4🎼

6.2K 572 59
                                        

Sang konduktor memberi isyarat terakhir untuk bagian piano, tentunya itu bagianku. Aku membawakan Beethoven-moonligth sonata yang menjadi penutup penampilan.

Hanya suara tuts dari piano yang terdengar, kecepatan nada dari Moonlight sonata membuatku terfokus dengan jari-jariku dan suara musiknya.

Semua penonton bertepuk tangan setelah pertunjukan ini berakhir. Para penonton yang mayoritas dari kalangan pejabat tinggi dan selebritis mulai berdiri dari duduk mereka dan satu persatu keluar dari aula gedung ini, juga beberapa dari mereka naik ke atas panggung untuk sekedar memberi ucapan selamat pada para komposer.

Beberapa teman mengucapkan selamat padaku.

"Penampilan yang luar biasa Axel"

"Amazing performance! "

"Lain kali kita bisa makan bareng"

"Permainan piano yang sempurna"

Aku turut mengucapkan Terima kasih atas pujian yang mereka berikan. Konduktor Steven juga ikut memberikan selamat padaku.

"Penutup yang luar biasa, Axel. " Ucapnya.

Aku sangat senang ketika dia mengatakan itu. Pak Steven merupakan konduktor plus komposer terkenal bertaraf internasional. Dia sudah memimpin orkestra ke berbagai negara dan pernah mendapat Oscar di Italia.

"Mungkin aku bisa merekomendasikan kamu untuk melakukan Recital piano di Paris. "

Oh my god

"Dengan sangat terhormat saya bisa mendapat kan itu Pak, apalagi direkomendasikan oleh Konduktor luar biasa seperti anda. " Ucapku.

Ini kesempatan emas. Aku dari dulu sangat ingin menjelajah Eropa dengan suara-suara piano ku.

"Jika ada kesempatan saya akan menghubungi kamu kembali, wahai bintang muda. " Ucapnya terkekeh geli dengan panggilan candaan untukku, lalu pria itu berlalu pergi.

Aku melihat papa, mama, dan keno menghampiri ku, kemudian disusul Kineta dan Dennis.

"Kamu selalu menakjubkan, sayang." Ucap Mama sembari memelukku penuh haru.

"Selamat Boss. " Ucap Dennis menjabat tanganku.

"Selamat ya kak, sepertinya kita harus dapat traktiran nih. "Ucap Keno membuat yang lainnya tertawa.

Kami mulai turun dari panggung. Mataku mencari kemana-mana kehadiran perempuan itu.

"Aira tidak datang? " Ucapku berbisik pada Keno yang berjalan disebelahku.

"Kakak memberikan tiket untuk Aira juga? " Tanya Keno balik, aku mengangguk.

"Aku tidak melihat Aira sedari tadi." Ucap Keno membuatku mendesah kecewa.

Apa aku harus menyusul ke rumahnya?

"Kalian duluan aja. Aku mau pergi sebentar ke suatu tempat." Ucapku tiba-tiba, membuat yang lain berhenti berjalan dan menatapku heran.

"Kamu mau kemana, Ax? Bahaya untuk saat ini kamu pergi sendirian. Media sekarang ada dimana-mana." Ucap Kineta dan yang lain mengangguk setuju.

Aku tau kekhawatiran mereka, tapi aku butuh bertemu Aira. Seminggu ini aku full latihan untuk penampilan ku hari ini dan aku tidak bertemu Aira sama sekali, kecuali kami hanya berbagi pesan dan itu pun cuma balasan ketus dari Aira seperti biasanya.

"Tidak masalah, aku menggunakan masker kok. "

"Ingat Ax, tiga jam lagi kamu ada jadwal pertemuan dengan rekan direktur Pak Robert dari Jepang. " Ucap Kineta mengingatkan schedule-ku hari ini.

LOVE MUSICIAN (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang