Maaf banget nih aku publish ulang karna Walkers aku revisi ulang alur ceritanya serta pemain nya..
Semoga kalian tetap suka yaa
Korea, November 2017
"Lima ekor anjing ditemukan mati di sebuah perumahan dengan luka bekas gigitan di leher. Masih belum jelas penyebabnya, namun beberapa peneliti yakin gigitan tersebut bukan berasal dari hewan buas melainkan berasal dari gigitan manusia."
"Apa? Omong kosong macam apa ini." Siyeon pun mematikan saluran televisi, merasa muak dengan berita yang di tayangkan barusan. Ia bahkan tertawa pelan. Tawa yang terdengar seolah-olah sedang mengejek seseorang. "Manusia menggigit anjing? Menurutku anjing lah yang mengigit manusia."
Sudah cukup untuk omong kosong hari ini. Belakangan ini ada banyak saluran televisi memberitakan tentang hal-hal yang di luar nalar. Siyeon merasa muak karena beberapa hari belakangan setiap berita selalu membahas mengenai kasus tewasnya lima ekor anjing secara misterius.
"Bu, aku berangkat kuliah." Ujar Siyeon berteriak dari pintu.
Ibu berlari dari dapur, celemek bahkan masih terpasang di tubuhnya. "Kau tak mau sarapan dulu?" Siyeon menggeleng, "Aku akan sarapan di kantin saja. Ibu tak perlu repot menungguku pulang untuk makan malam." Setelahnya Siyeon langsung meninggalkan rumah.
"Putriku! Semangat di hari pertama mu berkuliah ya!" Teriak Ibu.
Siyeon hanya melambai ringan sambil terus melangkah menuju halte bus di depan gang.
oOo
"Merusak properti di hari pertamamu masuk kuliah, Nona Karina?"
Mrs. Kang menghela nafas. Darahnya seolah mendidik naik ke otak karena lawan bicaranya yang diam saja seperti patung dengan kepala tertunduk.
"Kalau sudah seperti ini, terpaksa saya harus menghubungi orang tuamu Nona Karina."
"Oh tolong lah, Mrs. Jangan lakukan itu."
"Oh, rupanya kau bisa bicara." Mrs. Kang menghela nafas. "Kau merusak properti kampus, itu artinya kau harus ganti rugi."
"Baiklah." Karina bersandar pasrah atas nasib buruk yang sudah menimpanya hari ini. "Berapa banyak yang harus saya ganti?"
"30 won."
"Sial! Itu terlalu banyak."
"Karina, bahasamu!" Tegur Mrs. kang. "Kau sekarang sedang berada di ruang konseling."
"Maafkan saya, Mrs. Saya hanya terkejut." Tangan Karina reflek terangkat memijat pelipis. Kepalanya mendadak pusing memikirkan dimana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Belakangan ini sangat sulit mencari uang. Andai saja ia terlahir dari keluarga kaya raya, pasti kehidupan takkan sesulit ini.
"Mrs, tolong berikan saya waktu untuk membayarnya." Karina menangkupkan kedua telapak tangan memohon kepada Mrs. Kang yang terlihat menghela nafas berat. "Beri saya kesempatan." Pintanya penuh harap.
"Baiklah, saya beri waktu satu pekan."
• • •
"Māmā."
"Shì?"
Yireon menuruni anak tangga, melangkah penuh semangat menghampiri ibunya yang baru saja kembali dari bekerja.
"Mama baru sampai?"
Nyonya Wang mendaratkan tubuh yang penat ke sofa. Melihat sambutan hangat dari sang putri membuatnya tersenyum lebar. "Yireon, Mama sangat lelah."
"Apakah terjadi sesuatu di rumah sakit?" Yireon mendekati ibunya, duduk di sisinya dengan tenang sambil tangannya bergerak mengusap tangan sang ibu.
"Bukan masalah besar, sayang." Nyonya Wang mengusap lembut pucuk kepala Yireon, senyuman di wajah letihnya tak pernah pudar. "Kamu tidak berangkat kuliah?"
Beginilah dirinya, selalu pulang ketika pagi hari.
"Baru saja aku mau berangkat." Yireon beranjak dari duduknya, membungkuk sedikit untuk mencium singkat kedua pipi ibunya.
"Berhati-hati lah di jalan, Sayang."
"Iya, Mama." Yireon mengangguk seraya menarik tali tas ke bahunya. "Istirahat yang cukup dan jangan lupakan vitamin Mama ada di meja."
* * *
Siyeon berjalan santai melewati koridor kampus. Tak mengenal siapa pun di sini membuatnya sedikit canggung, sehingga ia pun menundukkan kepala setiap kali melalui seseorang.
Bukan karena ia seorang pemalu, tetapi karena kepribadiannya yang cenderung suka menutup diri dan tidak suka ketika harus membalas sapaan orang lain.
"Hey, Park Siyeon."
Sialan, Siyeon kenal suara ini.
"Kemarilah."
Semakin suara itu mendekat, semakin cepat pula Siyeon melangkah kakinya melewati koridor. Ia merasa lega saat berhasil masuk kelas. Namun, sialan, sekumpulan pemuda berengsek itu mengikutinya sampai ke dalam kelas. Sungguh awal pagi yang buruk untuk ia menghabiskan hari.
"Bagus sekali, kita satu kelas Nona Park."
Siyeon mencoba bersikap tidak peduli, tetapi pemuda di depannya ini tidak akan meninggalkannya sendirian begitu saja. Tidak ketika ia belum puas mengganggu dirinya.
"Sebenarnya apa mau mu dariku, Jeno?" Siyeon tentu saja merasa geram. Ia merasa lelah. Bahkan setelah lulus dari sekolah menengah atas ia masih bertemu Jeno yang kurang ajar.
"Apa mau ku?" Jeno terkekeh.
Kekehan iblis menurut Siyeon.
"Aku mau menggoda habis habisan gadis ku."
"Gadis mu?" Siyeon tertawa geli. "Kau terlihat sangat menjijikkan bagiku."
Siyeon membereskan barang barangnya di atas meja kemudian memilih pindah duduk di sebelah orang lain. Sementara di tempatnya Jeno hanya tertawa karena merasa puas sudah membuat suasana hati gadis itu menjadi buruk.
Bersambung....
tenang aku cuma revisi cara penulisan dan beberapa karakter
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] WALKERS
AdventureKetika bumi tempat yang aman bagi umat manusia telah berubah menjadi tempat mengerikan dan tak aman lagi akibat kesalahan para ilmuwan. Virus berbahaya menyebar melalui udara, menginfeksi mereka yang memiliki imun lemah. Apakah mereka yang memiliki...