alhamdulillah ternyata aku bisa konsisten menyelesaikan memperbaiki penulisan fanfic ini, meskipun ga banyak pembaca baru, aku tetep semangat.
enjoy dan selamat membaca...
oOo
"ANGKAT TANGAN!"
Mereka berdiri diam dalam posisi mengangkat tangan ke atas. Tak ada yang berani berkutik ketika para tentara itu menondongkan senjata kearah mereka.
"Sialan, Yireon kenapa kau menyuruh kami mengumpul senjata?" Sunwoo menggerutu pelan, sementara Yireon tak berminat menjawab pertanyaannya.
"Sekarang apa yang akan kita lakukan?" Eunbin berdiri tenang sambil memperhatikan barisan orang-orang bersenjata di depan sana. "Kita sudah sejauh ini."
"Yireon, jangan bilang kau telah menjebak kami?" Soobin sepenuhnya mempercayai Yireon, namun kejadian ini membuatnya sedikit berprasangka buruk. Karena ini, yang lain justru mulai terpengaruh oleh kata-katanya.
"Teman-teman, tolong diam saja dan percaya padaku. Aku bisa jamin kita akan baik-baik saja." Yireon berusaha bicara setenang mungkin agar tak menyita perhatian orang-orang itu. Ia mulai kesal karena mereka menganggapnya pengkhianat kelompok.
"DI ANTARA KALIAN ADA YANG TERINFEKSI?"
"AMAN!" teriak Yireon.
"KALIAN MEMBAWA SENJATA?"
"TIDAK—— satu pun."
Mendengar jawaban Yireon, mereka mulai mengerti alasan di balik dia meminta mengumpulkan kembali senjata untuk di sembunyikan.
Yireon memperhatikan barisan tentara tersebut mulai melebar ketika ada yang datang dari arah belakang. Kedua sisi bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis ketika melihat siapa yang datang. Karena itu, dia berani melepas masker yang sedari tadi menutup setengah wajahnya.
"Yireon, kau kah itu?"
Yireon menghela nafas lega sambil menurunkan tangan ke bawah, sedangkan teman-temannya masih sedikit takut menurunkan tangan. "Tidak apa-apa, kita aman sekarang."
"Kau yakin?" tanya Yeonjun was-was.
"Ya, kalian bisa percaya padaku." Yireon berbalik lalu berjalan ke depan menghampiri barisan tentara yang kini telah menurunkan senjata mereka. Bibirnya tersenyum lebar ketika menerima pelukan sambutan hangat, "Syukurlah kau datang, Tao." Ucapnya beberapa saat setelah pelukan terlepas.
"Apakah itu kekasihnya yang selama ini dia hubungi terus?" bisik Sunwoo penasaran.
"Dia bilang mereka tidak pacaran." Ujar Yeonjun sinis.
"Akhirnya kau tiba di China." Tao meletakkan kedua tangan ke bahu Yireon, memandangnya dari atas sampai ke bawah. "Ini seperti bukan dirimu. Yireon yang aku lihat biasanya terlihat rapi dan—— bersih." Mendengar itu, lantas Yireon tertawa pelan. "Ya, aku belum mandi hari ini."
"Tapi aku senang kau baik-baik saja." Ucap Tao.
"Dimana Chenle?"
"Mansion, selalu."
"Aku berjanji padanya hanya membawa satu teman tapi aku membawa melebihi kapasitas." Tao memperhatikan satu persatu teman yang di bawa Yireon dari korea. "Ya, itu memang agak melebihi kapasitas."

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] WALKERS
MaceraKetika bumi tempat yang aman bagi umat manusia telah berubah menjadi tempat mengerikan dan tak aman lagi akibat kesalahan para ilmuwan. Virus berbahaya menyebar melalui udara, menginfeksi mereka yang memiliki imun lemah. Apakah mereka yang memiliki...