Kacau

127 9 0
                                    

1 minggu Setelah kejadian yang terjadi antara Ravan dan juga Clara, membuat hubungan mereka menjadi semakin runyam. Tatapan mata yang tajam saat menatap Clara, membuat ia menjadi sangat sedih.
Jadi, tak sesekali Clara selalu bertanya kepada dirinya sendiri.

"Kenapa... Ini terjadi padaku? Apakah aku... Tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan? "

Itulah pertanyaan yang selalu terpikirkan oleh Clara. Tak sesekali juga ia terlihat lebih sering melamun dan semakin menjauh dari Ravan.

Rasanya, hatinya Sangat hancur karena ia harus menerima semua kenyataan ini... Orang yang ia cintai, kini semakin menjauh darinya... Clara bisa saja mengatakan segalanya. Namun, dia tidak ingin melakukan hal itu, karena jika dia mengatakan semua itu akan membuat Ravan semakin menderita.

.
.
.

Sore itu, cuaca sangatlah tidak bersahabat dengan alam. Angin kencang mulai membawa debu dan dedaunan yang ada dijalanan. Langit yang telah diselimuti oleh awan hitam, yang siap membasahi bumi.

Namun disisi lain, Clara tampak menikmati cuaca sore itu ditaman kota. Ia duduk di salah satu bangku yang ada ditaman sambil memandang langit yang gelap. Entah mengapa,saat dia duduk ditaman itu membuat nya teringat saat-saat ia dan Ravan bersama. Pada saat Clara tengah asyik duduk ditaman sendirian, ia melihat sesuatu hal yang membuat nya sangat terkejut.

"I-itu... Ravan... Dan... Ani? Kenapa mereka ada disini? " Bathin Clara.

Saat Clara melihat Ravan dan Ani yang tengah asyik berjalan sambil mengobrol ia langsung memalingkan wajah nya karna Ravan dan Ani berjalan menuju kearah bangku yang ada didepan Clara. Mereka tampak asyik mengobrol sehingga tidak menyadari bahwa yang ada dibelakang bangku mereka itu ada Clara.

"Van? Sebaiknya lo tidak sekasar itu dengan Clara... Dia kan baik... Dia nggak seperti yang lo kira... " Ucap Ani.

"Heh? Kenapa lo tiba-tiba bicarain dia? Bikin merusak suasana aja tau!... Dan gue juga pernah bilang kan? Gue nggak suka dengan dia... Gue benci sama dia... Dia itu anak yang anti sosial, belagu, dan juga... Dia itu munafik...! " Jelas Ravan dengan nada kesal.

"Tapi, tidak seharusnya lo sebenci itu dengan Clara kan? " Tanya Ani lagi.

"Sudahlah! Gue tidak perduli. Udah, ayo kita pulang. Cuaca hari ini sangat buruk.. "

Setelah mengatakan hal itu, mereka berdua pun pergi. Clara yang mendengar pernyataan Ravan tentang dirinya membuat ia terdiam seribu bahasa. Ia tidak menyangka, bahwa Ravan bisa sebenci itu terhadap dirinya. Ia menangis dan hatinya mulai rapuh.

"Ravan?! Hiks..!.. Kenapa kamu setega itu dengan ku?! Kenapa kamu sebenci itu pada ku?! Hiks!... Kamu... Kamu bilang aku munafik...?! Hiks! Kenapa kamu mengatakan hal itu!? Dan Kenapa kamu minta maaf waktu itu jika yang sebenarnya kamu hanya berpura-pura?!! Hiks!... Kenapa, meski sekali saja kamu tidak melukai perasaan ku, van... Aku tau kamu sama sekali tidak mengingat diriku... Tapi apa tidak ada terbesit dipikiran mu tentang ku meskipun hanya sedikit saja? Hikss!! "

Clara hanya bisa menangis. Kini hatinya benar-benar terluka. Ia tak mampu lagi memendam air matanya yang sudah ia tahan selama ini...

Tak butuh waktu lama, hujan pun turun dengan sangat derasnya yang diiringi dengan tangisan Clara. Semua pengunjung yang ada ditaman langsung berlarian untuk mencari tempat yang teduh dari hujan. Namun Clara, ia masih saja duduk ditaman itu meskipun ia tau hujan sedang turun dengan sangat derasnya.

Clara menangis terisak- isak, air matanya mengalir dan menyatu dengan air hujan. Entah mengapa dia sama sekali tidak beranjak dari bangkunya. Ia hanya diam dengan tatapan yang kosong tanpa memikirkan bahwa ia sudah dibasahi oleh hujan yang sangat deras.

Your Memories[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang