6🎼

6.8K 512 56
                                    



Ponselku berbunyi, aku tidak tau itu sudah panggilan yang ke berapa dari Kineta.

Yang pasti aku mengabaikannya.

Gadis cantik dipelukanku ini tertidur nyenyak dipelukanku.

Inilah yang tidak bisa aku abaikan.

Untuk sekarang aku ingin menikmati momen ini.

Terserah, setelah Aira bangun nanti apakah dia akan menamparku atau apapun itu. Apakah dia semalam hanya terbawa suasana, lalu menyesal. Itu semua terserah, yang penting aku bisa mendekapnya seerat mungkin.

Aira menggeliat, lalu perlahan membuka matanya yang langsung disambut oleh kedua mataku.

Kami masih saja bertatapan.

Kenapa dia cantik sekali. Aku sungguh ingin menangkup bibirnya dengan bibirku, dan melahap dengan liar setiap inci tubuh nya seperti semalam.

Damn she's hot right now.

Tak sengaja aku melihat leher nya yang penuh dengan jejak cumbuanku.

Tangan Aira kembali menyentuh tato ku, kenapa dia suka sekali melakukannya.

"Dasar buas. "

Aku hampir saja terkekeh dengan ucapan pertama yang dia ucapkan pagi ini.

"Siapa suruh menggoda aku."

"Siapa suruh tergoda. "

Ucap Aira lalu berbalik badan. Aku menggeser tubuh ku lebih dekat dengannya, ternyata dia kembali memejamkan mata tapi aku tau dia tidak tidur.

"Can i kiss you? "

"Bilang aja pengen lanjut yang semalam. "

Aku tertawa mendengar perkataan Aira, kemudian mendaratkan bibirku diceruk leher belakang nya. Tubuh telanjang nya masih terasa dikulit ku karna kita masih dalam satu selimut yang sama.

Ponsel ku kembali berbunyi, aku tau sekarang aku mempunyai jadwal ke studio hari ini, untuk memantau latihan Ferlyn.

Tapi aku tidak ingin momen ku dengan Aira berakhir. Sangat sulit menaklukkan manusia keras kepala seperti dia. Dan melihat dia dari semalam cuma pasrah membuatku semakin terus-menerus bergairah.

Aira berbalik badan.
"HP kakak daritadi bunyi." Ucapnya membuatku berhenti.

"Biarin aja."

Aku mulai merangkak ke atas tubuh Aira. Mencium bibirnya yang menggoda. Aira sangat mahir membalas setiap ciumanku. Ah aku jadi membenci mantannya, kenapa bukan aku yang mengajarinya.

Kedua tanganku menangkup payudara nya, memainkan dengan penuh nafsu. Sekarang bibirku yang bermain disana, sedikit menggigit puncaknya hingga membuat Aira mendesah nikmat.

Aku melempar selimut yang menghalangi tubuh kita, meskipun sudah pagi hari dengan cuaca dingin tapi rasa nya tubuhku begitu panas terbakar nafsu melihat kiss mark sisa sex tadi malam ditubuh Aira.

Begitu besar keinginan ku mendengar Aira mendesah lagi. Aku ingin dia menjerit, karna ulahku, aku ingin dia orgasme untuk ku sekarang juga.

Aku melebarkan paha Aira. Vagina nya terlihat merah merekah. Sempurna. Aku ingin bermain lama di sini.

Aira melenguh begitu bibirku mendarat di klitoris nya yang sensitif. Aku menjulurkan lidahku untuk menyentil daging kecil itu.

Oh shit, bahkan vagina nya sudah basah.

Dia ingin merapat kan paha karna sensasi yang telah aku buat. Tapi dengan cepat aku menahannya agar semakin melebar.

"Ah, Axell. "

LOVE MUSICIAN (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang