setelah book ini selesai, aku bakal mulai melanjutkan proyek fan fiction house of the dragon dan bridgerton. so, pantengin terus yaa
enjoy dan selamat membaca...
oOo
"Jadi, apakah kau berniat untuk memberi penjelasan sekarang?"
Helaan nafas terdengar keluar dari bibir Yireon. Kepalanya masih berdenyut setelah berhadapan dengan si keras kepala Chenle, dan sekarang harus mendengarkan ocehan teman-temannya yang baru saja mengetahui tentang keberangkatan ke Amerika secara tidak di sengaja.
"Yireon, apa kau hanya akan diam seperti itu?" tanya Karina yang mulai tidak sabaran atas diamnya Yireon sejak tadi.
Yireon mengangkat kepala, memandang mereka lelah. "Teman-teman, kalian tidak perlu khawatir, semua ini urusanku. Kalian hanya perlu menunggu sampai waktunya tiba." Yireon tidak bermaksud apapun, sungguh. Ia melakukan ini semata-mata untuk menyelamatkan semua orang.
"Apa kau bercanda? Kita bersama dari awal. Kau pikir kami hanya akan diam melihatmu melawan Chenle?"
"Yeonjun, aku tidak melawan Chenle. Aku hanya berusaha meyakinkan dia untuk menyetujui rencana ke Amerika." Ujar Yireon menjelaskan agar tidak ada kesalahpahaman.
Siyeon menggenggam tangan Yireon, menatapnya dalam. "Maka kita lakukan bersama-sama."
Bergantian Yireon menatap mereka. Selama ini ia yakin Chenle akan menyetujui rencana ke Amerika, namun ia salah besar, karena pria itu tidak mau meninggalkan tempat ini. Sejak awal mereka tiba di sini, Chenle sudah bersikap berbeda, terlebih saat Yireon membawa orang lain bersamanya. Entahlah, Yireon merasa seperti Chenle telah kehilangan kepercayaan padanya.
"Memangnya ada apa di Amerika?" Soobin sudah memikirkan ini sejak tadi. Ia penasaran mengapa Yireon sangat ingin membawa mereka ke sana.
"Kami mendapat kabar dari Sersan Mayor Kim bahwa ada sebuah kota aman di Amerika yang belum tersentuh wabah. Kami juga mendapat kontak dari tentara Oh kalau akses VIP Chenle sudah di terima oleh Presiden Amerika. Kalian tentu mengertikan mengapa aku sangat membutuhkan persetujuan dari Chenle?"
"Jadi, maksudmu tanpa persetujuan Chenle, kita tidak dapat masuk ke dalam kota itu?" tanya Jinyoung.
Yireon mengangguk, "Kita mungkin bisa masuk ke negara Amerika tapi tidak ke kota itu."
Sementara mereka sibuk membahas Amerika, Eunbin hanya berdiam diri mendengarkan saja sambil melihat keluar jendela. Kepalanya terangkat menatap langit saat samar-samar mendengar suara helikopter yang semakin mendekat. Karena penasaran Eunbin beranjak menuju balkon dan melihat empat buah helikopter mendarat di lapangan tenis.
•
•
Empat buah helikopter berhasil mendarat tanpa hambatan. Helikopter tersebut tidak hanya membawa tentara, tetapi membawa beberapa warga Korea yang berhasil bertahan hidup.
"Nona Yireon."
"Sersan—" Yireon menyambut kedatangan Sersan Mayor Kim dengan pelukan hangat. Senang rasanya bertemu dengan seseorang yang dekat.
"Bagaimana?"
Yireon tersenyum kecut, "Dia sangat keras kepala. Kurasa harus kau sendiri yang membujuknya." Ucapnya pasrah.
"Serahkan saja semua padaku, bukan Kim Jongin namanya kalau tidak berhasil membujuk Tuan muda keras kepala itu."
Akhirnya, Sersan bernama lengkap Kim Jongin itu pergi memasuki mansion untuk menemui Chenle. Sebelum pergi, ia menyempatkan memerintah anak buahnya untuk mulai bertugas membantu tentara China yang bertugas disini. Sedangkan warga sipil Korea yang baru tiba tadi segera di bawa ke tenda medis untuk menjalani pemeriksaan virus.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] WALKERS
AventuraKetika bumi tempat yang aman bagi umat manusia telah berubah menjadi tempat mengerikan dan tak aman lagi akibat kesalahan para ilmuwan. Virus berbahaya menyebar melalui udara, menginfeksi mereka yang memiliki imun lemah. Apakah mereka yang memiliki...