Part 20: Anak Baru

17 5 33
                                    

Ps: Hai teman-teman cerita ini aku ganti judul ya, judulnya jadi Friend And Love. Soalnya kalo Friend Or More kayaknya kurang cocok sama isi ceritanya.
Happy reading

------------

"Kayaknya dari tampangnya sih dia sombong." Ucap Salma sambil melirik ke arah anak baru. Yang bangkunya tepat di belakang bangku Arthur. Jadi saat ini susunan bangkunya seperti ini. Salma dan Adel paling depan. Lalu, di belakang mereka ada Raya dan Dela, belakangnya lagi ada Arthur dan Kevin. Dan paling belakang adalah anak baru tersebut, sendirian tanpa teman sebangku.

"Sama sih gue juga mikirnya gitu." Ucap Adel, menyetujui pendapat Salma.

"Tapi, kok kalo menurut gue dia kayak Kak Vincent ya." Ucap Raya dengan sedikit teriak yang langsung mendapat jitakan dari Dela tepat di kepala. Ya, memang benar perawakan anak baru tersebut memang sama dengan Vincent. Apalagi, matanya juga sama minimalis.

"Kalian kenapa sih sukanya ngurusin hidup orang." Omel Dela dengan nada tak suka.

"Ya namanya juga berpendapat." Jawab Salma tak mau kalah.

"Lo kenapa nih pagi-pagi udah badmood." Ucap Adel mengalihkan pembicaraan.

"Ngantuk." Jawab Dela singkat sambil mengucek mata dengan kedua tangannya.

"Insomnia lagi?" Tebak Raya.

"Nggak, ini gara-gara Kak Daniel." Jawab Dela dengan kesal. Mengingat Daniel tadi pagi yang mengerjainya.

Tiba-tiba kursi Dela didorong dari belakang, Dela langsung menoleh ke belakang mencari pelaku.

"Apaan?" Tanya Dela cuek kepada Arthur.

"Lo lagi marahan sama Ditya ya." Jawab Arthur dengan tatapan penuh selidik.

"Hah? Ditya? Siapa tuh?" Tanya Kevin bingung.

"Bukan urusan lo." Jawab Dela sambil menatap tajam ke arah Kevin.

"Aduh takut gue kalo udah gini." Ucap Kevin dengan mimik muka pura-pura takut.

"Woi, lo belum jawab pertanyaan gue ya." Sahut Arthur datar sambil melirik Dela.

"Gue nggak lagi berantem sama Ditya." Ucap Dela malas.

"Ya udah, gue kira kalian lagi berantem. Soalnya dari tadi pagi, muka lo murung terus. Padahal udah diantar Ditya ke sekolah." Oceh Arthur sendirian, yang tidak dihiraukan oleh Dela.

------------
Bel istirahat berbunyi, semua murid langsung keluar dari kelasnya masing-masing. Dela dan kawan-kawan langsung pergi menuju kantin. Khawatir jika nanti kehabisan bangku di kantin. Seperti biasa, Dela yang mencarikan tempat bagi kawan-kawannya. Sedangkan yang lain sibuk memesan makanan dan minuman. Daripada Dela kelihatan seperti orang jomblo, ia memutuskan untuk menghidupkan HP-nya yang dari jam pelajaran pertama ia matikan. Siapa tau Ditya menelfonnya atau mengiriminya pesan. Benar dugaan Dela, Ditya ternyata baru saja mengiriminya pesan 10 menit lalu.

Masih murung nggak nih. Ayo senyum dulu dong, gue nggak suka kalo pacar gue nggak ceria kayak biasanya

Dela hanya bisa tersenyum ketika membaca pesan dari Ditya. Ya, terkadang cinta membuat manusia yang tadinya anti dengan segala macam ke-alay-an, menjadi senang dengan macam ke-alay-an tersebut.

Sejak kpn lo alay

Sejak gue kenal lo

Tp, dl SMP nggak gini

Dela rasanya ingin tertawa sekarang. Memang, dulu ketika SMP Ditya tak pernah sealay ini. Namun, Dela masih ingat tempat. Ini di kantin sekolah dan ia sedang sendirian sekarang. Nanti bisa-bisa ia dikira orang gila. Beberapa lama kemudian, Ditya membalas pesan Dela.

Say You Won't Let Go [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang