05

3K 341 29
                                    

Typo ✌
Happy reading.. 😘😘





Hanya seorang Gun yang membuat orang seangkuh Mark menjadi tunduk, bahkan dia rela berlutut di depan Gun, agar pemuda manis itu mau memaafkannya, dan mau menerimanya sebagai kekasihnya.

Di tengah lapangan basket, Mark memohon kepada Gun, ia tidak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya, ia juga tidak peduli dengan imagenya di kampus akan turun.
Namun yang ia inginkan hanya satu, yaitu Gun.
Karena di coba seperti apapun Mark ingin melupakan Gun, ia selalu gagal dan berakhir menyakiti hati para gadis itu.
Salahkan otaknya yang sangat mesum sama seperti Title.

Seluruh anggota tim basket menatap heran pada Gun, Gun yang terkenal baik dan pemaaf kini malah cuek saja melihat Mark yang sedang berlutut di tengah lapangan basket padahal hari itu sangat panas sekali.
Dengan santainya Gun berjalan menuju bangku penonton dan duduk di sana sambil meneguk minumannya dari botol.
Seolah tidak pernah melihat Mark sedang memohon padanya.


           "Nong.. apa kau tidak keterlaluan? Kasian dia.."

Ujar salah satu seniornya yang kasian melihat Mark bermandikan keringatnya sendiri.

          "P'Cham.. apa yang phi katakan? Aku tidak mengenalnya. Buat apa aku peduli padanya.. dia mau di situ sampai malampun aku tidak peduli."

Ujar Gun agak keras, agar Mark segera pergi dari hadapannya.

Mark yang mendengar ucapan Gun, ia segera berdiri dan menghampiri Gun, tangannya mengepal kuat dia benar-benar tidak bisa lagi menahan untuk tidak melakukan sesuatu pada mulut manis Gun yang berbicara pedas itu.

Sampai di depan Gun, Cham beringsut mundur dan memberikan cela untuk Mark dan juga Gun untuk bicara.
Gun masih enggan untuk melihat kearah Mark.

         "Aku tau kalau kau sangat membenciku, tapi kau bilang kau tidak mengenalku, apa itu tidak keterlaluan? Hei.. bahkan kau sangat menikmatinya malam itu. Dan sekarang kau bilang tidak mengenalku?"

Mark menarik tangan Gun agar berdiri menatapnya.
Tiba-tiba saja Mark menarik tengkuk Gun dan melumat bibirnya, Gun yang terkejut segera melepaskan diri dari Mark, dengan memukul dadanya serta mendorong tubuh Mark menjauh darinya.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi Mark. Nafas Gun memburu, ia berusaha untuk menahan emosinya yang sudah ingin meledak itu.
Dan pemandangan itu tidak luput dari perhatian pada pemain basket lainnya.

Tanpa mengatakan apapun, Gun mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Mark juga para pemain basket lainnya.

Satu lagi orang bodoh yang sukses membuat para Uke manis itu semakin marah.
Karena bagaimanapun keempatnya tidak pernah sekalipun tunduk pada siapapun.












🍁🍁🍁🍁




Baru kali ini Mean melihat wajah serius Plan, dengan kacamata yang bertengger di hidungnya dan rambut Plan yang di ikat ke atas, Plan nampak imut di depan Mean.
Plan sedang serius mengerjakan tugasnya, dan sesekali ia menggaruk kepalanya karena bingung.
Sedangkan Mean malah menikmati pemandangan yang jarang ia lihat itu.

Saat sedang serius, ada sebuah kotak es krim yang di letakkan di depan Plan.
Mata Plan berbinar melihat es krim di depannya, kemudian ia mendongak melihat siapa yang meletakkan es krim itu.
Plan tersenyum lebar ketika melihat siapa orang itu.

         "P'Type.. trimakasih.."

Type duduk di depan Plan, mengamati Plan yang sedang menikmati es krimnya.

Lagi-lagi Mean mendesah kecewa, dia harus melihat lagi pemandangan yang menyakiti hatinya.
Mean bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Plan bersama dengan Type, karena dia tidak ingin melihat kemesraan mereka lagi.


          "Apa dia selalu seperti itu?'

Tanya Type pada Plan. Plan menatap bingung pada Type karena dia tidak mengerti apa yang Type katakan.
Type menepuk kepala Plan.

          "Kenapa kau bisa menyukai pengecut itu? Dia bahkan hanya menatapmu saja dari kejauhan."

Plan mengerucutkan bibirnya, kini ia paham siapa yang di maksud oleh Type.

            "Aku sudah berhenti mengikutinya, dan aku juga tidak tau jika dia sering mengikutiku."

            "Apa kau tidak marah padanya?"

Plan menggeleng kuat. Type tersenyum lalu mengangguk.
Ia tau Plan bukan orang yang pendendam, apalagi pada orang yang sangat ia cintai. Mana mungkin Plan bisa membencinya.

Dari ke empat orang itu Mean mungkin terlihat dingin, namun yang Plan tau, Mean orang yang dewasa dan tidak suka bermain perempuan seperti yang lainnya. Mean lebih tertutup dan tidak mudah untuk di dekati, meskipun banyak sekali gadis yang menyatakan cinta padanya.
Dan itulah yang membuat Plan menyukai Mean.

         "Setidaknya biarkan dia berusaha lebih keras lagi Plan..
Phi akan membantumu."

Plan hanya mengangguk saja dan kembali melahap es krimnya.

Type sebenarnya adalah sepupu Plan, dan Type juga tau apa yang terjadi pada Plan dan teman-temanya waktu itu.
Type meminta teman-temannya untuk membantu para Uke manis itu untuk memberi pelajaran kepada pangeran fakultas ekonomi.
Dan ini baru awal penyiksaan bagi mereka berempat.








🍁🍁🍁🍁



          "P'Godt.. trimakasih untuk hari ini."

           "Tidak masalah.. aku senang bisa membantumu.. tapi jika benar kau mau jadi kekasihku aku juga tidak akan menolak."

Ujar Godt sedikit menggoda Saint.
Saint tersenyum lalu memukul lengan Godt.

          "Phi tau kan.. siapa yang aku sukai.."

Jelas Saint sambil tersipu malu, Godt tertawa lalu menepuk kepala Saint.

         "Ah.. kau memang susah untuk di taklukkan. Aku menyerah, bahkan orang bodoh itu tidak pernah sadar dengan kesalahannya, menyia-nyiakan orang semanis dirimu."

Saint kembali tersipu dengan ucapan Godt.

          "Phi akan membuatnya menyesal karena telah menyakitimu.. oh.. kau Nongku yang paling manis.. jangan menyerah begitu saja padanya."

Saint menggangguk menuruti ucapan Godt.
Kemudian Godt pergi meninggalkan Saint yang berdiri di depan rumahnya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Terjebak Cinta" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang