zikri dan fatwa memutuskan untuk pindah ke rumah mereka yang telah disediakan oleh orang tua zikri katanya sih hadiah pernikahan hehehe....
sekitar 30 menit mengendarai mobil. zikri memarkirkan mobilnya di sebuah rumah yang mewah dengan nuansa berwarna putih yang menambah kesan kemewahaan.
zikri turundari mobilnya,kemudian memutari mobilnya lalu membukakan pintu untuk istrinya. tapi aira masih bergeming di tempatnya, masih tak percaya apa memang benar itu rumahnya bersama sang suami? apa itu tidak terlalu berlebihan? batinnya.
(ini contoh rumah zikri dan fatwa)
"dek, ayo turun" zikri mengulurkan tangannya.
"kak ini rumah kita?" ucap fatwa tak percaya.
"iya, ini rumah kita sayang." zikri tersenyum sambil mengusap kepala sang istri.
"ayo..."ajak zikri lagi.
dan akhirnya fatwa menyabut tangan zikri.
mereka berjalan beriringan menuju rumah yang akan ditempati dengan tangan zikri berada di pinggang fatwa.
"kak?"fatwa melihat sekilas wajah zikri.
"iya dek, kamu kenapa?"
"apa ini tidak terlalu besar buat kita tempati? apa lagi kita hanya tinggal berdua."
zikri menatap wajah fatwa dan dan mengusap lembut wajah fatwa.
"ngk kok dek, memang untuk sekarang ini kita tinggal berdua tapi insyaAllah Allah akan memberikan kita anggota keluarga baru secepatnya, dan semoga sampai maut memisahkan kita. lagian ngk cuman berdua kok ada bibi dan pak parjo juga.kamu ngk keberatan kan dek?" ucap zikri.
"Assalamu'alaikum?"" zikri mengetuk pintu.
"wa'alaikum salam, selamat datang den zikri dan non fatwa." ucap bibi dengan penuh semangat.
"pak parjo kemana bi?" ucap zikri sambil melihat sekeliling rumahnya tumben tidak melihat pak parjo.
"parjo lagi ke rumah tetangga bantuin benerin genteng den." bibi memberitahukan majikannya itu.
"ohh.." zikri mengangguk.
"selamat untuk pernikahannya den zikri dan den fatwa, semoga jadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. bibi ngk bisa kasih hadiah cuman bibi hanya bisa doain aden setiap bibi sholat." ucap bibi.
"amin makasih yah bi,ngk di kasih hadiah ngk papa kok bi yang terpenting itu doanya." ucap fatwa.
mereka berkumpul di ruang keluarga. inilah kebaikan zikri dia tidak memberikan jarak antara pegawai dan majikan.
"dek, bibi dan pak parjo ini yang dulunya bekerja dirumah abi dan ummi tapi disuruh ummi buat temenin kamu kalau aku di rumah sakit."kata zikri menjelaskan semuanya kepada fatwa.
"eehh, bentar deh kak. kak zikri belum kasih tau fatwa kaka kerjanya dimana dan kerja apa." fatwa memanyunkan bibirrnya .
"hehehe, oiya aku belum kasih tau kamu. aku kerja di rumah sakit jaksana hospital sebagai dokter spesialis jantung."ucap zikri terkekeh dan mencubit pipi istri yang sangat ia cintai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imam Doctor
Spiritualcinta tak pernah meminta tuk menanti ia mengaambil kesempatan,itulah keberanian atau mempersilahkan yang ini pengorbanan.