Mata Axell diam menatap langit mendung, begitu kelabu, tak cerah sama sekali.
Dia tidak ingin beranjak dari tempat dia berpijak, seperti ada sesuatu yang memaku nya untuk dia tetap berdiri di sana.
Kepalanya yang awalnya mendongak ke atas sekarang beralih ke bawah. Begitu banyak kelopak bunga mawar, segar sekali, pikirnya sambil tersenyum sayu.
Tiba-tiba Air matanya tak sanggup dia bendung.
Mengalir tanpa ampun.
Dia mencoba berteriak berharap air matanya berhenti.
Kekasihnya di dalam tanah dibawah bunga mawar itu.
Aira pasti kedinginan.
Begitu banyak orang berbaju hitam memegang nya paksa.
"Aku hanya ingin Aira kembali!! "
Axell terbangun dari tidur nya dan buru-buru mencari Aira padahal pacar nya itu tepat berada di depan nya. Axell benar-benar takut.
Rambutnya acak-acakan, kantung matanya keliatan jelas, dia tidak tidur beberapa hari ini karna setelah Aira di larikan ke rumah sakit Aira kehabisan banyak darah. Untung rumah sakit memiliki banyak stok darah dengan golongan yang sama seperti yang di miliki Aira.
Gadis nya terlihat pucat. Axell tak henti-hentinya mengelus tangan Aira di genggaman nya. Walaupun dokter bilang dia akan segera sadar, tapi tetap saja kekhawatiran nya tidak hilang sedikitpun.
Daritadi HP di sakunya berbunyi dan daritadi pula dia mengabaikan apapun panggilan itu.
Wajah murung Axell berubah cerah begitu melihat Aira perlahan membuka matanya.
"Aira."
"Axell."
Axell merasakan beban kecemasan nya luntur seketika mendengar suara Aira kembali setelah beberapa hari dia terbaring lemah.
"Kamu merasa ada yang sakit? Tunggu aku panggil dokter dulu."
Aira melihat kekasihnya sangat berantakan, dia tidak terlihat seperti Axell. Pasti Axell mengkhawatirkan keadaannya sampai-sampai tidak memedulikan diri nya sendiri.
Saat Dennis menusuk perut nya dia merasa mungkin itu adalah yang terakhir untuk hidupnya tapi Axell datang, hanya itu yang dia ingat saat itu sampai akhirnya dia tidak bisa melihat apapun lagi.
Axell menunggu di luar selagi Aira di periksa oleh dokter. Tapi ketika dia asik berkutat dengan pikiran nya dia melihat Rea bersama istrinya berjalan ke arah nya, dia yakin sekali mantan Aira itu pasti ingin melihat keadaan Aira. Di tangan nya ada sekeranjang buah dan istrinya memegang sebuket bunga.
Dan tatapan Rea seperti biasa, selalu seperti akan membunuhnya.
Axell membalas sapaan Zelin dengan senyumannya. Axell menjelaskan kalau Aira sudah sadar dan dokter sedang memeriksa kondisinya.
Mereka masuk tidak lama setelah dokter keluar, dokternya menjelaskan keadaan Aira sudah membaik. Aira sudah bisa duduk sendiri, mungkin dia akan di perbolehkan pulang jika bekas operasi nya sudah memulih.
"Hai Aira. Aku turut sedih atas kejadian yang menimpamu." Sapa Zelin pertama kali dan memeluk nya singkat.
"Dan kamu pasti tau seperti apa reaksi Ed saat dapat kabar kalau kamu hilang." Lanjut Zelin, dengan hati-hati melihat ke arah kekasihnya itu.
Rea terlihat tidak tenang, matanya begitu tajam melirik Axell. Sebelum memutuskan pergi melihat keadaan Aira, Zelin sudah memperingatkan pada Rea tidak akan ada adegan tonjok-tonjokan di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MUSICIAN (GXG)
Roman d'amour18+ Lgbt content Bagaimana bisa aku memberikan cintaku sama kamu yang baru aku temui. Orang yang aku kenal dan cintai bertahun-tahun saja bisa meninggalkan, apa kabar dengan kamu? Bangkit dan percaya lagi tak semudah itu, tidak setelah aku merasakan...