I'll try to tell you

1.4K 294 1
                                    

tadi malem aku ketiduran, asem, padahal niat hati mau update

semoga kali suka dan happy readings




oOo

Jinyoung membuka bagasi belakang mobil untuk mengambil tas berukuran besar yang berisikan beberapa senjata api. Saat pertama kali membuka tas ini ia cukup terkejut mengetahui Yireon menyimpan begitu banyak senjata berbahaya, seolah dia telah bersiap untuk menghadapi hal mengerikan di masa mendatang.

Dunia telah tak memiliki aturan.
Manusia bebas pergi membawa senjata, dan membunuh layaknya hal normal untuk dilakukan. Sekacau ini ketika dunia tak memiliki aturan dan hukum. Terlepas dari itu, mungkin inilah karma yang manusia dapatkan dari ulah tangan mereka sendiri.

Bumi telah mengambil haknya kembali.

Jinyoung mengeluarkan empat buah senjata api berukuran sedang lalu bergantian memberikan benda tersebut kepada yang lain.

"Tidak perlu." Sunwoo mengangkat pistol berjenis colt 1911 pemberian ayahnya dengan wajah bangga, "Aku punya senjataku sendiri." Jinyoung mengangguk singkat, ia mengembalikan satu senjata yang tersisa lalu meletakkan kembali tas tersebut ke dalam bagasi.

Hyunjin menyipitkan mata menatap sinar matahari yang bersinar begitu terang di langit. Gedung tinggi dengan jumlah lima belas lantai di depan adalah tujuan utama mereka hari ini.

"Di dalam sana mungkin berbahaya." Jeno membuka penutup magazine untuk memastikan peluru terisi penuh. Setelah selesai memastikan, tatapannya beralih pada Jinyoung, "Dari mana kau dapatkan senjata-senjata ini?"

"Pemilik mobil ini." Jinyoung menjawab sambil mengarahkan telunjuk ke mobil yang telah menemani mereka bepergian selama beberapa hari. "Dia seorang perempuan."

"Apakah dia cantik?" Hyunjin bertanya dengan raut serius, namun Jinyoung tidak berminat sama sekali menjawab pertanyaannya.

"Aku sangat mengharapkan kerja sama tim yang baik." Secara bergantian Jeno menatap Sunwoo, Jinyoung dan Hyunjin. Ia menaruh banyak harapan pada tim ini, karena meskipun mereka baru bertemu beberapa hari yang lalu, ia memutuskan untuk mempercayai mereka.

"Ya, kita bisa saling percaya." Sunwoo berusaha membuat dirinya yakin dan percaya meskipun masih ada terbesit keraguan. "Kurasa aku mempercayai kalian." gumamnya pelan.

Mereka tidak boleh meragukan satu sama lain agar mencapai keberhasilan. Itulah kunci utama dari sebuah tim.
Tidak peduli seberapa pendek waktu untuk saling mengenal, ketika mereka memilih untuk saling percaya, maka itulah yang harus selalu mereka lakukan.

"Kalian semua tahu seberapa penting benda ini untuk kelangsungan hidup kita di masa mendatang." Mereka mengangguk, sepenuhnya mengerti pada ucapan Jeno.

Jinyoung bertekad untuk menyelesaikan misi dengan cepat. Rasa bersalah karena meninggalkan Eunbin telah mengganggunya selama beberapa hari. Secepatnya ia akan kembali ke rumah Yeonjun setelah berhasil mendapatkan benda incaran mereka. Bahkan jika ia terlambat kembali dan Eunbin telah pergi, ia berjanji akan menemukannya.

"Kenapa siang hari terlihat lebih mengerikan dibanding malam hari?." gumam Sunwoo.

Seperti yang mereka lihat saat ini, sejauh mata memandang hamparan luas didepan hanya dipenuhi oleh mayat. Udara tidak sedap menyerngit masuk ke dalam indra penciuman mereka.



* * *



Yireon berjalan meninggalkan kamar selagi teman-temannya mengemas perbekalan untuk menempuh perjalanan jauh. Di ruang tengah ia bertemu Siyeon dan Eunbin yang baru kembali setelah mencari perbelakan dari rumah ke rumah yang tak jauh dari tempat ini.

[1] WALKERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang