enjoy dan selamat membaca....
oOo
"Maaf teman-teman, di gudang tidak ada peralatan menyelam." Yireon kembali dari gudang dengan raut wajah menyesal, "Hanya ada ini." Tangannya terangkat memperlihatkan dua kacamata renang untuk ukuran orang dewasa.Jeno berjalan kearah Yireon lalu mengambil kacamata tersebut dari tangannya, ia melemparkan satu kepada Hyunjin. "Aku bisa menahan nafas cukup lama."
"Ya, Jeno bisa menahan nafas selama satu menit di dalam air." Sunwoo mendelikkan bahu ketika melirik Jeno yang sedang menatapnya dengan ekspresi 'oh, ayolah, tidak perlu memberitahu semua orang tentang ini'
"Kalian membutuhkan tombak, mungkin kami bisa buatkan beberapa." Jinyoung mengalihkan tatapan pada Yireon, "Kita bisa gunakan kayu yang ada di gudang." Dia mengangguk memperbolehkan kayu tersebut digunakan. Karena kesepakatan telah dilakukan beberapa saat yang lalu, apapun keadaannya Jeno dan Hyunjin akan tetap menyelam meskipun tanpa bantuan tabung oksigen, setidaknya mereka bisa membantu membuatkan alat berburu.
"Biar aku ambilkan." Tangan Jinyoung terangkat menghalangi Yireon untuk melangkah lebih jauh, hal itu tak luput dari perhatian Eunbin.
Yireon melirik tangan Jinyoung lalu beralih ke wajahnya, "Biar aku saja." Ucapnya tanpa banyak basa-basi segera turun ke bawah diikuti oleh kekasihnya.
Siyeon berjalan mendekati Yireon lalu berbisik pelan, "Dia pasti dapat masalah di bawah sana. Kau lihat eskpresinya, kan?"
Sementara di bawah, Eunbin berdiri dengan posisi bersandar sambil menyilangkan tangan di depan dada, matanya memperhatikan pergerakan sang kekasih, hingga beberapa saat barulah dia menyadari tatapannya. Karena itu, Jinyoung segera berhenti untuk sekedar bicara padanya, "Kenapa?"
"Tadi kau baik sekali." Eunbin bicara begitu santai, tapi Jinyoung dapat menangkap tuduhan dalam suaranya. "Jangan berpikiran-
"Tidak, aku tidak."
Jinyoung menatap ke dalam mata gelap Eunbin, perlahan-lahan tatapannya mulai melembut, "Bisakah jangan mempermasalahkan ini? Kita baru saja bertemu setelah terpisah cukup lama, aku tidak mau bertengkar denganmu." Eunbin menghela nafas pelan, melalui tatapannya yang memohon meluluhkan hatinya untuk mengalah.
"Baiklah, maaf, aku tidak bermaksud memperburuk keadaan kita." Eunbin terpaku saat Jinyoung memeluknya. Rasanya sudah lama sekali hatinya tidak sehangat ini. Dan ketika Jinyoung memeluknya sekarang, rasanya seperti kedamaian menghampiri. Inilah yang ia butuhkan.
Mereka berpelukan cukup lama hingga Jinyoung lebih dulu melepaskan pelukan. Eunbin tersenyum hangat saat Jinyoung menyelipkan rambut depannya ke belakang telinga. Mereka bertatapan saling menggoda sebelum tertawa renyah karena malu.
"Nah, beginikan lebih baik." Gumam Jinyoung.
Mereka berhenti tertawa lalu Jinyoung kembali melanjutkan mengambil kayu yang tersimpan di rak paling bawah di gudang. Eunbin ikut membantu mengeluarkan kayu tersebut keluar dari gudang.
"Ngomong-ngomong, dimana kau menemukan kelompok barumu?"
"Jeno dan Sunwoo?" Jinyoung terdiam sebentar karena merapikan kembali beberapa barang ke tempatnya semula, sementara Eunbin menunggu jawaban. "Aku dan Hyunjin menyelamatkan mereka dari serangan zombie, sejak saat itu kami bepergian sebagai kelompok."
"Apakah mengerikan menyaksikan mayat-mayat itu bangun kembali?"
"Sangat mengerikan sampai sulit untuk mempercayainya."
• • •
Matahari bersinar begitu terik diatas langit, semua orang berkeringat karena suasana di dalam kapal sangat gerah dan panas, di tambah berkegiatan membuat tubuh mereka semakin gerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] WALKERS
AdventureKetika bumi tempat yang aman bagi umat manusia telah berubah menjadi tempat mengerikan dan tak aman lagi akibat kesalahan para ilmuwan. Virus berbahaya menyebar melalui udara, menginfeksi mereka yang memiliki imun lemah. Apakah mereka yang memiliki...