None

1.3K 287 32
                                    

yuhuu tanggal merah, sambil goleran di kasur, update dulu gak sih??

selama membaca yaa...




oOo

Jika boleh berharap, bisakah mereka meminta dibangunkan saja dari mimpi? Meskipun inilah kenyataan, terkadang masih terasa seperti mimpi. Mereka telah meninggalkan rumah, meninggalkan semua kenangan yang pernah dihabiskan di kota ini untuk memulai lembaran baru.

Perjalanan menuju dermaga terasa begitu berat. Yireon memandang wajah Eunbin dari pantulan cermin, hatinya bergejolak karena rasa bersalah, namun tak ada yang perlu di sesali. Eunbin bersandar sambil memandang jalanan. Tak satupun dari mereka memulai percakapan sejak meninggalkan rumah, terlalu tenggelam dalam kesunyian.

Yireon berdeham memecah keheningan saat hanya deru mesin menyala yang terdengar, "Di dermaga nanti, kita masih bisa menunggu Jinyoung selama beberapa jam." Matanya melirik Eunbin melalui pantulan cermin.

Eunbin tidak mengatakan sepatah kata. Meskipun masih ada waktu, ia terlalu ketakutan membayangkan Jinyoung tidak akan pernah berhasil menuju dermaga.

"Kau melakukan hal yang benar."

Yireon tersenyum kecil mendengar bisikan Siyeon. Dia telah memberinya banyak perhatian dan perasaan hangat, membuatnya akhirnya mengerti bagaimana dukungan kecil dapat memberikan efek luar biasa terhadap seseorang.

Beberapa jam setelah berkendara, Yeonjun menghentikan mobil ke tepi jalan saat melihat sebuah truk box makanan yang terparkir secara tak beraturan. Mereka segera turun dari mobil untuk mengecek, barang kali ada makanan yang bisa dibawa untuk perbekalan.

Di saat seperti inilah mereka harus pandai mengumpulkan banyak perbekalan untuk menghindari kelaparan dan haus.

Karina dan Siyeon mengelilingi truk box tersebut, menemukan pintu penutupnya dalam keadaan tak terkunci. "Sepertinya orang lain sudah lebih dulu membobol truk ini." Tak repot meminta bantuan, seorang diri Karina mendorong penutup keatas, menampilan kondisi box yang hampir bersih. Siyeon menghela nafas panjang sambil menelisik ke dalam box, mendapati masih ada beberapa makanan siap saji yang dapat mereka ambil.

"Kita bisa bawa sisanya."

Kedua wanita itu mulai mengumpulkan makanan siap saji yang masih layak konsumsi. Soobin datang membawakan  tas ransel untuk menyimpan temuan mereka.

"Mau kemana?"

"Aku mau mengecek bensin truk ini, siapa tau cukup banyak untuk persedian bahan bakar kita." Soobin mengangkat jerigen ukuran 25 liter ke udara agar Karina dapat melihatnya.

Di sisi lain tempat, Yireon berdiri dibawah pohon yang tak terlalu jauh dari tempat pemberhentian mereka, koneksi disini lumayan bagus. Sedangkan Eunbin memilih tetap diam di mobil karena sedang tidak berminat melakukan apapun.

Drrttt.. Drrtttt...

"Hey, Jinyoung menelfon!"

Eunbin menggeser tombol hijau di layar lalu menyalakan pengeras suara. Mereka yang berada tak jauh dari sana datang berkumpul untuk mendengarkan bersama-sama  informasi apa yang akan Jinyoung berikan.

"Jinyoung?" Eunbin memanggil, namun tak ada sahutan, dan yang terdengar hanya suara angin.

"Halo?"

"...."

"Jinyoung, kamu disana?"

"Eunbin?"

"Ya, ini aku."

[1] WALKERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang