Bab 23

44.3K 1.8K 7
                                    

Entah apa yang membuat Zevan tiba-tiba saja meminta Alan, Nino juga Andra berkumpul di ruang kerja kantornya siang-siang begini. Di jam seperti ini seharusnya dia tahu kalo ketiga sahabatnya itu sedang sibuk-sibuknya bekerja seperti dirinya saat ini. Alan selalu menjadi orang yang pertama melancarkan aksi protesnya pada Zevan. Dia harus rela meninggalkan klien pentingnya hari ini hanya untuk memenuhi panggilan Zevan dan malah mendapati dirinya harus duduk menunggu selama hampir satu jam bersama Nino juga Andra yang tak kalah kesal seperti dirinya, hanya, kedua sahabatnya itu lebih memilih diam.

Zevan muncul dari balik pintu bersama Tasya, sekretaris cantiknya dan memandang ketiga sahabatnya sambil tersenyum. Setelah menjelaskan beberapa instruksi untuk Tasya yang kemudian meninggalkan ruangannya, Zevan ikut bergabung bersama mereka.

"Kalo bukan buat hal penting, gue bersumpah bakal nyaksiin lo berenang di kolam ikan depan kantor ini." ucap Alan berang. Dia serius saat mengancam Zevan.

"Gue ngga punya banyak waktu Van, jelasin sekarang aja." tambah Andra sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

"Begini, gue mau kalian bantu gue buat nyiapin sesuatu buat Dara." ada kerling misterius di mata Zevan yang ketiga sahabatnya tahu hal ini tak akan menjadi pekerjaan mudah bagi mereka.

"Kalo kami menolak?" tanya Nino malas.

"Gue bakal jamin lo ngga bakal bisa ngedapetin kerjasama dari perusahaan gue lagi,"ancaman Zevan membuat Nino langsung bungkam.

"Kami bakal bantuin lo semampu kami Van," ucapan Andra membuat senyum Zevan langsung terkembang.

"Tenang aja, bukan hanya kalian, gue juga udah minta tambahan bantuan dari mereka." Bersamaan dengan perkataannya, Zevan menatap pintu ruang kerjanya yang dibuka dari luar dan dari sana mereka bisa melihat dua orang paruh baya yang sangat mereka kenali. Kedua orang tua Zevan sendiri.

***

Tari POV

Kuberanikan diriku mengetuk pintu kayu yang tertutup rapat didepanku sambil memejamkan kedua mataku. Perasaan bersalahku mengalahkan rasa takutku dan aku bertekad akan mengatakannya sendiri dengan mulutku sekarang padanya. Aku tak akan berharap dia akan memafkanku, hanya ingin menyampaikan padanya bahwa aku sangat menyesali semua yang terjadi sama dia adalah karena kesalahaku.

Pintu perlahan terbuka dan aku menemukannya disana, masih sedikit pucat tapi dia tetap terlihat manis. Dia tersenyum padaku, tak ada kilatan kebencian dimatanya. Aku justru melihat rasa yang sama seperti yang ada pada mataku sekarang. Rasa bersalah.

Ini pertama kalinya aku bertatap muka langsung dengannya, dan aku tahu apa yang Zevan lihat darinya yang ngga ada pada diriku. Sebuah kehangatan yang sangat memancar dari dirinya membuat siapapun merasa nyaman berada di dekatnya.

"Dara?" aku meraih tangannya yang terjuntai disisinya, memandang sekali lagi ke dalam matanya, aku masih melihat perasaan bersalah disana.

"Aku minta maaf," ucapku terbata, aku hampir menjatuhkan air mataku. Rasanya terlalu berat menanggung rasa bersalah ini hingga saat kata itu terucap, ada luapan besar di dadaku.

"Aku minta maaf, karena kesalahanku, kamu sampai harus mengalami semua ini." Aku menyentuh bekas luka yang hampir mengering dipergelangan tangannya. Dara menarik tangannya dariku dengan pelan dan berjalan mendekat padaku untuk kemudian memelukku dengan erat.

"Gue ngga pernah menganggap semua kejadian ini atas kesalahan siapapun. Jangan siksa diri lo dengan rasa bersalah ini," bagaimana mungkin dia bisa memiliki hati sebesar ini? Aku benar-benar ngga bisa menahan air mataku mendengar ucapannya.

"Tapi mereka adalah orang-orangnya ayah," kulepaskan pelukannya, supaya dia benar-benar bisa melihat kesungguhanku untuk meminta maaf padanya.

"Semua orang mungkin berfikir ayah kamu jahat karena dia berniat melakukannya sama gue. Tapi bukan itu yang gue lihat. Dia hanyalah seorang ayah yang sangat mencintai putrinya. Tak ada seorang ayah yang tega melihat putrinya tersakiti," ada kerinduan dari nada suara Dara saat ia mengatakannya.

Did I Love My Maid (Silver Moon series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang