third

4.5K 270 0
                                    

" Sekarang bagaimana keadaan istriku Dok..?"

Suara berat itu mengusik pendengaranku. Dengan perlahan aku membuka mataku. Tampak Dokter Chiara duduk di ujung ranjang dan Rynaldi si bajingan itu berada disisi kananku sambil tangannya sibuk membelai kepalaku dan tangan satunya mengenggam tanganku dengan erat.

" Dia sudah siumam."

" Yah..Alhamdulillah ...Baby..are you okay?"

Aku menatap Dokter Chiara dengan senyum dan berpindah memandang Rynaldi dengan tatapan tajam. Tapi lelaki itu malahan terkekeh.

" Lihat Dok....istriku begitu cantik kan..apalagi kalau sedang cemberut begini. Aku ingin melihat dia memakai baju hamil dan perutnya membesar. Aku sudah tak sabar menunggu anakku bisa menendang nendang perutnya. " Celotehnya dengan mata berbinah.

Iiih...aku kesal lihatnya. Aku tarik tanganku yang sedari tadi digenggamnya.

" Untuk apa kau menyusulku dan siapa yang memberitahu tempat ini.?" Tanyaku galak.

Rynaldi masih tetap terlihat tenang dan tersenyum. Dokter Chiara menggeleng gelengkan kepala, lalu beranjak dari ranjang.

" Dokter mau kemana..?" Teriakku panik. Dokter itu tersenyum.

" Aku yakin..banyak yang harus kalian bicarakan. Aku tinggal dulu ya.." ucapnya sambil berlalu keluar kamar menyisakan aku yang terbaring lemah dengan Rynaldi yang duduk dengan muka bahagia di sebelahku. Sangat menjijikan.

" Jadi..kau ingin tahu kenapa aku bisa berada disini sayang?" Suara itu begitu lembut, tapi tidak ingin terbuai. Aku tetap harus waspada dan sedikit menjauhkan diri darinya. Tapi Dia dengan cepat malahan merengkuhku dalam pelukannya.

" Tolong dengarkan aku sayang. Aku memang pernah melakukan kejahatan padamu. Aku sudah berulang kali memohon maaf. Maaf..waktu itu aku khilaf. Aku mabuk dan aku..."

" Frustasi..karena tunangan jalangmu itu pergi meninggalkanmu dengan model kelas dunia dan lalu kau melampiaskannya kepadaku dengan memperkosaku dan membuat hidupku hancur. Ibuku sampai kena serangan jantung dan meninggal dunia dan sekarang aku hamil...aku hamil..Ry...aku tidak mau hamil..aku masih ingin sekolah..ya Allah...Aku benci ini Ry..." Aku histeris. Air mata berleleran tanpa bisa dicegah. Perutku terasa kram. Dadaku sesak. Rynaldi terlihat panik. Dia berusaha memelukku yang terus meronta ronta.

" Maafkan aku..maafkan aku.." bisiknya ditelingaku.

" Pergi..pergi..aku akan gugurkan bayi ini..aku.."

" Ya Allah ...Mara..jangan lakukan itu..Tolong jangan..jangan pernah katakan kata kata sialan itu. Kamu boleh minta apapun tapi tolong jangan minta yang tadi kau ucapkan. Sadarlah sayang..jangan bunuh bayi itu."

Suara serak dan penuh permohonan itu keluar dari mulut Rynaldi. Hilang sudah sikap angkuhnya. Seorang pemimpin perusahaan besar itu kini berlutut dihadapanku. Aku menatapnya seolah tak percaya.

" Beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku Mara. Aku bersumpah akan melakukan apapun untuk kau dan bayi ini. Jadi tolong sayang..please don' t you ever think to do that, okay."

Rynaldi memohon lagi. Aku menatap manik biru laut itu dengan seksama. Berusaha mencari titik kebohongan disana. Tapi aku tidak menemukannya. Malahan aku melihat sinar pengharapan yang begitu besar.

" Baiklah. Aku tidak akan menggugurkan bayi ini. Tapi dengan syarat."

" Katakan ...please tell me..baby..apa syaratnya." Cecarnya.

" Aku ingin kau menikahiku segera, aku tidak ingin anak ini lahir tanpa status yang jelas. Aku ingin tinggal ditempat lain..tidak disini. Aku tidak ingin teman temanku tahu keadaanku kecuali Dheana karena dia sahabatku dan juga sepupumu. Setelah bayi ini lahir aku akan menyerahkannya padamu dan kita bercerai dan kau bisa mencari wanita lain untuk kau nikahi dan menjadi ibu dari bayi itu."
Aku lihat Rynaldi terkejut dengan syaratku. Dia tampak mau protes.

" Tidak ada yang harus dirubah dari syarat tadi." Ucapku ketus. Dia mengacak rambutnya dengan kesal. Aku tersenyum miring menanggapinya. Aku begitu benci melihatnya. Lelaki keji yang telah memperkosaku dan membuatku hamil.

Whisper of the Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang