4. TARGET

4.1K 360 16
                                    

Previously ...

DUG!

"O-omo! Mati kau!" Jimin seketika mengatup mulutnya saat ternyata tendangannya mengenai kepala seseorang.

"Habislah kau Park!" desis Jungkook yang berdiri di samping Jimin. Jimin meneguk ludahnya gusar. Ia tidak akan berakhir dengan baik kali ini.

Huft, sekali perusuh tetaplah perusuh. Bahkan, bisa-bisanya kau membuat masalah pada anak baru, Park! Nikmati waktu terakhirmu di RC.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Yoongi memegang sebelah kepalanya yang terkena bola yang tanpa sengaja di lempar oleh Jimin. Ia menggeram rendah persis seperti anjing yang diganggu tidurnya. Ia menatap tajam kearah Jimin yang seketika langsung menciut saat kedua mata mereka saling bertemu. Yoongi berjalan mendekati Jimin seraya membawa bola yang baru saja menodai kepalanya.

Yoongi melempar bola itu kearah Jimin namun menggelinding tepat di samping Jungkook yang memang berdiri di depan Jimin. Jimin bergerak mendekati Jungkook dan bersembunyi di balik punggung pemuda yang lebih tinggi darinya. Bahkan, Jimin juga memilin ujung kaos olahraga yang Jungkook kenakan. Jungkook mendorong kepala Jimin yang semakin dekat dengan pinggangnya dengan kasar. Namun, bukan Jimin namanya jika tidak mempertahankan posisinya untuk melindungi dirinya sendiri.

"Kau 'kan yang melempar bola ini?!" suara datar Yoongi bagai menggema di gendang telinga Jimin.

Jimin yang merasa kini tengah menjadi pusat perhatian hanya bisa menelan ludahnya kasar. Bahkan, ia lebih memilih untuk membuat masalah di depan Doojoon dibandingkan siswa baru berwajah datar itu. Jungkook bergeser dan melepas tangan Jimin dari bajunya secara paksa membuat Jimin seketika tersungkur, jatuh tepat di kaki Yoongi. Ah, entah kenapa Jimin ingin menangis sekarang. Dan untuk pertama kalinya ia menyesal menjadi anak nakal.

"Aku tanya padamu! Apa kau tuli?!" bentak Yoongi. Jimin perlahan bangkit dari posisinya. Siapapun tolong Jimin sekarang. Dan—siapa yang akan menolongnya? Bahkan Jimin dapat melihat banyak pasang mata yang mengumpati dirinya termasuk dua anak baru sisanya yang masih berdiri di dekat Seokjin, menyeringai kearah pemuda Park itu. Oh tidak! Ia pasti akan menjadi siswa dengan agenda terburuk di sekolahnya.

"Bisa kau tidak bermonolog di dalam hatimu?! Kau pikir aku bisa mendengar apa yang kau katakan jika kau membatin, bodoh?!" lanjut Yoongi tak kalah pedas. Setidaknya Jimin masih bersyukur, ketua dewan siswa tidak dipegang oleh orang sepertinya, jika tidak? Bisa-bisa ia mati di dalam gulungan tisu kamar mandi, konyol!

"Nd-nde mi-mian sunbae-nim!" lirih Jimin menunduk. Tunggu, dimana naluringya yang selalu memberontak? Tidak, ini tidak benar! Jika ia lemah seperti ini, image-nya sebagai 'siswa teladan' di sekolahnya akan tercoreng. Yap, Jimin harus melawan meskipun itu adalah anak si pemilik sekolah.

ONE ON THE WAY ( ✔✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang