yuhuuu aku update lagi malam ini
enjoy dan selamat membaca...
oOo
Suara desiran suara ombak terdengar jelas ditelinga. Aroma laut yang khas menyeruak masuk ke indra penciuman. Angin berhembus cukup kencang sehingga mampu membuat kapal yacht bergoyang diatas air pantai.
Suasana di kapal yacht begitu tenang dan hening. Mungkin karena jam telah menunjukkan waktu tengah malam, mereka yang kelelahan setelah seharian berkendara memilih beristirahat. Yireon masih terbangun, duduk dibagian atas kapal sambil memperhatikan daratan.
Yireon menoleh saat merasakan adanya sebuah pergerakan dibelakangnya. Bibirnya tersenyum tipis menyambut kedatangan Eunbin yang terlihat tak bersahabat. Dia berdiri disisi pembatas kapal, pandangannya lurus ke daratan.
"Ku pikir kau sudah tidur." Yireon berusaha bicara sesantai mungkin meskipun tak dapat ia pungkiri kondisi mereka sangat canggung satu sama lain.
"Aku tidak bisa tidur."
Tatapan Yireon beralih menatap Eunbin. Nada bicaranya terdengar sinis, dan itu sangat menganggu pikirannya, "Tenang, eunbin, kita tidak akan pergi sebelum Jinyoung kembali. Dia harus mengembalikan benda penting yang dia bawa di mobil itu."
Kedua ujung bibir Eunbin tertarik menampilkan seringaian, mendengar ucapan Yireon barusan membuatnya merasa lucu. "Ya, setidaknya aku tahu alasanmu tetap mau menunggu karena lebih mementingkan sebuah benda."
Yireon menghela nafas, "Apa masalahnya? Kau dan aku punya alasan yang sama untuk menunggu lagi."
"Aku tidak sama denganmu." Eunbin berdecih dengan raut wajah menampilkan ketidaksudian, kening Yireon berkerut karena sikapnya. "Berhenti bersikap seolah kau peduli pada Jinyoung."
"Kenapa kau selalu menudingku? sejak di kafe kau selalu sinis terhadapku dan Siyeon, ada apa denganmu?" Yireon tidak tahan lagi harus bersabar menghadapi sikap sinis Eunbin padanya. Ia lelah harus berpura-pura tak peduli pada sikap kekanak-kanakan Eunbin, sangat memuakkan.
"Mungkin jika kalian tidak muncul, semua tidak akan terjadi."
"Baik-baik saja katamu?" Yireon tertawa sinis, "Aku memberi kalian pilihan ikut bersamaku atau tinggal, dan kalian memilih ikut bersamaku. Bisakah kau hentikan sikap sinismu itu? aku sudah bilang aku tidak akan pergi sebelum jinyoung datang bersama benda itu, berhenti memperumit keadaan." Yireon memijat pelipis karena merasakan kepalanya berdenyut, "Tolong tenang saja."
"Tenang katamu? bagaimana aku bisa tenang saat memikirkan satu-satunya orang yang sayang dan peduli padaku entah berantah diluar sana. Aku bahkan tidak tahu apa yang dia hadapi disana." Eunbin tahu ia bersikap berlebihan, masa bodoh meskipun semua orang menganggapnya terlalu bergantung pada seorang pria, ia tidak butuh pendapat orang lain karena yang ia butuhkan adalah kehadiran Jinyoung di sisinya.
Yireon terdiam, ia bahkan tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini tantang orang terdekatnya. Ayah dan ibunya pergi sebelum kekacauan terjadi, Yireon tidak tahu harus menyikapinya seperti apa.
* * *
Matahari mulai terbit menampakkan sinar menyinari bumi. Perlahan Jeno terbangun akibat cahaya terang yang memantul dari depan. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah pantai. Mereka berkendara dipinggir pantai.
"Kita hampir mencapai dermaga." Jinyoung melirik kearah Jeno sekilas sebelum kembali menatap jalanan di depan. Dini hari tadi sekitar pukul tiga, Sunwoo meminta bertukaran menyetir karena sangat mengantuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/180560799-288-k680951.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] WALKERS
AdventureKetika bumi tempat yang aman bagi umat manusia telah berubah menjadi tempat mengerikan dan tak aman lagi akibat kesalahan para ilmuwan. Virus berbahaya menyebar melalui udara, menginfeksi mereka yang memiliki imun lemah. Apakah mereka yang memiliki...