Part 32: Penjelasan

7 2 0
                                    

Sesampainya di kelas, banyak yang menatap mereka dengan tatapan penuh tanda tanya. Namun, mereka bertiga merasa tidak peduli dengan hal itu. Dela sebenarnya masih penasaran dengan penjelasan Salma dan Adel tadi. Karena nama selain mereka bertiga disamarkan. Jadi, Dela belum tau siapa orang yang namanya disamarkan tersebut. Ia sebenarnya sudah menebak tapi takut jika salah. Dela memang seperti itu selalu pesimis dan tidak percaya dengan diri sendiri.

"Del, bisa ikut kita ke taman aja. Kalo gue jelasin disini, diliatin sama yang lain." Ucap Salma sambil menarik tangan Dela untuk keluar dari kelas. Dela pun menurut.

"Kalian mau kemana?" Tanya Raya sambil memandang Dela, Salma, dan Raya secara bergantian.

"Kalo lo mau ikut ayo." Ucap Adel dengan yakin. Raya pun akhirnya ikut mereka bertiga.

"Mereka mau kemana tuh bro?" Tanya Kevin ketika melihat 4 teman dekatnya pergi.

"Kita ikutin aja yuk, kalo menurut gue sih mau ngomongin masalah tadi mereka dipanggil ke ruang BK. Gue kepo nih." Jawab Arthur sambil berdiri.

"Ayuk ah, gue ngikut. Lagian kalo nanti kita tanya, mereka pasti nggak mau jawab." Sahut Bobby.

Akhirnya ketiga laki-laki tersebut secara diam-diam mengikuti keempat temannya. Sedangkan, Dela, Raya, Salma dan Adel sudah duduk di bangku taman belakang sekolah. Mereka memilih tempat ini karena cenderung sepi dan jarang ada yang mau kesini karena tempatnya terletak jauh dari keramaian sekolah.

"Oke, gue akan jelasin semuanya ke lo dan Raya dibantu oleh Adel." Ucap Salma untuk mengawali pembicaraan.

"Ray, apa lo udah tau masalah Dela tentang chat dari nomor yang nggak dikenal?" Tanya Adel sambil menatap Raya yang saat ini duduk tepat di depannya.

"Udah." Jawab Raya dengan ragu.

"Sebenarnya pelakunya itu gue sama Adel." Ucap Salma dengan ekspresi seperti orang merasa bersalah.

"Beneran?" Tanya Raya karena terkejut mendengar-nya.

Lalu, Salma dan Adel pun menjelaskan semuanya dari awal.

Flashback mode on

Seminggu sudah Bobby menjadi murid di Hanus. Dan selama itu juga Raya menyimpan rasa kepada Bobby. Raya ingin menceritakan-nya kepada Dela. Namun, entah kenapa rasanya sangat susah. Apalagi, Dela dan Bobby terlihat dekat sekali. Namun, Raya hanya menganggap-nya sebagai hal yang biasa. Ia tau bahwa Dela pasti hanya menganggap Bobby sebagai teman karena Dela sendiri juga sudah punya pacar. Sampai suatu hari ketika Raya terciduk oleh Salma bahwa ternyata Raya diam-diam selalu melihat Bobby sambil senyum-senyum nggak jelas. Salma memaksa Raya untuk bercerita. Raya pun akhirnya menceritakan semuanya kepada Salma bahwa ia menyukai Bobby sejak awal Bobby masuk ke Hanus.

"Terus lo rela gitu kalo Dela deket sama Bobby?" Tanya Salma waktu itu.

"Gue sih nggak apa-apa. Gue percaya kok sama Dela." Jawab Raya.

Setelah mendengar hal tersebut, Salma menjadi geram sendiri. Mengapa Raya terlihat biasa saja? Salma sempat berpikir bahwa Dela pasti ada apa-apa dengan Bobby. Apalagi mereka sering pulang sekolah bersama. Salma menyimpan sedikit rasa benci kepada Dela. Karena Salma dulu pernah merasakan apa yang dirasakan Raya. Dulu, ketika kelas 10 sebenarnya Salma menyukai Arthur. Namun, karena Arthur kelihatannya lebih dekat dengan Dela dan menyukai Dela. Salma pun merelakan Arthur untuk Dela. Ia mulai menghilangkan sedikit demi sedikit rasa sukanya terhadap Arthur. Itu ia lakukan hanya untuk Dela.

Namun, Salma malah dikejutkan dengan kabar bahwa Dela sudah mempunyai pacar bernama Ditya. Parahnya lagi, Ditya ternyata adik kandung Arthur sendiri. Disini, Salma merasa bahwa Dela egois. Ia sudah merelakan Arthur, namun realita tidak sesuai dengan ekspetasinya. Dan disinilah awal Salma memiliki ide untuk menghancurkan hubungan Dela dan Ditya. Karena ia sudah benar-benar benci kepada Dela. Namun, rasa bencinya masih bisa ia sembunyikan dari teman-temannya. Ia lalu mengajak Adel untuk ikut bekerjasama. Dan ternyata Adel diam-diam kagum dengan Ditya, pacar Dela sendiri. Adel pun akhirnya mengikuti ide Salma.

Awalnya, hanya Salma saja yang selalu meneror Dela lewat chat dengan hinaan dan ancaman. Namun, ia semakin geram karena semua chat yang ia kirimkan hanya dibaca oleh Dela tanpa dibalas. Dia pun berinisiatif untuk menyuruh Adel menjadi paparazi Dela sementara waktu. Bodohnya, Adel menuruti permintaan Salma tersebut. Karena Adel sangat mengetahui tempat yang biasa didatangi oleh Dela setiap harinya. Setelah Adel mendapatkan foto yang sekiranya bagus langsung ia kirimkan kepada Salma. Dan Salma pun akan segera melancarkan aksinya. Hari demi hari Salma mulai ikut membantu Adel menjadi paparazi Dela.

Puncaknya, ketika Salma dan Adel menempel foto yang sama dengan tulisan yang sama di setiap ruang kelas. Bahkan di mading pun juga diberi karena mading menjadi pusat perhatian murid Hanus setiap harinya. Salma dan Adel merasa puas setelah melakukan hal tersebut. Namun, sebenarnya ketika melihat Raya dan Dela bertengkar akibat ulah mereka sebelum kejadian mading tersebut. Adel mulai merasa bersalah dan bodoh. Tapi, karena ia tidak ingin mengecewakan Salma. Akhirnya ia mengikuti setiap permintaan Salma.

Flashback mode off

"Salma, kenapa lo bisa segitunya sih. Gue nggak habis pikir." Ucap Raya dengan muka merah padam. Ia sedang menahan amarah sekarang. Karena jika ia meluapkan-nya sekarang malah akan membuat buruk kembali keadaan yang sudah membaik.

"Del, lo mau kan maafin gue?" Tanya Adel dengan muka memelas.

"Gue nggak bisa marah sama kalian, gue maafin." Jawab Dela sambil menunduk.

"Serius?" Tanya Adel antusias. Dela hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sedangkan, Salma masih gengsi untuk minta maaf kepada Dela. Dela yang melihat gelagat Salma pun berkata, "Walaupun lo masih belum bisa minta maaf sama gue. Setidaknya gue udah maafin lo. Dan gue juga minta maaf karena nggak pernah tau pengorbanan lo."

Salma pun menoleh ke arah Dela. "Kenapa lo masih bisa baik sama orang sejahat gue del? Bahkan kalo gue jadi lo. Gue udah nggak akan nganggap Salma sebagai sahabat seorang Dela lagi."

"Gue nggak sejahat itu." Balas Dela sambil tersenyum. Tiba-tiba saja Salma memeluk Dela. Dela pun membalas pelukan hangat dari Salma tersebut.

"Maafin gue ya del." Ucap Salma sambil menahan air matanya agar tidak menetes.

"Pasti, lo juga harus maafin gue ya." Balas Dela. Salma pun melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arah Dela sambil mengangguk.

"Aduh, jadi kayak drama gini." Oceh Raya sambil memalingkan muka ke arah lain.

Sedangkan, Arthur, Bobby, dan Kevin  sedang bersembunyi dibalik semak yang terletak tidak jauh dari bangku taman tersebut. Mereka bertiga sempat terkejut ketika mendengar penjelasan dari Salma dan Adel.

"Bro, lo nggak peka ya ternyata. Dulu, Salma naksir sama lo tuh." Bisik Kevin.

"Mana gue tau coba." Balas Arthur dengan nada jutek.

"Bob, lo juga sama kayak Arthur. Raya ternyata naksir tuh sama lo." Bisik Kevin lagi.

"Bisa diam nggak lo." Bobby mencoba fokus kembali untuk mendengar percakapan selanjutnya.

"Berarti masalah ini karena kalian berdua. Udah sana buruan minta maaf." Paksa Kevin sambil mendorong tubuh Arthur dan Bobby secara bergantian.

"Udahlah kenapa yang ribet malah lo sih." Ucap Bobby sambil berdecak kesal.

"Tau nih." Arthur memutar bola mata dengan jengah.

"Gue rasa Salma dan Adel agak kampungan sih." Ucap Kevin pelan.

Bobby menganggukkan kepala tanda paham, sedangkan Arthur hanya diam melongo.

"Lo itu beneran waketos nggak sih?" Omel Bobby sambil menjitak kepala Arthur. Arthur mengusap kepalanya karena sakit, "Apa sih maksud Kevin, gue nggak ngerti."

Kevin menghela napas jengah. Katanya Arthur pintar, apalagi waketos. Tapi, sepertinya IQ nya cuma 107.

"Cara mereka berdua buat melampiaskan perasaan itu kampungan. Apalagi, cuma karena masalah sepele. Cuma karena masalah cowok." Ucap Kevin dengan penekanan di akhir kalimatnya.

"Oh gitu ya." Arthur manggut-manggut tanda paham.

Bobby tidak terima jika selama ini Dela dihina hanya dengan masalah sepele seperti itu. Rasanya ia ingin marah kepada Salma dan Adel. Namun, mengingat mereka berdua adalah perempuan. Bobby jadi tidak bisa melampiaskan amarahnya. Ia harus bisa meredamnya. Ia tidak mau dianggap rendah oleh Dela hanya karena ini.

Say You Won't Let Go [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang