12

2.3K 286 46
                                    

Ifa berharap kalian gc kecewa setelah baca chap ini..
Dan jangan lupa vote dan komentarnya..
Abaikan typo ifa yang bertebaran.. 😊😊

Selamat membaca.. !!















Suasana hening masih menyelimuti keduanya, Plan maupun Mean masih terdiam di dalam mobil Mean, namun senyuman masih mengembang di bibir mereka, wajah Plan pun masih sama seperti saat Mean menyatakan jika ia ingin menjadi kekasihnya.

flashback

"Hei.. jangan bermersraan di sini, banyak yang melihat kalian."

Type datang dengan kedua tangannya yang di lipat di dadanya, ia menaikan satu alisnya dan menatap pada kedua orang yang masih enggan melepas pelukannya.

Plan menggeleng dan Mean ia tersenyum penuh kemenangan pada Type, kemudian Type menarik tangan Plan dan akhirnya pelukan mereka terlepas.

"Phi.. sudah cukup, aku tidak ingin bersandiwara lagi.. katakana yang sebenarnya pada P'Mean jika phi adalah sepupuku.."

Plan sedikit merengek pada Type sambil menarik lengan kemeja yang Type kenakan, Mean mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Plan pada Type, jika sebenarnya Plan dan Type adalah saudara sepupu.

Type mengangguk dan mengusak rambut Plan karena gemas, dan itu sedikit membuat Mean menatapnya tidak suka, tapi bukan Type jika ia tidak bisa membuat Mean cemburu akan sikapnya pada Plan, padahal sudah jelas bahwa mereka berdua hanya sebatas saudara saja.

"Kenapa kau menatapku seperti itu huhh?"

Tanya Type, namun Mean masih dengan expresi yang sama, Type mendekati Mean dan berbisik sesuatu padanya yang membuat Plan penasaran.

Tiba-tiba expresi wajah Mean berubah tenang lalu ia mengangguk mengiyakan ucapan Type, Type menepuk pundak Mean dan pergi meninggalkan mereka berdua, dan membuat Plan mempoutkan bibirnya karena ia penasaran dengan apa yang Type katakan pada Mean.

"Apa yang dia katakan padamu phi..?"

Tanya Plan penasara, namun Mean tak menjawab ia malah menarik tangan Plan dan pergi menuju tempat ia memarkir mobilnya.

Flashback end

Mean menggenggam tangan Plan ia menarik nafas dalam sebelum mengatak sesuatu yang selama beberapa minggu ini mengganjal hatinya, Plan masih diam dan menatap bingung ke arahMean.

"Plan!! maukah kau menjadi kekasihku?"

Plan sempat terkejut dengan ucapan Mean, namun setelahnya ia tertawa sambal menutup mulutnya, Mean yang di tertawakan malah menatap Plan Bingung, bukannya menjawab pertanyaannya Plan justru menertawakannya, batin Mean.

"Apa phi masih butuh jawaban setelah apa yang terjadi beberapa hari yang lalu?"

Tanya Plan setelah puas menertawakan expresi wajah Mean yang menurutnya itu lucu, padahal sudah jelas jika selama ini Plan menyukainya, dan Mean masih saja menanyakan hal itu.

"Apa maksudmu Plan? tentu saja phi butuh jawaban darimu."

Plan mendekat dan mencium bibir Mean, Mean sempat terkejut namun iya semakin memperdalam ciumannya dengan memegang tengkuk Plan agar Plan tak melepas ciumannya.

"Emhh.. muaacchh.. hhh hhh"

Nafas Plan sedikit terengah saat Mean telah melepas ciumannya, Mean tersenyum dan mengusap pelan sudut bibir Plan yang terdapat saliva mereka tadi.

"Aku menyukaimu sudah lama phi.. dan aku melakukan hal-hal seperti ini hanya denganmu.. kenapa kau masih bertanya apakah aku mau jadi kekasihmu atau tidak, Tentu saja aku mau.. dan jangan menatapku seperti itu."

"Terjebak Cinta" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang