maaf ya semua butuh waktu lama buat aku update
enjoy everyone...
oOo
Yireon berjalan cepat menaiki setiap anak tangga mansion menuju ke lantai tiga, berniat masuk ke dalam ruangan di mana Chenle dan Sersan Mayor Kim sedang membicarakan sesuatu.
"Maaf Nona Yireon, Tuan Chenle tidak ingin ada yang—"
"Minggir, Tao." Suara Yireon terkesan dingin, wajahnya datar menatap pria yang menghalangi pintu itu. Tao tidak bergeming, perintah tetaplah perintah. Sepenting apapun Yireon bagi tuannya, tetap tidak ada alasan baginya memberi jalan. "Maaf Nona, yang aku lakukan di bawah perintah tuan Chenle."
Yireon mendengus kesal. "Ayolah Tao, aku mohon—"
"Tidak bisa."
Yireon menggaruk keningnya yang tak gatal, menunduk memikirkan cara untuk menerobos masuk. Setelah cukup lama berdiri diam, ia pun memutuskan untuk berlalu pergi. Namun, itu hanya tipuan untuk mengelabui Tao. Saat pria itu tidak melihat, Yireon berbelok bersembunyi di balik lemari besar.
Yireon mengintip sedikit, menggerutu pelan karena Tao benar-benar berdiri di sana tanpa berniat meninggalkan pintu. Tak kehabisan akal, ia mulai memikirkan cara untuk mengalihkan perhatiannya. "Apa yang harus aku lakukan—" gumamnya pelan sambil memperhatikan sekitar, mencari-cari sesuatu yang dapat membantunya melancarkan aksi. Pandangannya tertuju pada sebuah vas bunga di atas meja nakas, kedua ujung bibirnya tertarik membentuk seringaian ketika ide bagus terlintas dipikirannya.
Perlahan tapi pasti, Yireon mengendap hati-hati meraih vas bunga tersebut. Dalam hitungan ketiga, ia pun bersiap melempar benda tersebut.
Prankk....
Vas bunga terjun bebas dari lantai tiga, hancur lebur menghantam lantai keramik yang menyebabkan suara keras. Yireon tersenyum puas saat Tao mulai menuruni tangga untuk mengecek keadaan. Tanpa membuang kesempatan, dengan gerakan cepat ia meleset masuk ke dalam ruangan yang telah tak di jaga itu.
"Tidak mudah bagi kita—"
BRUKK...
Percakapan antara Chenle dan Sersan Mayor Kim terpotong karena gertakan pintu dari Yireon yang menerobos masuk. Kening Chenle berkerut karena gadis itu berhasil menerobos masuk melewati penjagaan ketat Tao.
"Chenle, kau harus pikirkan lagi."
"Tuan—" Tao masuk ke dalan ruangan dengan langkah tergesa-gesa dan nafas terengah. "Maafkan aku, Tuan. Nona Yireon masuk secara paksa."
Tangan Chenle terangkat memijat pelan pelipisnya, merasa pusing memikirkan betapa keras kepalanya Yireon dengan pendiriannya. Dengan satu gerakan jari, ia memerintahkan Tao untuk keluar dari ruangan yang segera dituruti oleh pria itu.
"Sersan, aku serahkan semua padamu."
Sersan Mayor Kim mengangguk singkat, lalu berpamitan meninggalkan ruangan, menyisakan Chenle dan Yireon berduaan.
"Jadi—" Yireon sengaja menggantung ucapannya. Bicara dengan nada sedikit menggoda pemuda itu.
"Jangan tanyakan apapun!"
Bibir Yireon terangkat membentuk senyuman tipis. "Kau akhirnya setuju dengan rencana berangkat ke Amerika?"
"Apa boleh buat? Kalian semua sangat menginginkannya." Chenle menjeda ucapannya ketika melihat Yireon berjalan kearahnya dengan langkah pelan tapi pasti. "Lagi pula aku sudah berjanji pada orang tuamu untuk selalu menjaga mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] WALKERS
AdventureKetika bumi tempat yang aman bagi umat manusia telah berubah menjadi tempat mengerikan dan tak aman lagi akibat kesalahan para ilmuwan. Virus berbahaya menyebar melalui udara, menginfeksi mereka yang memiliki imun lemah. Apakah mereka yang memiliki...