Bab 15

44.3K 2.1K 9
                                    

"Kamu ngapain disini?" Zevan yang terlihat cengengesan berdiri di depan pintu rumah Dara sambil menatapnya dengan jahil waktu mendapati cewek itu membukakannya pintu dengan wajah bantalnya.

"Surpriseeee!" soraknya sambil melangkah masuk tanpa diminta Dara.

"Ini kan hari minggu Zevan, aku kan libur." Dara menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal dan duduk di sofa, disusul oleh Zevan. Seperti teringat sesuatu, langsung di dorongnya cowok itu. Nadia masih ada dirumah, Dara takut kakaknya itu bakal memergokinya berduaan dengan Zevan.

"Aku tau. Makanya aku kemari," dengan postur tubuhnya yang besar tentu saja tak akan goyah oleh dorongan Dara, malah Zevan mendorong cewek itu balik menuju kamarnya.

"Kita jalan-jalan ya, Kamu mandi gih. Aku tungguin," merasa usahanya pecuma, lebih baik Dara mengalah. Masuk ke kamarnya, mengambil handuk dan ngacir ke kamar mandi dan berusaha secepat-cepatnya untuk siap-siap, sebelum Nadia bangun.

Setelah memastikan penampilannya sudah sempurna, baju terusan biru muda selutut tanpa lengan dan cardigan motif bunga-bunga berwarna putih terlihat manis di tubuh mungilnya. Rambut panjangnya Dara biarkan terurai, karena dia tahu Zevan menyukai itu. Sentuhan terakhir, lip gloss warna pink pucat untuk bibir tipisnya.

"Kamu tadi kemari sama Mang Daman?" tanyanya pada Zevan yang menunggunya di ruang tamu sambil memainkan Iphonenya. Cowok itu mengangguk,

"Yuk, kita berangkat sekarang" Dara berjalan melewati Zevan yang baru mengangkat pandangannya dari Iphonenya dan menatap penampilan Dara yang sangat manis hari ini. Dia langsung menarik pinggangnya, dan mengecup pipinya cepat.

"Zevan, kamu ngapain sih?" Dara memegang pipinya yang tadi baru dicium Zevan, panas.

"Kamu cantik banget," bisik Zevan ditelinga Dara sambil menghirup aroma manis dari rambut cewek itu yang membuat seluruh wajahnya makin memerah malu.

"Kalian?" suara serak Nadia yang masih baru bangun tidur langsung menghentikan langkah mereka.

"Lo udah bangun?" tanya Dara salah tingkah, apalagi Nadia memandangi Zevan yang berdiri di sebelahnya dari atas sampai bawah. Tanpa berusaha menyembunyikan tatapan terpesonanya dari cowok itu.

"Hai, gue Zevan. Pacarnya Dara,"ucapan Zevan makin mebuat Dara salah tingkah. Pacar? Zevan serius mengakuinya sebagai pacar atau hanya untuk di depan Nadia saja?

"Oh ya? Gue Nadia, kakaknya Dara." Nadia masih belum mengalihkan tatapannya dari Zevan,

"Gue bawa Dara jalan ya," Zevan memeluk pinggang Dara dengan sebelah tangannya, membuat cewek itu memerah. Nadia hanya mengangguk tanpa bisa berkata apa-apa, dan menyaksikan mereka memasuki mobil dan segera berlalu dari sana.

***

Zevan POV

Hamparan rumput hijau yang di tumbuhi bunga cosmos pink sangat indah menyambut kami begitu tiba disini. Lapangan ini tadinya lokasi untuk salah satu anak perusahaan yang akan kami bangun, tapi kubatalkan dan mencari lokasi lain yang lebih ramai. Tempat ini sangat indah dan masih sepi. Saat itu aku ingin menyimpannya untuk orang berhargaku nanti. Entah kenapa aku ingin membawa Dara kesini, memperlihatkan padanya dan berharap dia menyukainya. Dugaanku nggak salah, dia memekik waktu kami baru tiba disini dan langsung berlari ke hamparan cosmos yang tumbuh subur disini. Dia terlihat sangat cantik diantara bunga-bunga pink itu. Aku berjalan menuju pohon flamboyan besar dan menggelar selembar kain yang kami bawa dan mengeluarkan bekal dari dalam keranjang.

"Zevaaan!!! Bagus banget disini!! Pantesan kamu tadi maksa aku buat beli topi ini!!" teriak Dara yang masih asyik disana, sedang memetik beberapa bunga. Sebelum sampai sini, aku memaksanya membeli sebuah topi putih besar untuk dia kenakan. Hari ini cuacanya cerah sekali, aku ngga mau mukanya terbakar matahari.

Did I Love My Maid (Silver Moon series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang