pun membuka notif. Sepertinya ada pesan dari seseorang. Dela segera membuka-nya. Namun yang ia temukan adalah pesan dari nomor yang tidak dikenal. Dan isi pesan tersebut sempat membuat Dela kaget.

Lo jauhin Bobby atau gw aduin ke pacar lo

Dela mengerutkan keningnya. Bingung. Siapa yang mengiriminya pesan tak penting di siang bolong seperti ini? Dela berusaha untuk mengacuhkannya saja. Mungkin, orang yang mengirim pesan ini adalah salah satu fans Bobby di sekolah. Dela tidak peduli itu. Lagian mengapa ia harus membalas pesan tak penting dari orang yang tak dikenal.

Beberapa menit kemudian, Raya dan kawan-kawan kecuali Dela dan Bobby datang ke kelas dengan wajah yang sumringah. Mereka sepertinya sudah puas menghabiskan uang saku mereka di kantin demi kesejahteraan perut mereka masing-masing. Namum, wajah sumringah itu hilang dalam sekejap ketika melihat sebagian besar murid kelas 11 IPA 3 sibuk dengan bukunya masing-masing.

"Oi ada apaan nih." Ucap Kevin sambil geleng-geleng kepala. "Kalian semua kerasukan setan rajin di kelas ini ya."

Namun tak ada jawaban.

"Bener kan thur, disini banyak penunggunya." Kevin menepuk pundak Arthur dengan cukup keras. "Ini yang gue takutkan dari dulu, ketika setan rajin merasuki masing-masing murid 11 IPA 3 ketika jam kosong." Lanjut Kevin dengan nada bicara seolah-olah dia sedang menasehati seseorang.

"Diem lo! Ini mau ulangan kimia, lo malah ngelantur." Ucap Bobby sambil menatap tajam ke arah Kevin yang masih sibuk berceloteh sendiri.

"Ulangan kimia?!" Pekik Kevin tak percaya. Yang langsung diikuti oleh para temannya yang sedari tadi diam.

"Udah buruan belajar, jam ke 9 ulangan nya dimulai." Ucap Dela dengan santai.

"Kok lo nggak nge-chat gue sih?" Tanya Salma bingung.

"Semua udah gue chat tapi nggak ada yang balas. Kalian semua sih, keasikan makan." Jawab Dela tanpa beban.

Raya yang sedari tadi diam di belakang Salma, langsung mematung ketika menyadari bahwa Bobby duduk sebangku dengan Dela.

"Ray, gue disini dulu ya." Ucap Bobby yang menyadari bahwa Raya sedang memperhatikan bangkunya yang kini telah diduduki oleh Bobby.

"Oke." Jawab Raya sambil tersenyum kaku lalu berjalan menuju bangku Bobby yang letaknya paling belakang.

"Makasih Raya." Teriak Dela sambil tersenyum manis. Raya pun hanya menangguk tanpa menoleh ke belakang. Sepertinya, semua telah sibuk belajar untuk ulangan kimia dadakan ini.

Tiba-tiba HP Dela bergetar, lagi. Dela segera membuka HP-nya dan menemukan bahwa nomor yang tidak dikenal tadi mengiriminya pesan lagi.

Lo takut ya? Knp chat td cm lo read doang. Nggak usah sombong lo, cantik aja nggak. Sok manis sih iya. Cih

"Siapa sih ini? Suka ganggu hidup orang." Gumam Dela kesal.

"Ada apa del?" Tanya Bobby yang mendengar ucapan Dela tadi.

"Nggak kok." Ucap Dela sambil tersenyum.

"Siapa yang gangguin lo?" Tanya Bobby dengan tatapan penuh selidik.

"Lo kali yang gangguin gue." Jawab Dela sambil terkekeh. Bobby mengacak-acak rambut Dela karena gemas.

"Nggak rapi lagi nanti." Gerutu Dela sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Lalu, mereka fokus kembali pada buku masing-masing. Dela juga merasa bodo amat dengan hal tadi. Tak apalah ada yang tidak menyukainya karena hidup nggak seterusnya dikelilingi dengan orang-orang yang baik.

'Kalo sampe nanti tuh orang chat gue lagi, beneran gue cari pelakunya.' Batin Dela.

Guru kimia masuk dengan wajah yang sangat serius. Ya, guru kimia ini memang terkenal dengan sifatnya yang tegas, galak, dan disiplin. Sebut saja namanya Pak Budi. Dela pun segera mematikan HP-nya dan memasukkannya ke dalam tas. Dan berusaha untuk fokus mengikuti ulangan kimia dadakan ini.

------------
Hey guys....
Jangan lupa voment-nya ya😀

Say You Won't Let Go [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang