Part 17: Rencana Arthur

10 5 4
                                    

"Del, lo lagi telfon sama siapa?" Tanya Daniel bingung.

"Ada lah." Jawab Dela sekenanya.

"Itu, lo dicariin sama Arthur. Tadi gue panggil dari luar lo nggak denger. Ya udah gue buka aja pintunya." Tutur Daniel.

Dela mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

"Apanya yang kenapa?" Daniel balik bertanya karena tidak paham dengan maksud Dela.

"Kenapa Arthur kesini?" Tanya Dela.

"Nggak tau." Daniel mengedikkan kedua bahunya.

------------
Disinilah Dela sekarang, duduk di gazebo taman rumahnya bersama Arthur di hadapannya yang sekarang sedang sibuk belajar fisika untuk ulangan besok Senin. Ya, tiba-tiba saja Arthur datang ke rumah Dela dengan alasan ingin belajar fisika bersama Dela. Karena ada beberapa materi yang belum ia pahami. Padahal hari ini masih Sabtu malam. Tapi, Arthur tetap bersikeras memaksa Dela. Dengan tawaran segelas Bubble Tea dari Arthur, Dela pun akhirnya menurut.

"Tapi, beneran ya abis ini traktir gue." Kata Dela untuk memastikan bahwa Arthur tidak berbohong.

"Iya bawel." Jawab Arthur dengan gemas.

"Eh iya, kenapa nih tumben-tumbenan Sabtu malam gini lo mau ke rumah gue cuma buat belajar." Kata Dela sambil membolak-balik halaman buku.

"Kan katanya kalo hari Minggu lo nggak mau diganggu. Ya udah deh gue akhirnya kesini sekarang." Jawab Arthur tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku. Dela pun mulai fokus untuk membantu Arthur memahami materi fisika yang belum dimengerti.

"Del, tumben rumah lo sepi gini." Ucap Arthur sambil menyeruput lemon tea yang baru saja Dela buat.

"Orang tua gue lagi di Malang, ke rumah saudara." Jawab Dela sambil memainkan HP-nya.

Arthur hanya manggut-manggut.

"Del, gue numpang kamar mandi lo ya. Kebelet." Ucap Arthur.

"Iya." Jawab Dela sambil menganggukkan kepalanya, lalu lanjut untuk belajar lagi. Arthur pun berjalan menuju kamar mandi dengan langkah tergesa.

Beberapa lama kemudian, tiba-tiba lampu di seluruh bagian taman mati termasuk lampu di gazebo, begitu juga lampu yang ada di ruang makan yang letaknya bersebelahan dengan taman.

"Kak Daniel? Jangan kebiasaan deh, suka matiin lampu waktu gue lagi belajar." Teriak Dela dengan kesal. "Ini si Arthur mana sih, nggak balik-balik." Gerutu Dela.

Dela pun berjalan menuju ruang makan hanya dibantu dengan lampu lite dari HP-nya. Sungguh, Dela takut gelap. Apalagi, hanya ada ia dan Daniel di rumah serta Arthur yang entah kenapa lama sekali ke kamar mandinya.

"Kak Daniel? Arthur?!" Teriak Dela sambil terus berjalan. "Kak, gue takut. Serius." Rengek Dela sendirian.

Sesampainya di ruang makan, samar-samar ia melihat seseorang tengah duduk di kursi ruang makan yang posisinya membelakangi posisi Dela berdiri sekarang. Terlihat juga bahwa orang tersebut sedang membawa sebuah gitar di tangannya yang sepertinya sudah siap untuk orang tersebut mainkan. Dela mengerutkan keningnya, sepertinya ia tau siapa orang ini. Tiba-tiba terdengar petikan gitar yang mengalun dengan indah. Dela segera mengarahkan lampu lite-nya ke arah orang tersebut dengan perasaan campur aduk, antara penasaran dan cemas. Dela terkejut ketika melihat orang tersebut. Entah dapat bisikan darimana, tiba-tiba Dela mematikan lampu lite HP-nya. Lalu, terdengar sebuah nyanyian yang masih diikuti dengan petikan gitar yang merdu.

I met you in the dark, you lit me up
You made me feel as though I was enough
We danced the night away, we drank too much
I held your hair back when
You were throwing up

Say You Won't Let Go [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang