5🎼

6.5K 573 61
                                        







"Ah.. Ah.. Fuck me harder.. "

Sialan!

Aku kembali mengedit lirik lagu dari laptopku. Aku tidak fokus. Suara desahan Kineta dari tiga puluh menit yang lalu masih belum berakhir.

Bukannya dia pacaran sama Dennis? Kenapa dia masih saja one night stand dengan pria lain. Aku tidak mengerti dengan perempuan satu itu.

Tidak lama suara desahan itu berhenti. Pintu kamar Kineta yang tidak tertutup rapat itu terbuka lebar, menampilkan perempuan bule rambut pendek.

WTF!!

Ternyata daritadi Kineta having sex sama cewek.

Perempuan bule itu menatapku sebentar, lalu pergi keluar dari apartemen ku.

"Kaget ya? "

Aku menoleh ke arah Kineta, dia mengenakan celana pendek dengan kemeja kebesaran.

"Bukannya kamu pacaran sama Dennis? " Tanyaku.

"Kata siapa? Kita tidak pacaran sama sekali. "

"Kamu nolak Dennis? "

Kineta mengangguk. Padahal setauku Dennis sangat menyukainya. Sudah lama pria itu ingin Kineta menjadi istrinya.

Aku tidak paham, apa yang kurang dari Dennis hingga Kineta menolaknya.

"Sejak kapan kamu one night stand sama cewek? " Tanyaku penasaran.

"Sejak tadi. "

"Serius Kina. "

"Seminggu yang lalu dan itu dengan perempuan yang sama. She's cute and cool anyway. " Ucapnya sambil senyum tidak jelas.

"Gimana dengan Aira mu? Udah sampai ranjang belum? " Tanya dia menggoda.

"Udah. Kemarin kita ngobrol di kamar kok. " Bohongku.

"Jangan bohong Axel. Aku tau kamu, kita kenal udah lama. " Tebak Kineta.

Perempuan satu ini memang paling bisa menebak jika aku berbohong.

"Kenapa sih, aku harus jatuh cinta sama cewek keras kepala seperti Aira?"

"Karna kamu juga keras kepala Axel." Ucap Kineta.

Wanita itu tertawa sebelum masuk kembali ke kamarnya. Aku keras kepala?? Benar sekali.

"Ax, aku sarankan mendingan kamu cari cewek buat one night stand deh. Enak beneran."

Aku menutup kupingku mendengar teriakan Kineta dari dalam kamarnya. Dia selalu saja menggoda ku dengan kalimat seperti itu.

Sejak terakhir aku memiliki hubungan dengan seorang wanita waktu aku kelas dua SMA. Dari saat itu aku tidak lagi berhubungan dengan siapapun lagi, termasuk urusan sex.

Menurut ku aneh saja, kalau melakukan sex bukan dengan orang yang dicintai. Rasanya hambar dan percuma.

Aku benar-benar akan melakukannya dengan wanita yang sungguh aku cintai, bukan sekedar untuk main-main.

Dihidup ini terlalu banyak permainan. Sedangkan cinta itu perkara keseriusan, jika urusan cinta juga dibuat menjadi sebuah permainan, bukankah itu akan sangat membosankan?

'Aku tunggu di rumah sepuluh menit lagi, kalau tidak datang kita tidak jadi pergi.' -Aira.

Pesan itu terpampang jelas dari layar ponsel ku. Apa-apaan gadis ini. Mendadak mengirim pesan seperti ini.

LOVE MUSICIAN (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang