" Woo- woojinie keluarlah dan jelaskan apa salah ku Woojinie "
Seakan menutup mata dan telinga, Woojin sama sekali tak menghiraukan teriakan Jihoon diluar sana
" Tenanglah, sebaiknya kau berbaring lagi, aku akan menemanimu untuk beberapa menit kedepan "
Lantas Woojin mengikuti ucapan wanita yang sedang bersamanya itu seakan terhipnotis oleh mulut manis si wanita. Woojin menatap langit-langit apartemennya, matanya terpaku disana " apa aku keterlaluan padanya ? " ucapnya tiba-tiba
Dengan cepat wanita bernama Eunji itu menggeleng " tidak, tindakanmu benar . . . Dia pantas menerima itu "
Woojin terdiam untuk beberapa detik " pulanglah " ucapnya, menyuruh Eunji untuk beranjak dari kediamannya " dan maaf aku tidak bisa mengantarmu "
Eunji mengangguk patuh " baiklah, aku akan pulang jika ada sesuatu cepatlah hubungi aku "
Woojin mengerjapkan matanya saat tiba-tiba Eunji meraih bibirnya dan mengecupnya singkat. Setelahnya Eunji meraih dressnya yang tercecer dan memasangnya dengan segera
.
.
.Tak jauh dari sana, Eunji yang baru saja keluar dari apartemen Woojin melihat punggung wanita yang ia kenali tengah berjalan gontai
Eunji menyelaraskan langkahnya dan berucap sedingin mungkin pada Jihoon " kau telah melepaskan emas demi sebiji jagung nona Jihoon-ssi "
Jihoon melirik tajam kearah wanita disebelahnya " apa maksudmu hah ? " ucap Jihoon tak kalah dingin
" Ck, menurutku kau tidak terlalu bodoh untuk mengerti ucapanku " Eunji melajukan langkahnya dan meninggalkan Jihoon yang masih terpaku
Matahari telah naik diseperempat langit, itu artinya Woojin harus segera berangkat kekantornya, mungkin sudah banyak berkas yang menumpuk dimeja kerjanya meminta untuk ditandatangani
Dengan langkah lambat Woojin berusaha meraih handuk dan berjalan menuju kamar mandi untuk segera membersihkan badannya yang terasa lengket. Sesampainya dikamar mandi, Woojin berdiri didepan cermin dan menatap lekat wajahnya yang terpampang jelas disana, sepersekian detik ia hanya menatapi wajahnya tanpa bergerak sedikit pun. Entah apa yang ia rasakan saat ini, tapi ia terus saja memikirkan apakah perlakuannya terhadap Jihoon terlalu kasar. Selama ini ia tidak pernah sekali pun melakukan hal yang sampai membuat kekasihnya ah tidak lebih tepatnya mantan kekasihnya itu sampai menangis. Namun apalah daya rasa kecewanya terus saja menuntut hatinya untuk membenci gadis itu. Rasa kecewa dan terkhianati terus saja menggerayangi fikirannya
.
.
.15 Menit kemudian, Woojin telah selesai membersihkan tubuhnya dan ia pun telah siap dengan setelan kerjanya. Sungguh ia terlihat tampan dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih. Segera ia meraih tas kerjanya dan beranjak meninggalkan apartemennya
KAMU SEDANG MEMBACA
1 20√e 980 (2Park) ✔
General Fiction1 20√e 980 (Implied Symbol) Menyiratkan sebuah makna mendalam ketika kata itu diucap kan 1 20√e 980 Simbol tentang kisah kita - Bahasa baku