Left

1.8K 309 6
                                    

cerita ini udah lama banget aku bikin, baru sekarang aja ada waktu revisi gaya penulisa. ku harap kalian suka ya...

happy readings....


oOo

Yeonjun akhirnya dapat bernafas lega setelah berhasil melewati kerumunan masusia yang mengamuk dijalan kota. Sekarang mereka memasuki kawasan jalan yang lumayan sepi. Suasana terasa begitu mencekam karena tak ada satu pun penerangan lampu di sisi jalan.

"Kemana lebih dulu tujuan kita?" Yireon membuka suara setelah hening cukup lama. Saat ini mereka telah meninggalkan pusat kota menuju area perumahan.

"Dengar, ada seorang teman yang sedang menungguku. Kita bisa menjemputnya lebih dulu sebelum pergi ke tempat tujuanmu." Yeonjun melirik Yireon melalui cermin tengah, menunggu respon gadis itu. Beruntung tampaknya dia tak mempermasalahkan hal itu, sehingga Yeonjun dapat berkendara tanpa harus merasa cemas. Mereka yang ada di dalam pun memberikan respon sama.

Karina menghela nafas lega, ia sempat takut yang lainnya akan menolak untuk ikut pergi menjemput Soobin.

Sementara dibagian kursi penumpang paling belakang di isi oleh Jinyoung dan Eunbin. Mereka tampaknya tidak berniat ikut campur pada pembicaraan. Setelah mendengar niat baik Yeonjun untuk menjemput temannya, Jinyoung seketika teringat dengan sang sepupu. Tiba-tiba saja ia mengkhawatirkan dia, dan merasa memiliki tanggung jawab untuk membawanya ikut bersama mereka.

Melihat kekasihnya yang hanya diam, Eunbin tahu bahwa dia sedang memikirkan sesuatu. Itu sebabnya ia memilih untuk bertanya, "Apa yang kau pikirkan?"

"Hyunjin..." Pandangan Jinyoung beralih menatap kekasihnya, "Kurasa aku harus membawa dia bersama kita."
Mendengar itu sontak mata Eunbin melebar menandakan ia sedikit terkejut dengan pernyataannya. "Dia sudah dewasa untuk mengurus dirinya sendiri. Kita pasti akan menemukannya di tempat lain."

"Eunbin, aku tahu kau khawatir, tapi aku merasa harus melakukannya."

"Jinyoung, aku bilang tidak berarti tidak." Ujar Eunbin menekan setiap kata-katanya, karena itu Jinyoung hanya diam memberinya tatapan gusar. Tidak mau melihat tatapan itu, Eunbin pun membuang muka kearah lain.

Sedangkan di kursi tengah, tak sengaja Yireon dan Siyeon mendengar pembicaraan antara sepasang kekasih tersebut. Mereka tidak bermaksud menguping, tapi mereka sendiri juga tak bisa menghentikan telinga untuk terus mendengarkan.



🍀🍀🍀



Setelah berkendara lumayan jauh, mereka akhirnya tiba di sebuah distrik perumahan tempat tujuan awal. Yeonjun menarik rem tangan mobil lalu melepas sabuk pengaman yang terpasang, "Kalian mau menunggu disini atau masuk?"

"Aku dan Yeonjun akan masuk." Ucap Karina sambil membuka pintu kemudian turun dari mobil disusul oleh Yireon dan Siyeon yang sepertinya juga ingin mampir sebentar.

Yeonjun membungkuk melihat ke dalam mobil, "Kalian tidak ikut?"

Jinyoung melirik kekasihnya sekilas sebelum akhirnya menggeleng.

"Kami akan menunggu disini." Ujar Eunbin.

"Baiklah." Yeonjun kembali berdiri tegap, "Kalau begitu kubiarkan kacanya terbuka." Ia pun segera membawa Karina, Yireon dan Siyeon masuk ke dalam rumah untuk menemui Soobin.

Sementara di dalam mobil keheningan masih menghiasi. Jinyoung menggigiti pipi bagian dalam karena merasa gugup. Eunbin juga tampaknya tak berniat bicara apapun. Dan untuk kali ini saja, Jinyoung merasa ia harus mendengarkan isi hatinya. Ia akhirnya membuka mulut setelah diam cukup lama.

[1] WALKERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang