I trust you

637 106 14
                                    

Sejeong POV

Pagi ini aku sedang menemani Daniel untuk pemotretan. Aku memaksa Daniel agar aku bisa ikut dan mengawasinya bersama wanita itu.

Ya, wanita itu. Wanita yang sempat membuatku cemburu karena sangat menempel pada daniel saat mereka pemotretan.

Aku sedang berdiri di jajaran kameramen untuk mengawasi Daniel. Rasanya percuma, karena wanita itu tetap terus menempeli Daniel. Daniel sering kali melirik ke arahku, mungkin dia pun risih.

Selesai pemotretan, daniel langsung menghampiriku dan aku memberikannya sebotol air mineral. Daniel mengajakku duduk di sofa terdekat. Saat ingin duduk, tiba tiba wanita itu datang menghampiriku dan daniel.

"Hallo" sapanya

Aku membalik badan ke arahnya.

"Kamu.. Pasti sejeong kan? Pacarnya daniel ya?" tanyanya

Aku dan Daniel masih terdiam tak menanggapi pertanyaannya.

"Perkenalkan, aku Dahyun, partner kerjanya daniel selama 1 bulan kedepan" dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum

Akupun membalas senyumannya lalu menyambut uluran tangannya.

"Sejeong, pacarnya daniel" ucapku dengan penuh penekanan

"Kamu sangat beruntung bisa mendapatkan daniel"

"Wae?" tanya daniel terkejut

"Beruntung bagaimana?" tanyaku

"Yaa beruntung saja, daniel itu sangat cuek dengan wanita lain. Tapi saat bersamamu, dia jadi super duper perhatian seperti ini"

"Ah.. Tentu saja, aku sangat menyayangi sejeongku" ucap daniel tersenyum penuh dan merangkulku

Aku melihat ekspresi dahyun seketika berubah. Wae? Apakah dia menyukai daniel?

"Kenapa kau terlihat sedih?"

"Tidak apa apa. Ah, niel ayo kita kesana. Pemotretan sesi 3 akan segera dimulai." ucapnya sambil menarik tangan daniel

Mataku membulat tak percaya. Berani beraninya dia seperti itu di hadapanku, pacarnya Daniel.

45 menit berlalu.

Selesai semua pemotretan, kami langsung pulang. Selama di perjalanan aku hanya diam tak berniat membuka pembicaraan.

"Kau kenapa?" tanya daniel saat mobilnya berhenti di lampu merah

"Tidak"

"Kau marah? Kenapa ekspresimu cemberut seperti itu?"

"Tidak, cepat jalan. Lampu sudah hijau."

"Ah, iya"

Daniel memberhentikan mobilnya saat sudah sampai di pekarangan kos ku. Aku hendak turun, namun daniel menahan tanganku.

"Tunggu, je"

"Apa?" ucapku malas sambil kembali menoleh ke arahnya

"Tolong jangan seperti ini" ucap daniel sambil menatapku lekat

Aku terdiam, rasanya bibirku sangat kelu untuk mengucapkan sepatah katapun.

Daniel menarik tanganku dan diletakkan di dadanya.

"Apa kau merasakan detakan jantungku yang berpacu dengan cepat seperti ini?"

Beautiful Destiny [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang