"Alvaro!! Jangan tinggalin gue" Bella tersungkur ke tanah. Air mata nya sudah mengalir deras sejak tadi. Yang ia inginkan saat ini adalah Alvaro nya kembali lagi.
Bella membuka mata nya dan bangkit untuk duduk. Dilihat nya Azka dan Hendra sedang berada di samping nya dan menatap Bella dengan khawatir.
Bella menatap Azka dan Hendra bergantian dan mulai menangis. Dia teringat akan mimpi nya, ya hanya mimpi tapi bisa membuat Bella mati matian ingin segera bertemu dengan Alvaro dan meminta maaf.
"hikkss.. Bang.. Alvaro mana?.. Bella mau.. Hikss ketemu Alvaro.." Bella menangis didalam pelukan Azka. Azka tak peduli akan baju nya yang sudah sangat basah dengan air mata Bella yang mengalir deras.
"Bell, lo harus kuat. Lo harus senyum biar Alvaro disana juga gak terbebani" Azka mengusap punggung adik satu satunya itu sambil meneteskan air mata.
"maksud abang apa bang?" Bella yang merasa aneh dengan omongan abang nya langsung melepas pelukan nya dan menatap abang nya tajam.
"maksud abang apa bilang kaya gitu?! Alvaro kemana bang?!" Bella mengguncang guncang pundak abang nya. Azka hanya diam tak menjawab, dia masih meneteskan air mata.
"Bell, Alvaro udah pergi. Dia udah jauh sama kita, tapi percayalah Alvaro akan selalu ada di samping lo" Hendra menjawab semua pertanyaan Bella yang tidak bisa di jawab oleh Azka.
Bella menoleh menatap Hendra dengan tatapan kaget. Perasaan nya kini tidak bisa di gambarkan lagi, hati nya pedih dan jiwa nya berasa tak berdaya lagi. Tubuh Bella lemas dan wajah nya begitu pucat. Hati nya kini sudah pecah berkeping keping, dia sangat sayang Alvaro. Sangat, tapi Alvaro tidak bisa dia meliki selama nya.
Bella meneteskan kembali air mata nya. Dia mencabut selang infus yang menempel di tangan nya dan langsung lari keluar dari ruangan nya. Dia ingin bertemu dengan Alvaro, dia ingin membuktikan kepada Hendra bahwa ucapan nya itu salah. Bella terus berlari menuju ruang ICU, berharap Alvaro berbaring disana dan ditangani oleh dokter. Bella tidak peduli akan tangan nya yang bercucuran darah, dia tetap berlari. Sesampai nya Bella di ruang ICU, Bella di kaget kan oleh dokter yang keluar dari sana membawa mayat seseorang.
"Dokk.. boleh saya liat mayat nya?" Bella menghentikan langkah sang dokter.
"ohh tentu" dokter itu kemudian membiarkan Bella untuk melihat siapa yang ada disana. Dengan tangan yang gemetar, Bella mulai menarik kain yang menutupi seluruh tubuh mayat itu. Bella terlonjak kaget melihat seorang Alvaro Alexander tergeletak di sana dengan wajah yang pucat pasi. Bella kembali menangis, kini dia percaya bahwa Alvaro memang sudah pergi. Dia sudah pergi jauh dari Bella dan teman teman nya. Bella memeluk Alvaro dan menangis sesenggukan.
"Hikss.. Alvaro... Jangan tinggalin gua.. Guee sayang sama loo.. Hikss.. All.. Hikss" Bella mengguncang guncang tubuh Alvaro berharap pemuda itu akan membuka mata nya dan membelai Bella lagi seperti dulu.
Tak lama Hendra dan Azka datang menyusul. Azka menenangkan Bella dan memeluk nya, dia memberi kekuatan kepada Bella agar dia bisa meng iklaskan Alvaro untuk pergi. Tapi Bella melepas pelukan Azka dan memeluk Alvaro kembali.
"All.. bangun Al.. Jangan tinggalin guee .. Hikss.." Bella memeluk Alvaro dan merasa ada yang aneh dengan nya. Alvaro bernafas kembali. Bella langsung mengangkat kepala nya
"dok.. Alvaro masih hidup, dia tadi bernafas" Bella menatap dokter yang menatap nya penuh tanya.
"itu tidak mungkin, pasien ini sudah meninggal satu jam yang lalu" dokter itu masih tetap menyatakan bahwa Alvaro memang sudah pergi. Tapi yang nama nya Bella tidak akan menyerah sebelum mencoba. Akhirnya dokter pun pasrah dan mencoba memasang kembali alat alat yang sebelum nya di gunakan Alvaro. Alangkah kaget nya sang dokter setelah melihat jantung Alvaro bergerak kembali.
"ini sungguh keajaiban. Pasien ini belum meninggal, tapi dia masih butuh perawatan medis karena kondisi nya masih sangat kritis" Bella dan yang lain nya mengangguk dan membiarkan dokter itu masuk kedalam untuk mengobati Alvaro.
Bersambung✨
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Grils✔️ (SEDANG TAHAP REVISI)
Teen FictionBella Aprilia Madison adalah seorang siswi SMA yang memiliki sikap bad. Siswi ini selalu menjadi perbincangan guru di sekolahnya. Siswi ini juga menjadi langganan ruang BK. Sikap siswi ini sudah dianggap permanen atau tidak bisa diubah. Banyak orang...