Bab 4

73.6K 3.6K 17
                                    

Gue dipecat hari ini

Suasana Silver Moon malam ini ramai sekali, Zevan memilih langsung menuju tempat favorit yang selalu dia tempati setiap pergi ke tempat ini. Dia menyesap tequilanya pelan sambil merasakan minuman itu masuk melewati tenggorokannya perlahan dan kemudian menghisap irisan limenya. Matanya menatap ke seluruh penjuru tempat yang ramai dengan musik yang menghentak seolah mengajak setiap pengunjungnya untuk menggerakkan tubuh mereka mengikuti alunan musik tersebut. Zevan melangkahkan kakinya menuju dance floor dan menggerakkan tubuhnya, hanyut oleh musik yang semakin malam semakin menghentak. Beberapa wanita yang berada di sekitarnya mulai mendekat dan memandang Zevan dengan pandangan yang mengatakan bahwa mereka seolah ingin menjadikan Zevan mangsa mereka. Bagaimana mereka tak bersikap seperti itu, jika ada cowok tampan dan mempesona bergoyang sendirian. Tentulah mereka ingin menjadikannya milik mereka. Zevan sendiri tak menghiraukan tangan-tangan mereka yang mulai menyentuhnya. Dia masih hanyut dalam musik dan mengabaikan gangguan itu semua sampai matanya menemukan sosok mungil yang familiar disana.

***

Dara menelungkupkan kepalanya yang mulai terasa berat sementara Ryan yang masih sibuk dengan pekerjaannya sesekali memandang khawatir pada cewek itu. Ini pertama kalinya Dara mengunjunginya ke tempat kerjanya ini. Dia tahu benar, temannya ini paling ngga menyukai tempat penuh keramaian seperti tempat ini. Diluar dugaan, cewek itu malah meminta segelas minuman yang bukan soft drink ataupun jus padanya. Tahu darimana cewek ini mengenai minuman keras? Pasti ada masalah, pikir Ryan sambil terus melayani tamunya yang semakin malam semakin berdatangan.

Dalam kesadaran yang semakin lama semakin memudar, Dara bisa merasakan aroma yang dia kenal di hidungnya. Dia mengibaskan tangannya kasar kedepan mukanya sendiri, seolah ingin melenyapkan pikiran yang baru terlintas dibenaknya. "Ngga mungkin.." bisiknya pelan sebelum menelungkupkan wajahnya lagi. Zevan menarik kursi dan duduk di sebelah Dara sambil memperhatikan cewek itu dalam diam. Dia memperhatikan cewek itu menarik nafasnya pelan, membuka sedikit bibirnya dan mengantupkannya lagi, menggembungkan pipinya dan terakhir mengerjapkan matanya yang membuat Zevan terperanjat. Ada setitik bening disana yang langsung disapu dengan kasar oleh cewek itu tanpa berusaha membuka matanya. Zevan merasa tempat ini bukan tempat yang cocok dengan Dara, dan tanpa dia sadari, dia malah sudah mengangkat cewek itu dalam gendongannya.

***

Zevan POV

Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, membawa cewek judes ini dalam gendongan adalah hal terakhir yang ku ingat sebelum aku tersadar kami sudah ada dimobil. Kemana aku harus membawanya? Rumahnya saja aku ngga tahu.

"Kita mau kemana ini Tuan?" Mang Daman melirikku dari kaca spion tengah, aku terdiam sejenak sebelum memintanya membawa kami pulang kerumah saja.

Setelah sampai aku meminta Mang Daman beristirahat dan aku membawa Dara ke dalam. Aku membaringkannya ke sofa, dan mengambilkannya segelas air hangat dan botol aspirin. Dia pasti memerlukannya bila sudah bangun nanti. Aku melepaskan jaket yang masih dikenakannya dan melepaskan karet yang mengikat rambutnya dengan erat. Rambutnya terasa kasar di tanganku, berbeda dengan rambut wanita-wanita yang selama ini sering bersamaku dan kubelai. Hati kecilku cukup merasa terganggu waktu aku memperhatikan keseluruhan penampilannya. Benar-benar sangat berbeda dengan wanita yang selama ini berada disekitarku. Sekali lagi aku mengambil helaian rambut itu dan tergoda untuk menghirupnya. Tak kusangka, ada aroma manis disana. Apa dia memakai shampo anak-anak? Rambutnya beraroma buah yang manis.

"Arggh..." refleks aku langsung melepas rambut itu dan menjauh sedikit dengan gugup begitu kusadari Dara membuka matanya. Segera kusodorkan gelas yang sudah kusiapkan, dan dia menerimanya.

"Kok gue sama lo?" tanyanya setelah meneguk setengah isi gelas. Aku menyodorkan asprin dan dia kembali meminumnya.

"Lo mabuk. Dan gue ngga tau mau bawa lo kemana" ucapku sambil beralih duduk di depannya.

Did I Love My Maid (Silver Moon series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang