Twenty second

3.2K 181 0
                                    

Pantai Railay salah satu pantai di krabi yang sangat cantik pemandangannya. Untuk menuju kesana kita bisa naik long boat tail atau speedboat dari pantai Ao nang. Biasanya para wisatawan memilih paket tour empat pulau atau bisa membeli sendiri untuk naik perahu kesana.

Pantai Railay punya pasir putih yang lembut dan pemandangan alam yang cantik. Sangat bagus untuk berfoto. Air yang jernih membuatnya begitu cocok untuk berenang. Kita juga bisa berjemur. Di pantai ini juga ada penjual makanan di atas long tail boat.

Aku begitu takjub melihat pemandangan di pantai Railay. Sorot mataku pasti begitu berbinar terpesona dengan keadaan alam di pantai ini.

" Pantainya bagus sekali, airnya jernih, dan ombaknya halus." Ucapku sedikit berteriak penuh kegirangan.

Mataku tak putus memandang keadaan disekitarnya. Rynaldi yang berada disebelahku sambil menggendong Marizta, tersenyum puas.

" Ada dua pantai railay, yaitu railay west sama railay east. Tapi menurutku lebih bagus railay west. Kamu pasti takjub dari pertama turun dari kapal penyeberangankan... Disini ada penyewaan kayak juga." Ucap Rynaldi sambil memandang penuh cinta diriku yang begitu bahagia. Aku dapat memastikan, rona merah membayang di wajahku.

" Cantiknya istriku." Godanya, yang membuat wajahku menghangat. Aku mengulas senyum termanis untuknya.

" Aku bersyukur dapat menikmati karunia Tuhan yang aku miliki ini." Dikecupnya pelipisku. Aku tersenyum lagi dan mengerling manja.

" Gombal.." sungutku.
Rynaldi terlihat gemas dengan tingkahku. Dia terkekeh.

" Bagaimana jika kita ingin ke pantai Railay east.." tanyaku sambil menyandarkan kepalaku di bahu kekar suamiku. Rambutku ditarik tarik Marizta yang mulai nakal diusianya yang hampir lima bulan.

" Dari sini kita bisa jalan kaki ke Railay East, jaraknya cukup dekat. Railay East merupakan bagian Railay yang banyak tanaman bakau. Jadi tidak banyak aktifitas yang bisa dilakukan disana. Kita hanya bisa duduk-duduk di bar saja." Aku mengangguk angguk tanda mengerti.

" Lalu adakah pantai yang lain di Krabi ini.." tanyaku penasaran.

"  Ada...Phra Nang Beach, bagian selatan dari peninsula. Pantainya kecil, dan terlalu penuh dengan kapal dan turis yang singgah disana. Bisa untuk berenang kalau saat air pasang, tapi sayang air di pantai ini agak kotor. Aktifitas yang bisa dilakukan adalah rock climbing dan menonton rock climbing. Phra Nang Cave terletak di pantai ini."

" Kau begitu hapal dengan daerah wisata ini."

" Yah..aku pernah memutuskan untuk eksplor Railay peninsula dengan teman teman semasa kuliah dulu."

" Dengan teman teman..."

" Yah..teman teman kuliah.."

" Hheemm.." Gumamanku membuat Rynaldi mengerutkan keningnya. Dia menatapku penuh tanya. Aku malahan membuang muka.

" Hey..hey..kenapa sayangku.." tanyanya, sadar dengan perubahan wajah istrinya.

" Tidak dengan ..Charlotte.." tanyaku ketus, Rynaldi tergelak. Marizta yang digendongnya sampai terkesiap kaget.

" Sstt..ssttt...sorry..baby...maafkan Daddy..kaget ya.." ucapnya dengan lembut sambil belum berhenti tertawa.

Aku mengambil alih Marizta lalu memeluknya menenangkan. Mataku melotot tajam kearah suamiku. Rynaldi menutup mulutnya dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya merangkul pundakku.

" kenapa harus mengajak Charlotte.." Rynaldi balik bertanya.

" Dia kan kekasihmu." Jawabku dengan nada sebal. Rynaldi terkekeh.

" Cemburu ya..." godanya. Aku cemberut. Rynaldi mengecup bibir cemberutku.

" Jangan cemberut seperti itu, aku tidak akan tahan untuk tidak menciummu." Ucapnya dengan mata biru cerahnya menggelap menatap manik mataku.

" Dengar cinta..Charlotte bukan kekasihku. Aku hanya mencintai satu orang wanita. Kamu...yang kini menjadi istri dan mommy dari anakku." Ucapnya lembut.

Aku menatap wajah tampan suamiku. Senyum merekah dibibirku.

" Bibir cantik yang tersenyum ini milikku. Aku begitu menggilai senyum itu. Senyum yang bertahun lalu membuatku jatuh cinta pada wanita dihadapanku ini." Ucapnya dengan tatapan memuja. Aku begitu merasa dicintai.

" Ayo kita kembali ke hotel.." ucapnya sambil mengambil alih kembali Marizta.

" Aku menginginkanmu.." ucapnya kemudian ditelingaku yang membuatku merona.

" Dasar mesum.." ketusku sambil memukul tangannya.

" Hanya sama istri cantikku." Jawabnya dengan senyum. Aku ikut tersenyum. Aku begitu bahagia.

Whisper of the Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang