Drttt . . . Drrrttt
Woojin segera meraih ponselnya yang ia letakkan diatas meja disamping tempat tidurnya, dengan mata yang masih sangat mengantuk Woojin berusaha menekan tombol hijau pada layar ponselnya " yeobeoseyo "
" . . . "
" Kenapa tiba-tiba dibatalkan ? "
" . . . "
" Baiklah, kalo begitu kalian duluan saja kembali ke Seoul aku dan Jihoon akan menyusul "
Sambungan telpon terputus, Woojin melirik jam yang ada di ponselnya, jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi dan ia harus segera kembali ke Seoul karena jam 3 sore ia harus memimpin rapat penutupan pemotretan akhir musim semi
Woojin bangun dan meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku terlebih dahulu, setelah dirasa tububnya sudah terasa nyaman ia segera pergi kekamar tamu yang ditempati oleh Jihoon
Sebenarnya ia tidak tega membangunkan Jihoon sepagi ini tapi mau bagaimana lagi karena mereka harus segera kembali ke Seoul
Sebelum ia membangunkan Jihoon tak lupa Woojin memberikan satu kecupan selamat pagi dikening gadisnya " sayang, bangunlah " Jihoon belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun dan itu semakin membuat Woojin tidak tega untuk membangunkannya " sayang, Park Jihoon ayo bangun "
Tak lama tubuh Jihoon sedikit bergerak " hmppttt " dengan sorot mata yang masih redup dan samar-samar ia melihat Woojin tersenyum disampingnya " Woojin~~ "
" Selamat pagi sayang "
" Selamat pagi~~~ ada apa Woojin "
" Kita harus segera kembali ke Seoul "
" Kenapa ? bukankah kita masih harus melanjutkan pemotretan di Jeju ? "
" Pemotretan disana dibatalkan dan kita harus disuruh untuk segera kembali ke Seoul "
" Tapi kenapa tidak ada yang mengabariku ? "
" Aku tidak tau, sebaiknya kau segera bersiap-siap dan aku pun juga akan bersiap-siap "
" Hmm baiklah "
Woojin tersenyum dan mengusak puncak kepala Jihoon terlebih dahulu sebelum ia keluar dari kamar kekasihnya ini
" Ibu aku dan Woojin pamit pulang "
" Iya sayang, sering-seringlah kesini untuk menemui ibu ya "
" Pasti bu, Jihoon pasti akan menemui ibu lagi " ucap Jihoon sambil memeluk tubuh wanita yang sebentar lagi juga akan menjadi ibunya
Setelah itu Jihoon bersalaman pada ayah Woojin " ayah Jihoon pamit ya "
KAMU SEDANG MEMBACA
1 20√e 980 (2Park) ✔
Ficção Geral1 20√e 980 (Implied Symbol) Menyiratkan sebuah makna mendalam ketika kata itu diucap kan 1 20√e 980 Simbol tentang kisah kita - Bahasa baku