120√e 980 | Flashback 17

282 33 33
                                    

Deru angin yang berhembus menghantam pepohonan seakan memberikan ketenangan pada diri Jihoon namun hanya diri bukan batin, batinnya seakan remuk tak bersisa seolah tak dapat lagi untuk disatukan. Helaan nafas yang sering terdengar dari mulutnya seolah-olah memberikan isyarat bahwa ia sudah mulai lelah

Angin semakin kencang berhembus sampai-sampai mampu menciptakan gelombang kecil ditengah danau

Bolehkah ia mengucap rindu pada Woojin sekarang ?

Entah apa yang sedang lelaki itu lakukan dan mungkin ia sudah benar-benar melupakan Jihoon setelah kejadian tadi malam

" Kau tau Woojin, kau itu lelaki bodoh yang pernah aku temui tetapi juga lelaki yang paling istimewa yang pernah aku miliki " Jihoon mencoba tersenyum saat sekelebat senyuman manis itu lewat didepan matanya " sekarang aku tau, kau memang benar-benar mencintaiku "

.
.
.

Waktu tak bisa berbohong, beberapa tahun yang mereka lalui memang sangat indah, sekarang hancur begitu saja seperti debu yang tersiram air hujan

" Aku memang masih mencintaimu Park Jihoon tapi rasa benci ini menyuruhku untuk bertindak lain "

" . . . Aku memang bodoh, aku lelaki pengecut mungkin setelah ini kau bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dariku "

 Aku memang bodoh, aku lelaki pengecut mungkin setelah ini kau bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dariku "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ya Park Jihoon-ssi apa yang sedang kau lamunkan ? " ucap Yuna teman kerja Jihoon

Jihoon tersentak dari lamunannya tapi tak berniat untuk memberi jawaban atas pertanyaan Yuna

" Setelah ini apa yang akan kau lakukan ? " tanya Yuna lagi, ia tak tahan melihat sikap Jihoon yang lebih pendiam sekarang

Jihoon menggeleng lemah " aku pun tak tau "

Yuna memutarkan bola matanya jengah " yak, sudahlah aku tak tahan melihat sikapmu yang sekarang, mana Park Jihoon yang ceria hah, aish aku tak merasa mempunyai teman seperti ini "

Jihoon tersenyum, ia merasa selalu baik jika Yuna ada didekatnya " Yuna-ya terimakasih "

" Untuk ? "

" Semuanya, kau memang sahabat terbaikku bahkan disaat aku merasa tidak baik kau selalu bisa menghiburku "

Lalu Yuna pun berdiri dan duduk disamping Jihoon " itu lah gunanya sahabat Park embul ku "

" Yak, kau masih saja memanggilku dengan sebutan itu " Jihoon kesal dan melepaskan pelukan Yuna

Wanita yang lebih muda dari Jihoon itu pun tertawa melihat wajah kesal Jihoon yang sangat menggemaskan " ehehe maaf, kau kan memang embul "

" Itu dulu sekarang sudah tak lagi "

" Oke oke sekarang Park Jihoon eonnie sudah seksi dan langsing "

1 20√e 980 (2Park) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang