Bella berjalan kekantin dengan sudut mulut yang masih mengeluarkan darah. Setelah sampai di kantin, semua temen temen Bella langsung cengo.
"Kamu kenapa Bell?? Kok lebam gitu? " Alvaro mengusap sudut bibir Bella dengan lembut.
"Tadi gua dipukul, tapi gua gapapa kok." Elak Bella dengan senyum nya agar semuanya tidak panik.
"Gapapa apanya? pipi lo lebam gt. " Alvin menatap wajah Bella yang sudah penuh dengan lebam.
"Lo bicara jujur aja sama kita! Siapa yang mukul lo sampe kaya gini Bell? " Fara mulai emosi. Ia tak terima jika sahabat nya di perlakukan seperti itu. Dia akan melakukan apapun agar keadilan berlaku kembali pada sahabatnya.
"Gua yang mukul! " Belum sempat Bella menjawab, seorang perempuan berteriak dengan lantang di belakang mereka.
Sontak semuanya langsung menoleh dan terkejut melihat Sandra yang bercucuran darah.
"Ngapain lagi lo kesini? Mau gua tendang lagi? Yang tadi gak cukup? " Bentak Bella berulang ulang dengan kesal.
"HAHAHA! lo salah ngajak orang berantem Bell. " Sinis Sandra.
"Gua ini anak kepala sekolah. Jadi lo jangan macem macem sama gua, atau gua akan ngeluarin lo dari sekolah ini! " Ancam Sandra.
Bella terdiam, lalu mulai tertawa di susul dengan yang lain.
"Jadi anak kepala sekolah aje bangga lu. " Adit, siswa kelas 12 pun ikut menunjuk nunjuk Sandra dengan kesal.
"Lo kira gua takut sama ancaman lo? GAK SAMA SEKALI SAYANG! " Sahut Bella yang masih diiringi tawa.
Byur!
Sandra menyiram Bella dengan es jeruk yang dia letakkan di meja tepat di sebelah nya. Dengan senyum santai dia lalu melempar gelas nya hingga pecah.
"Bangsat lo! Jadi orang gak tau terima kasih! " Bentak Bella yang sangat emosi. Dia mengepalkan tangan nya, bersiap untuk meninju Sandra.
Bughh! Bughh!
Plakkk!!Bella menghantam muka Sandra hingga babak belur. Muka nya sekarang sangat memprihatinkan. Hidung nya berdarah, sudut bibir nya sobek, dan pelipis yang bocor. Darah bercucuran di mana mana.
"G- gua,, ak-akan laporin lo se-muaa!! " Sandra yang masih tergeletak di lantai memegangi kepala dan perut nya sambil berusaha berdiri.
"Laporin ajaa! gua gak takut. Lo salah berurusan sama siapa. Lo tau gua siapa?" Tanya Bella sambil mengangkat muka Sandra yang menunduk. Dia menggeleng menandakan dia tidak tau.
Dengan senyum miring nya, Bella menghempaskan kepala Sandra ke samping.
"Makanya jadi orang jangan sok! Jadi anak kepala sekolah aja lo sombong! " Cibir Bella lalu berdiri.
"Gua anak pemilik sekolah ini! Gua bisa saja mengeluarkan lo dengan gampang dan bahkan memecat ayah lo dengan gampang! " Ucap Bella sambil menendang perut Sandra.
Huwekk!
Sandra mulai memuntahkan darah. Bella tak peduli, kesabaran nya sudah habis.
"Udah Bell sabar, biar nanti Dady lo yang bales prilaku nya. " tenang alvaro. Gw langsung memeluk alvaro.
"Sabar ya? "Alvaro memeluk Bella dan memberi kesan nyaman pada Bella.
"Yuk Bell, ganti baju dulu. Nanti lo sakit." Ajak Vio dengan senyum hangat nya
Bella tersenyum, ia merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti mereka. Terlebih lagi Alvaro yang sudah menjadi kekasih nya, mereka sangat peduli di saat Bella senang mau pun sedih.
"Lo gak apa-apa ngajar sandra sampe segitunya? " Fara membersih kan darah yang ada di sudut bibir Bella dengan telaten. Sedangkan Vio, dia sedang memalak adil kelas agar mau meminjamkan baju pengganti.
"Gua kan udah bilang, gua gapapa kali."
"Bukan lo, tapi Sandra. Dia kayanya tadi parah banget. Darah nya bercucuran kemana mana." Panik mulai menyelimuti wajah Fara. Tapi Bella tetap acuh terhadap kondisi Sandra.
"Biarin aja. "
"Bella! gua udah dpet baju nya nih." Vio datang sembari meloncat loncat dan segera memberikan baju ganti kepada Bella.
"Ok, gua ganti baju dulu ya." Setelah Fara dan Vio mengangguk Bella langsung masuk ke salah satu bilik kamar mandi dan mengganti baju nya.
"Vio!! kok baju nya ngepas banget sihh?" Bella berputar putar dan merasa tak nyaman dengan seragam yang diberikan Vio.
Ya, serangan nya press body dan rok nya diatas lutut. Untung nya rok nya tidak terlalu ketat, tetapi tetap membuat lekuk tubuh Bella terlihat jelas.
"Ya nama nya baju adek kelas. Maklum lah Bell." Vio nyengir kuda dan berlari keluar kamar mandi.
"Eh body lo bagus banget sumpah Bell." Puji Fara sambil menatap Bella dari atas hingga bawah.
"Apaan sih, ke kelas kuy."
"Ngapaian? Kan istirahat, kita ke kantin aja. "
"Yaudah iyaa." Bella dan Fara berjalan beriringan ke kantin. Di koridor mereka bertemu dengan kepala sekolah.
"Nak bella ya? " Tanya kepala sekolah sambil menyetop langkah kaki Bella dan Fara.
"Iya, kenapa pak? " Bella menatap kepala sekolah dengan malas. Dia tau mereka pasti akan membicarakan tentang Sandra.
"Kamu ikut bapak ke ruang kepala sekolah setelah jam istirahat." Bella memutar mata malas.
"Ngapain? Males gua." Bella dengan santai menatap kukunya dan memain main kan nya. Sudah sangat banyak pasang mata yang manatapnya saat ini.
"Dasar tidak sopan! Apa orang tua mu tidak mengajarkan kamu sopan santun?" Kepala sekolah yang geram lalu menggertak Bella
"Aduhh bacot banget! Iya nanti gua kesana." Bella segera menarik tangan Fara dan berjalan menuju kantin. Meninggalkan kepala sekolah yang masih heran dengan tingkah Bella.
"Entah anak siapa dia?! Berani berani nya menghajar anak ku hingga kepala nya bocor."
Bersambung,,
Telah di revisi
4-2-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Grils✔️ (SEDANG TAHAP REVISI)
Teen FictionBella Aprilia Madison adalah seorang siswi SMA yang memiliki sikap bad. Siswi ini selalu menjadi perbincangan guru di sekolahnya. Siswi ini juga menjadi langganan ruang BK. Sikap siswi ini sudah dianggap permanen atau tidak bisa diubah. Banyak orang...