fourteenth

3.4K 228 2
                                    

Suara tangis bayi membangunkan tidurku. Aku merasa bahwa itu bayiku. Payudaraku terasa keras dan sakit sekali. Aku menatap berkeliling, tidak ada seorang pun disana.

" Suster..suster, tolong bawa bayiku kesini. " Teriakku.

Tak lama suster datang dengan bayi digendongannya. Bayi itu masih menangis. Aku mengambil alih bayi itu. Kemudian segera memasukkan putingku ke mulut kecil itu. Dia menyedot payudaraku. Rasa sakit masih kurasakan tapi perlahan lenyap dan berganti rasa bahagia tak terkira. Aku merasa bayi ini menyatu dengan diriku. Dia terus menatapku.

Tatapan lembut itu seolah mengandung tanya. Mengapa aku sempat ingin membunuhnya, tidak mengakuinya dan membiarkan mati kelaparan karena sempat juga tidak ingin menyusuinya.

Air mataku mengalir tanpa kusadari. Kupandangi tanpa bosan bayi cantik yang wajahnya begitu mirip Rynaldi. Mata biru cerah, hidung mancung sempurna dan bibir tipisnya. Dengan memandangnya aku seperti melihat Rynaldi.

Aku merasakan keanehan sekarang. Ada rasa bahagia, sedih dan kasih sayang. Betul kata Dheana dengan perkiraannya. Bahwa aku akan mencintai bayi ini.

" Maaf Nyonya..Tuan ini memaksa masuk." Suster masuk dengan tergesa diikuti seorang lelaki.

" Brian..." Ucapku tercekat. Aku menatapnya tanpa kedip.

" Jadi ini yang terjadi..kenapa selama ini kau menghindariku huh.." ucapnya sinis.

Aku mengisyaratkan suster untuk mendekat dan menyerahkan bayiku. Aku tidak mau mengganggu tidurnya.

" Aku...aku..akan jelaskan." Jawabku terbata setelah suster berlalu dari ruangan.

" Aku selalu mencari tahu keberadaanmu Ara, bertanya kesana kesini. Aku bertanya pada Dheana tapi tidak ada jawaban yang membuatku puas." Dia menatapku tajam.

" Katakan apa yang terjadi. Kau melahirkan, pasti kau melalui fase menikah, hamil ..dan siapa lelaki itu."

Aku masih diam. Air mata menetes semakin deras.

" Aku mohon maaf. Ini tidak seperti yang kau pikirkan." Ucapku lirih. Dia menatapku. Wajahnya begitu dekat.

" Katakan apa yang terjadi my dear?"

Aku menatapnya berusaha untuk menjelaskan. Tapi begitu sulit, aku ragu. Kenapa aku jadi takut untuk menjelaskan, bahwa aku diperkosa dan lalu hamil. Kenapa aku seolah tidak tega untuk mengatakan itu.

" Apakah kau mencintai laki laki itu my dear?"

Pertanyaan yang ini pun tak bisa aku jawab. Apakah aku mencintai Rynaldi. Apakah aku membencinya. Aku menggeleng perlahan.

" Kau tidak mencintai laki laki itu, kau dijodohkan..atau kau diperkosa?" Pertanyaannya membuatku menatapnya ragu dan cemas.

" Tidak.....tidak.." gelengku tanpa dapat menjawabnya. Air mata membanjiri pipiku.

" Jawab pertanyaanku..."

Suara Brian sedikit keras. Dia terlihat kesal. Matanya berkilat marah. Aku jadi takut menatapnya. Ketegangan seolah menyelimuti.

" Dengar dear, jika memang kau tidak mencintainya. Kau bisa meninggalkannya. Aku tahu kau terpaksa menikah dengannya. Kau hanya mencintaiku, dear." Ucapnya penuh keyakinan.

Aku menatapnya, terus terang ragu untuk mengiyakan perkataannya.

" Tolong pergilah. Tinggalkan aku."

Dengan terisak aku hanya mampu mengatakan itu. Bukannya pergi, Brian malah beranjak mendekat. Mengelus puncak kepalaku dan hampir mencium keningku jika saja aku tidak menarik kepalaku menjauh.

" Kenapa kau menghindari ciumanku dear?" Tanyanya kesal. Aku menggeleng.

" Tolong pergilah...pergi..tinggalkan aku."

Aku memohon. Dia tetap tidak beranjak. Malahan lebih mendekat dan berusaha memelukku yang terus mencoba menghindar, dengan beringsut ke sisi ranjang. Dia menarikku kasar, dia memelukku. Aku meronta ronta.

" Tolong lepaskan istriku."

Suara berat itu seolah penolongku. Itu suara Rynaldi yang berdiri tenang di depan pintu. Kemudian dia menghampiriku. Berdiri di sisi ranjang, menarikku dalam pelukannya. Aku merasa nyaman dan terlindungi. Mata Brian menatapnya berkilat. Rynaldi tampak begitu tenang dengan kedewasaannya.

" Aku rasa kau mendengar permintaan istriku tadi. Tolong pergi dari sini." Ucap Rynaldi penuh penekanan.

Brian manatapnya tajam. Ada amarah dan kecewa di mata coklat tuanya.

" Aku akan merebutnya darimu. Dia hanya mencintaiku." Ucapnya sinis sebelum berlalu meninggalkan ruangan.

Whisper of the Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang