" Dengarkan aku " ucap Woojin tegas namun dengan nada yang lembut " orang tuaku tidak pernah memandang seseorang dari penampilan, lagian apa yang kau ragukan dari dirimu, kau cantik, baik dan juga manis ayah dan ibuku pasti menyukaimu "
" Tapi aku merasa belum percaya diri Woojin "
" Tenanglah aku akan selalu ada disampingmu " balas Woojin sambil mengusap puncak kepala Jihoon
. . .
Satu jam terlewati, pasalnya lokasi pemotretan dengan rumah Woojin juga lumayan jauh dan lagi jalanan macet, sekarang mereka sedang ada didalam taksi, karena berjalanan yang sangat membosankan ini akhirnya Jihoon tertidur dengan bersandar dibahu Woojin, Woojin hanya diam sambil memperhatikan wajah Jihoon yang tertidur pulas
" Apa dia istri anda tuan ? " tanya si supir taksi
Woojin terbuyar dari lamunannya " ah dia hanya kekasihku tapi do'akan saja "
Si supir taksi mengangguk " kekasih anda sangat cantik "
" Iya benar, dia sangat cantik dan juga baik "
" Jagalah dia baik-baik tuan "
" Tentu saja "
Setelah sedikit perbincangan itu terlewati akhirnya Woojin ikut tertidur dan bersandar dikepala Jihoon
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Permisi tuan kita sudah sampai "
Woojin terbangun, ia masih mencoba menyesuaikan penglihatannya, saat menengok kesamping ia masih melihat Jihoon tertidur " sayang bangunlah kita sudah sampai "
Kebetulan rumah Woojin tidak jauh dari pusat perkotaan dan hanya menempuh jarak 1 km untuk mencapainya
Tak lama Jihoon terbangun " kita sudah sampai ? "
" Iya itu rumah ku "
Rumah Woojin tak begitu besar namun juga tak terlalu kecil tapi rumahnya terlihat sangat nyaman banyak tanaman-tanaman hias berderet dipekarangannya, mungkin nyonya Park yang melakukan itu
" Mana orang tuamu ? "
" Mungkin ibuku ada didalam, ayahku sedang bekerja dan adikku belum pulang dari sekolahnya "
" Kau punya adik ? "
" Iya perempuan, dan masih sekolah ditingkat 2 sekolah menengah pertama "
