Tegang dan hening, suasana dikamar Ravan kini begitu mencekam. Keringat dingin yang perlahan keluar dari wajahnya setelah melihat isi dari kotak yang ia temui didalam lemarinya itu. Ia tampak terus memandangi isi kotak itu dengan wajah terkejut dan bingung. Kepalanya mulai terasa sakit dan pandangan nya kini mulai buram, akhirnya Ravan duduk diatas kasurnya karna tubuhnya yang mulai terasa goyang.
"A-apa ini? Kenapa kepala ku begitu sakit saat mencoba mengingat kotak ini? Ugh!... " Gumam Ravan merintih kesakitan.
Ia melihat jam yang ada dimeja sudah menunjukkan pukul 8 pagi, ia langsung berdiri dan menyimpan kembali kotak itu kedalam lemari. Setelah itu ia melangkah keluar dari kamarnya dengan Terhuyung-huyung, pikiran nya kacau dan kepalanya juga terasa sangat berat. Ravan segera turun dari kamar nya menuju ruang keluarga untuk berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Loh? Ravan, kamu kenapa? Wajahmu terlihat pucat? " Tanya mama Ravan khawatir.
Ravan hanya memandangi wajah mama dan papanya yang terlihat sangat khawatir padanya. Namun ia hanya tersenyum kecut.
"Tidak apa-apa ma... Hanya sedikit pusing. Ravan pergi dulu ya.. " Ucap Ravan berlalu pergi.
Mama dan papa Ravan memandangi anak mereka dengan tatapan heran dan bingung. Mereka terlihat sangat khawatir melihat anak mereka yang terlihat tidak sehat itu memaksakan untuk pergi kekampus.
.
.
.Setelah cukup lama dalam perjalanan, Ravan pun tiba dikampus. Namun, dia selalu terpikir oleh kotak yang ia temui pagi ini. Pikiran nya Sangat kacau sehingga membuat nya tidak fokus.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa perasaan ku berkata bahwa ada sesuatu dibalik kotak yang aku temui tadi?" Bathin Ravan.
Ia menjadi sedikit frustasi karna selalu memikirkan hal yang sama setiap harinya. Tidak sesekali ia menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya.
Setelah cukup tenang, ia segera masuk ke kelasnya dengan terburu-buru. Ia duduk di tempat nya dan hanya melamun dengan pikiran kosong dikepalanya. Ia sama sekali tidak memperhatikan dosen didepannya yang sedari tadi menjelaskan materi.
Dito yang satu jurusan dengan Ravan merasa bahwa ada yang berbeda darinya belakangan ini. Ia memperhatikan Ravan yang hanya duduk diam melamun dengan tatapan kosong nya. Tentu saja Dito menjadi sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan temannya itu.
Setelah jam kelas pertama telah usai, seluruh mahasiswa dan mahasiswi keluar dari ruangan menuju kekantin kampus Untuk mengisi perut mereka yang kosong.
Sedangkan, Ravan. Dia masih terlihat duduk dengan tatapan kosong nya itu. Melihat Ravan yang hanya melamun sejak kelas dimulai, Dito pun langsung menghampiri Ravan.
"Van? Lo udah nggak ada kelas lagi bukan? " Tanya Dito serius.
Ravan yang mendengar suara Dito langsung tersadar dari lamunannya.
"Ah? Eh! I-iya... Gue nggak ada kelas lagi habis ini, emang nya kenapa? " Tanya Ravan bingung.
"Gue perhatiin lo itu dari tadi melamun terus. Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran lo... Jadi gue ingin ngajak lo makan siang diluar, biar gue aja yang traktir... Selama diperjalanan nanti lo boleh cerita yang menjadi masalah lo sekarang ini..! " Ucap Dito panjang lebar.
Ravan yang mendengar perkataan Dito merasa sedikit tenang. Ia pun menerima tawaran Dito dan mereka berdua pun pergi.
.
.
.Selama diperjalanan, seperti biasanya Ravan hanya diam dan melamun. Lagi-lagi pikiran nya tertuju dengan kotak yang ia temui pagi tadi. Karna rasa penasaran yang luar biasa itu, membuat Ravan langsung bertanya kepada Dito yang berdiri disamping nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Memories[End]✔
Teen FictionSetiap manusia pasti memiliki Harapan. Tapi, bagaimana jika harapan ini hanya akan berujung pada sebuah kesedihan? Apa aku, masih bisa berharap?