Aku tau... Jarak dan waktu akan memisahkan kita... Namun, suatu hari nanti kita akan bersatu...
Pagi itu sangat lah indah, mentari pagi yang menyinari bumi dengan pancaran cahaya nya yang menyilaukan mata. Burung-burung yang berkicau karna girang nya, titik embun yang membasahi dedaunan dan bunga-bunga yang bermekaran.
Sudah satu minggu setelah penerimaan hasil ujian, kini mereka sudah bebas untuk memilih jalan yang akan mereka tempuh kedepannya. Tentu saja, bagi sebagian dari mereka merasa sangat sedih karna harus berpisah. Namun, itulah kehidupan. Jika bertemu, maka kita harus siap untuk menghadapi perpisahan. Memang menyakitkan, tetapi itu sudah takdir yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia.
Pagi itu ditaman, Clara dan juga teman-teman nya yang lain sudah datang berkumpul. Tampak dari raut wajah mereka sangat sedih dan ingin menangis. Tentu saja, kini mereka akan berpisah dan berjalan di jalan yang telah mereka pilih.
"Jadi... Kita akan berpisah sekarang, Clara? " Tanya Ika dengan suara gemetar.
Clara menatap ika sambil tersenyum, kemudian dia menghampiri ika dan memegang bahunya.
"Mungkin untuk saat ini kita berpisah... Tetapi kita masih bisa bertemu bukan? Jadi kamu jangan sedih... Ya? " Jawab Clara sambil tersenyum.
"Iya, yang dikatakan Clara benar... Mungkin kita nggak akan bisa bersama lagi karna Clara akan pergi untuk mengejar impiannya... Tetapi bukan berarti kita berpisah untuk selamanya kan.... " Sambung Dito sambil memegang bahu Ika.
Setelah teman-teman nya menenangkannya Ika, akhirnya ia bisa sedikit tenang. Kemudian Ika menghela napas nya dan tersenyum.
"Kalian benar... Maaf karna gue jadi cengeng gini... Rasanya waktu cepat sekali berlalu... Dan kini, sudah waktunya kita bakalan terpisah dari Clara juga... " Balas Ika sambil tersenyum.
Clara tersenyum, ia mencoba untuk menahan rasa sedihnya. Ia tidak mau pertemuan mereka nantinya akan berujung air mata.
"Clara... Kami bangga pada lo, kami harap lo selalu bersinar disana! Jangan lupakan kami disini! Ya? " Sambung Ika sambil menepuk bahu Clara.
Clara mengangguk paham. Ia sangat senang karna teman-teman nya sangat mendukungnya.
"Jadi, lo disana bakalan tinggal dengan siapa? " Tanya Dito.
"Aku akan tinggal bersama Tante Ava... Kebetulan sekarang dia bekerja disana dan rumahnya tidak jauh dari Universitas ku,Jadi akan lebih mudah untuk ku.... " Jawab Clara dengan suara pelan.
Tak lama kemudian, suasana ditaman itu seketika menjadi sangat hening. Mereka seperti tidak mampu lagi untuk berkata-kata.
"Em... Clara? Lalu... Bagaimana dengan perasaan lo dengan Ravan? " Tanya Ika angkat suara.
(Deg!!!)
Clara terdiam sejenak. Dia menundukkan kepala nya dan tidak bergeming.
"... Tidak akan ada yang berubah... Perasaan ku padanya akan tetap sama meskipun aku tidak akan bisa lagi bertemu dengannya... Bagiku, 4 tahun yang sudah berlalu itu adalah moment yang sangat menyenangkan... Aku tidak akan bisa melupakan nya. Aku juga tidak tau, apa nanti nya aku akan melepaskan semua perasaan ini... Atau mungkin akan bertambah? London,Adalah tempat impian kami berdua... Kami sudah berjanji akan kesana bersama. Tetapi takdir berkata lain, aku tidak akan bisa bersama nya lagi.... " Balas Clara dengan suara gemetar.
Ika dan Dito merasakan apa yang dirasakan oleh Clara. Sesak, seperti ingin menangis dan berteriak. Perasaan sakit yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata.
"Aku... Hanya berharap... Suatu hari nanti.... Ada kalanya dia datang dan menemuiku... Aku... Hiks!!! Aku akan selalu menantinya...Mungkin ini terdengar egois.... Tapi... Aku... Hiks!!!" Sambung Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Memories[End]✔
Ficção AdolescenteSetiap manusia pasti memiliki Harapan. Tapi, bagaimana jika harapan ini hanya akan berujung pada sebuah kesedihan? Apa aku, masih bisa berharap?