sejeong POV
Malam ini aku termenung di teras rumahku sambil menikmati dinginnya hujan. Ada suatu hal yang terus mengganggu pikiranku, hal itu selalu saja terngiang - ngiang di otakku.
Aku mengingat kejadian di Taxi tadi sore. Ucapan Daniel yang membuat jantungku seolah mendadak berhenti saat itu juga, hatiku rasanya semakin hancur dibuatnya.
Flashback on
Aku dan Daniel sedang berada di dalam Taxi menuju ke rumahku.
"Niel" panggilku, daniel pun menoleh ke arahku
"kau sungguh tak memiliki rasa apapun padaku?" tanyaku
Daniel terdiam, dia menghela nafasnya lalu menunduk.
"Niel, jawab aku"
Daniel mendongak lalu menatapku lekat.
"Maafkan aku, je. Rasa sakit itu masih membekas di hatiku, aku masih belum bisa memulihkannya sepenuhnya"
Mataku tiba - tiba memanas, air mataku pun terjatuh membasahi pipiku.
"Maafkan aku niel, aku sungguh menyesali semuanya. Aku merindukanmu, sungguh aku sangat merindukanmu" ucapku terisak
Tangan Daniel bergerak menghapus air mata di pipiku, aku pun mendongak menatap daniel.
"Kau jangan terus meminta maaf seperti itu, karena aku sudah memaafkanmu" ucap daniel sambil tersenyum
"Apa aku tidak memiliki kesempatan lagi?" tanyaku
Daniel menghela nafasnya lalu mengusap pipiku lembut.
"Kita masih bisa berteman bukan?" ucap Daniel
Aku hanya bisa menangis mendengar pertanyaan daniel itu. Hatiku menolaknya, hatiku menolak kata 'teman' yang daniel ucapkan padaku.
"Kau sungguh ingin melupakanku?"
"Aku tidak akan pernah melupakanmu"
"Lalu kenapa kau seperti ini padaku? Apa kau ingin membalas semua perbuatanku padamu?"
Daniel terkejut mendengar ucapanku itu, lalu ia pun mengusap kepalaku.
"Aku tidak pernah memiliki niat untuk membalas perbuatanmu. Tolong mengertilah, je. Saat ini, hatiku masih belum bisa menerima siapapun."
"Aku sama sekali tidak mengerti apa maksudmu, niel"
"Suatu saat kau akan mengerti semuanya, termasuk perasaanku"
Tak lama, taxi pun berhenti di depan rumahku. Aku pun segera turun dari taxi.
Flashback off
Akupun melangkahkan kaki masuk ke dalam kamarku. Aku mengambil kotak kenanganku bersama daniel, kotak itu, kotak milik daniel.
Aku membuka kotak itu lalu kembali melihat foto - foto masa kecil kami berdua sambil tersenyum sendu.
"Aku merindukanmu niel. Bahkan saat aku mengucapkannya, aku malah semakin merindukanmu" ucapku bermonolog
Aku terus memandangi foto - foto itu satu persatu. Entah apa yang ku rasakan, aku malah semakin merindukan pria itu.
Bahkan saat sedang berada di sampingnya pun, aku tetap merindukannya.
"Sampai kapan aku harus menunggumu niel? Berapa lama lagi aku harus menunggu dirimu kembali padaku? Aku sungguh tidak bisa merelakanmu"
Aku menghela nafasku lalu menutup kotak itu, aku memutuskan untuk tidur saja. Karena semakin larut, rindu itu malah semakin menyiksaku.
°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Destiny [2]
Fanfiction[COMPLETE] Sequel of Beautiful Destiny | KDN × KSJ