Previously ...
"Bolehkah—aku menginginkan satu hal darimu? Sebagai pesan terakhir?" pintanya tulus. Jimin mendecih, ia melengos enggan menatap wajah salah satu bajingan dari pembunuh kedua orang tuanya. "Bisakah sedikit saja, kau mengenang kenanganmu di Busan? Sedikit saja kau sisakan tempat untukku. Sedikit saja, kau beri tanda jika aku juga pernah hadir dalam hidupmu. Sebagai sosok kakak. Bukan pembunuh." pinta Jiyoung yang kemudian pergi meninggalkan Jimin seorang diri tanpa menunggu balasan dari pemuda manis itu.
Jimin menunduk. Memejamkan kedua matanya erat-erat hingga tanpa sadar kedua matanya meneteskan liquid bening yang mengalir pelan membasahi pipi kedua cubby-nya. Bukan. Ia menangis bukan karena permintaan Jiyoung tapi karena seolah hari ini adalah hari terakhirnya di dunia. Jimin menggigit bibir bawahnya. Bertekad dalam hati.
'Kau—kau sendiri yang akan merasakan ini adalah hari terakhirmu, Kwon Jiyoung. Kau dan semua iblis yang ada disini! Bukan aku!'
.
.
.
.
.
.
.
.
– One On The Way –
.
.
.
.
.
.
.
.
Seungwon menatap Namjoon tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari putra semata wayangnya. Begitu pula dengan para orang tua yang sama sekali tidak menyangka dengan kedatangan seorang yang pernah menghabiskan waktu lebih lama bersama dengan Jimin mereka.
"Kau—mempercayainya?" tanya Wonjoong berjalan mendekati Namjoon tapi tatapannya jatuh pada Chanyeol yang menunduk sendu.
"Aku juga tidak ingin percaya padanya, samchon." jawab Namjoon tegas.
"Jika begitu, kenapa kau membawanya kemari?!" tanya Wonjoong tak habis pikir.
"Karena hanya dialah satu-satunya yang tahu dimana Nam Goong Won membawa Jiminie." jawab Namjoon tenang.
"Dan, kau percaya pada kacung Nam Goong Won jika dia akan memberitahumu?" geram Seungwon. Namjoon menarik nafas.
"Aku percaya karena—"
"Namjoon!" sela Yoongi yang membuat semua orang menoleh kearahnya. Wajahnya mengeras dan Namjoon paham jika Yoongi tak ingin mendengar alasan yang akan dituturkan Namjoon untuk yang kedua kalinya.
Yoongi berjalan mendekati Chanyeol melewati para orang tua dan mengabaikan semua pasang mata di rumah itu. Yoongi menatap Chanyeol kelewat tajam. Tatapan penuh kebencian yang membuat seisi rumah bergidik ngeri melihatnya, karena merasa tatapan Yoongi mungkin bisa membunuh siapapun detik ini juga.
"Kau—" jeda Yoongi sejenak tanpa melepas pandangannya dari Chanyeol. "—ikut aku!" titah Yoongi tak ingin penolakan.
Yoongi keluar dari rumahnya diikuti Chanyeol yang memang mau tak mau harus menuruti kemauan Yoongi jika ia benar-benar ingin menyelamatkan sosok yang amat dicintai sejak pandangan pertama.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE ON THE WAY ( ✔✔ )
RandomJimin dan Jungkook adalah seorang rival sedangkan Seokjin adalah korban dari pertengkaran mereka. Namun, siapa yang menyangka akibat dari kedua perusuh ini justru mereka mendapat perhatian dari tiga siswa baru yang kaya raya dan menjadi idol di seko...