Head to destruction

2.3K 351 9
                                    

aku bakal mengusahakan merevisi fanfic ini dengan cepat

happy readings....


oOo


Siyeon semakin mengeratkan dekapan jaketnya ketika merasa angin berhembus terlalu dingin. Suasana kota saat ini sedikit ricuh, dari kejauhan ia dapat melihat massa sedang melakukan protes didepan kantor kepolisian.

Awalnya Siyeon ingin pergi saja, namun setelah membaca sebuah papan dengan tulisan 'dimana keadilan untuk wanita tua yang telah ditembaki secara brutal itu' ia menjadi sedikit penasaran hingga nekat menembus kerumbunan massa tersebut.

"Permisi tuan, apa yang terjadi?" Ia bertanya pada seorang pria paruh baya.

"Ada seorang polisi yang menembaki wanita tua tadi malam."

Siyeon menyerngit, ia merasa terdesak dan terhimpit-himpit karena kerumunan massa yang terus berseteru. Nafasnya sedikit terengah, makanya ia memilih keluar saja dari kerumunan dan secara tak sengaja bertemu Yireon.

"Eh, maaf." Siyeon bergeser sedikit setelah tak sengaja menyenggol lengan Yireon karena berusaha keluar dari kerumunan tadi.

"Tak apa-apa." Ucap Yireon dengan senyuman ramah.

Siyeon hanya tersenyum canggung. Mereka tidak dekat dan hanya saling tahu nama satu sama lain karena beberapa kali berada dikelas yang sama.

"Kau melakukan protes massa juga?"

"Oh tidak." Siyeon menggeleng cepat, "Aku hanya penasaran dengan apa yang terjadi." Mendengar itu Yireon mengangguk-angguk, lalu tatapannya tertuju pada kantor polisi di depan sana. Kemudian tatapannya kembali tertuju pada Siyeon, "Kalau boleh, bisakah aku meminta bantuanmu?"

"Apa itu?"

"Ini kunci mobilku." Yireon menarik tangan Siyeon lalu menjejalkan kunci tersebut ke tangannya.

Lantas, Siyeon menatap gadis itu dengan raut bingung. "Kenapa kau berikan padaku?"

"Hanya kau yang bisa membantuku. Aku takkan bisa melakukan ini sendiri. Aku butuh bantuanmu." Yireon terlihat sangat bersungguh-sungguh ketika meminta bantuan, sehingga Siyeon merasa sedikit tak tega untuk menolak permintaannya.

"Ku mohon..."

Siyeon menghela nafas lalu akhirnya mengambil kunci tersebut meskipun masih merasa bingung. "Katakan apa yang harus aku lakukan?"

"Tunggu saja aku di mobil, dalam lima belas menit aku akan kembali." Tanpa menjelaskan lebih detail, Yireon langsung berjalan mengitari kantor polisi untuk masuk melalui pintu belakang.

Sedangkan tak jauh dari kantor polisi, Siyeon telah menemukan mobil milik Yireon. Langsung saja ia membawanya ke belakang gedung tersebut sesuai dengan arahan Yireon.



• • •

Mengenai kekacauan massa yang terjadi beberapa waktu, rupanya pemerintah telah menyadarinya. Tampaknya semakin banyak orang yang menjadi korban wabah virus, sehingga berita-berita mengenai perencanaan karantina secara ketat sudah mulai diumumkan akan terjadi dalam waktu secepatnya.

"Untuk keamanan anda, kami mengharapkan tetap diam di rumah jika tak ada kepentingan diluar. Apapun itu, selalu gunakan masker mengingat penyebaran virus semakin pesat."

"Yeonjun!"

Yeonjun terlonjak kaget saat Karina tiba-tiba datang menggebrak pintu rumahnya sambil berteriak memanggil namanya.

[1] WALKERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang