7🎼

5.8K 453 52
                                    

"Kenapa kamu bisa tertarik dengan gadis itu?"

Pertanyaan Hana membuatku memutar otak. Kenapa perasaan itu bisa ada pada seorang perempuan yang baru saja aku kenal, yang sewaktu-waktu bisa saja menghancurkan hatiku. Dan pada akhirnya jawabannya aku tidak tau.

"Yang aku tau saat pertama kali melihat dia, rasanya ada yang beda. " Jawabku akhirnya.

"Apa kamu sudah menyatakan perasaan padanya? "

Pertanyaan Hana kali ini membuatku tertawa miris.

"Setiap saat. "

Hana ikut tertawa, mengerti arti kata 'setiap saat' yang bermaksud aku selalu ditolak.

"Baru kali ini aku melihat anak seni musik paling jenius di kampus terlihat bodoh karna seorang perempuan. "

Kalimat sentilan Hana membuatku mengingat-ingat kembali perjuangan ku hingga sampai di titik ini.

Tidak mudah tentu saja. Ada beberapa hal yang harus aku korban kan demi ini semua.

"Apakah mereka menghubungimu? "

"Terakhir kali bulan lalu, setelah orkest." Jawabku.

Aku dan Hana menoleh begitu pintu ruang studio terbuka. Ferlyn masuk dengan wajah cemberut menatap kearahku.

Apa-apaan lagi ini?

"Kenapa kakak nggak balas chat aku?"

Lah? Emangnya kamu siapa?

Jawaban itu hanya ada dalam pikiranku, ah aku tidak cukup kejam untuk menyuarakan nya.

"Daritadi aku gak pegang HP, Ferlyn."

Padahal hampir tiap menit aku memeriksa handphone ku, menunggu chat dari Aira.

Ferlyn masih saja cemberut duduk di sebelahku dengan kedua tangan melipat ke dada.

"Baiklah besok kita pergi makan ke resto favorit kamu. " Ucapku akhirnya, tak tega dengan wajah tertekuk nya itu.

"Beneran? "

Sekarang wajahnya berubah 180° dari sebelumnya.

"Iya, sekarang kamu pulang. Latihannya udah selesai. "

"Baiklah."

Ferlyn keluar dari ruangan dengan wajah berseri, tidak lupa sebelum pergi dia mencium pipiku.

"Jangan terlalu baik Axell, kamu bisa membuat gadis itu berpikir kamu menyukai nya."

Perkataan Hana ada benarnya, selama ini aku sudah terlalu banyak peduli dengan wanita-wanita yang mendekatiku.

"Akan ku usahakan. "

"Ngomong-ngomong aku penasaran dengan perempuan yang bernama Aira itu. Apa kamu tidak berniat memperkenalkan aku sama dia? "

Pertanyaan Hana membuatku menghembuskan napas kesal.

Sudah seminggu ini Aira kembali bersikap acuh tak acuh, sejak terakhir kita tidur bersama.

Dia tidak membalas pesanku atau menjawab panggilan telpon ku.

Hana memperhatikan perubahan raut wajahku.

"Kenapa sekarang muka cemberut Ferlyn berpindah ke wajahmu?"

Aku mengatur sedikit napasku.

"Akhir-akhir ini Aira mengabaikan ku. Aku tidak mengerti jalan pikiran dia sama sekali. " Ucapku frustasi.

"Apa kamu dan Aira sudah melakukan hal lebih? "

"Ya. Kita sudah tidur bersama dan saat itu dia seperti benar-benar menginginkan aku. "

LOVE MUSICIAN (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang