"Dela! Bangun! Udah jam 5 lho!" Teriak seseorang dari luar kamar Dela. Namun, yang dipanggil masih asik dengan dunia mimpinya. Dela merasa sangat malas untuk beranjak dari tempat tidurnya.
"Lo kalo nggak bangun-bangun juga, gue aduin nih ke Ditya. Supaya dia ilfeel sama lo." Seru Daniel lagi. Dela langsung membuka matanya dan berdecak, "Iya, ini gue bangun."
Lalu, terdengar langkah kaki Daniel yang berjalan menjauh dari kamar Dela. Dela mengerjap sebentar, lalu duduk di atas ranjang. Ia kemudian berjalan dengan malas ke arah jendela kamar, berniat untuk membuka korden jendela tersebut. Dela terkejut, ketika mendapati bahwa keadaan luar masih gelap. Bukannya kalo udah jam 5 nggak segelap ini? Begitu pikir Dela.
"Mungkin, lagi mendung." Gumam Dela cuek. Lalu, ia melihat ke arah jam dinding kamarnya untuk memastikan bahwa ini benar-benar jam 5 pagi. Mata Dela membelalak, ketika melihat jam dinding kamarnya masih menunjukkan pukul 03.30 WIB.
"Kak Daniel." Dela geram dengan kelakuan kakaknya itu. Dia segera membuka pintu kamarnya dengan kasar dan mengetuk pintu kamar Daniel yang letaknya tepat di sebelah kamarnya.
"Buka nggak kak! Lo ya pagi-pagi udah bikin masalah aja." Omel Dela. Kemudian, Daniel membuka pintu kamarnya dengan raut muka yang seolah-olah tak berdosa.
"Kenapa?" Tanya Daniel dengan nada santai.
"Aish, nyebelin ya lo kak. Pura-pura nggak tau lagi kesalahan nya apa." Gerutu Dela.
"Katanya kalo hari pertama masuk sekolah disuruh bangunin lebih awal. Biar nanti nggak kebingungan nyari kelas yang baru. Gitu kan yang tadi malam lo bilang." Ucap Daniel tanpa rasa bersalah.
"Iya, tapi kan jangan jam segini juga." Dela sudah kesal sekali dengan Daniel. Apa ini definisi "bangun lebih awal" bagi seorang Daniel?
"Udah ah nggak usah pake ngambek segala. Sana tidur lagi." Ucap Daniel sambil mendorong tubuh Dela agar menyingkir dari depan kamarnya.
"Awas ya lo kak." Ancam Dela tak terima. Ia pun segera masuk kembali ke kamarnya dan mencoba untuk tidur. Sialnya, Dela sudah tidak bisa tidur lagi. Ya, Dela tidak biasa bangun sepagi ini. Mentok-mentok jam setengah 5 pagi. Itu saja kalo di kelas, ia pasti kebanyakan tidurnya daripada dengerin guru. Karena bosan yang melanda Dela, akhirnya ia memutuskan untuk online di WA. Siapa tau ada yang bisa ia ajak chat supaya tidak gabut. Kebetulan, Ditya sedang online. Dela ingin nge-chat duluan. Tapi, entah kenapa ia gengsi. Tiba-tiba HP-nya bergetar menandakan ada pesan masuk.
Tumben jam segini online
Dela tersenyum, ternyata Ditya yang nge-chat dia duluan.
Gara-gara Kak Daniel
Haha, udah gpp. Gue temenin, nih
Iya iya
Nanti gue jemput ya, jam 6 harus udah siap
Pagi banget, mau ngapain
Sklh lah, gmn sih -_
Kepagian tapi :(
Biar nanti ngga bingung kl mau cari kelas
Sama ya lo kyk Kak Daniel
Serah gue dong
Iyain deh biar cepet
Dan chat terakhir Dela cuma di-read sama Ditya. Dela mah selalu sabar, udah biasa sama tingkah Ditya yang kayak gitu. Seperti yang sudah bisa ditebak, hari ini merupakan hari pertama Dela masuk sekolah setelah 2 minggu libur panjang. Nggak nyangka, kalo sekarang Dela udah kelas 11 aja. Daniel pun udah lulus dari SMA dan melanjutkan pendidikan di universitas yang dicita-citakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Won't Let Go [Complete]
Teen Fiction#768 dari 44,8 ribu on fiksiremaja (18-03-19) #16 dari 2,13 ribu on secretadmirer (20-03-19) #534 dari 7,17 ribu on acak (09-04-19) "Gue tau, gue terlambat untuk ungkapin ini semua ke lo..." Lalu, Ditya pergi meninggalkan Dela sendirian. Dela bingun...