A Plan

1K 193 4
                                    

setidaknya kalo fanfic ini selesai di revisi bisa meringankan beban di pundak

enjoy dan selamat membaca....




oOo


Berhari-hari berlayar di lautan lepas, akhirnya membuahkan hasil. Mereka dapat melihat kota China dari kejauhan, menandakan perjalanan mengarungi lautan akan berakhir hari ini.

"Senang bisa mengakhiri perjalanan ini bersama kalian." Sunwoo tersenyum lebar, menatap lurus daratan yang semakin mendekat. Mereka berhasil melewati tantangan besar hanya untuk tiba ke China. Penantian telah berakhir. Lembaran baru akan di buka, meninggalkan lembaran lama.

"Menurutmu, apakah di China jauh lebih baik dari Korea?"

"Entahlah, Jeno. Sejauh ini yang kita lakukan hanya mengikuti mereka. Yireon bilang seseorang menunggunya, setidaknya ada bukti tanda-tanda kehidupan disana."

Memang benar, mereka tidak memiliki tujuan apapun selain bertahan hidup di tengah kiamat zombie. Satu-satunya pilihan adalah mengikuti kemana Yireon pergi. Dia menjanjikan tempat aman. Tidak ada yang lebih penting dari itu untuk sekarang.

"Mungkinkah ada camp diluar negeri?" Pemikiran itu secara tiba-tiba terlintas di pikiran Sunwoo. Mengingat seluruh dunia terserang wabah yang sama, dan baru-baru ini Korea mengalami kehancuran parah, tidak mustahil negara lain pun bernasib sama.

"Mungkin Amerika dapat bertahan, mereka sering mengalami hal-hal seperti ini." Pikir Jeno.

"Tapi kali ini berbeda..." Sunwoo menyela ucapan Jeno. "Kau melihat sendiri mayat berubah menjadi zombie. Ini virus yang sama. Korban yang meninggal berbulan-bulan lalu tidak berubah, menurutmu kenapa?"

"Virusnya berevolusi?" Sunwoo tidak menjawab, namun tatapannya bertemu tatapan Jeno seolah mereka sedang berkomunikasi melalui pikiran.

"Aku..."

"Jeno."

Merasa terpanggil, Jeno berbalik mendapati Yireon memasuki ruang kokpit. "Berapa lama lagi kita berlabuh ke Shanghai?"

Jeno memperhatikan garis pantai yang semakin mendekat, mengira-ngira seberapa lama lagi mereka akan tiba. "Sekitar tiga puluh menit. Itu hanya perkiraan saja, belum tentu akurat."

Yireon mengangguk ringan, "Baiklah. Sebaiknya kita semua mulai berkemas sekarang." Ia berjalan meninggalkan ruangan kokpit.

Sunwoo menepuk bahu Jeno beberapa kali, "Aku bantu mengurus barangmu." Ucapnya sambil beranjak dari tempat lalu turun ke bawah untuk mulai berkemas.

Yireon mengangkat tas besar ke atas meja setelah semua orang berkumpul di ruang kokpit. Jinyoung yang sudah tahu isi tas tersebut dapat menebak apa yang akan dia lakukan.

"Kita akan tiba ke Shanghai kurang dari tiga puluh menit. Aku tidak mau ada yang terluka." Ucap Yireon.

"Kau yakin temanmu sudah menunggu?" tanya Karina.

Yireon mengangguk ringan. Sedikit yakin, sedikit ragu. Tangannya bergerak membuka resleting tas, menampakkan tumpukan senjata. Yireon memastikan mereka menerima senjata. Para laki-laki mendapat senjata berjenis assault riffle yang biasanya di gunakan oleh tentara. Sedangkan perempuan menerima pistol kecil.

 Sedangkan perempuan menerima pistol kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] WALKERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang