Chapter 21✨

3.8K 101 2
                                    

"ayoo dong Al,, kalau kamu gak makan nanti sakit" Bella memasang tampak kesalnya setelah melihat Alvaro menutup mulutnya saat dia ingin menyuapkan makanan.

Ya, Alvaro kini sudah sadar dan kondisi nya sudah membaik. Dia hanya menunggu hingga dokter memberi nya ijin untuk pulang dan ber istirahat di rumah. Bella kini sudah mengakhiri masa SMA nya, dia hanya menunggu beberapa hari lagi dari hari kelulusan. Bella masih belum merencanakan akan berkuliah dimana, tapi dia merasa tidak ingin berpisah dengan Vio dan Fara. Karena, mau bagaimanapun mereka sudah bersama kurang lebih 6 tahun dan melewati suka duka.

"Gak mau, aku gak nafsu makan" Alvaro tetap kekeuh dan tetap menutup mulutnya agar Bella tidak bisa memasukkan makanan ke mulutnya

"Nanti kamu sembuh nya gimana? Makan aja gak mau, gimana sembuh nya mau? Kamu mau ya aku harus iket tangan kamu terus mulut kamu aku pakein kayu?" ancam Bella dengan tangan yang memegang sendok dan diarah kan ke arah Alvaro.

"Ya gak gitu juga Bell" gantian, kini Alvaro yang memasang muka kesal setelah mendengar kekasih nya yang ingin mengikatnya hanya karna tidak mau makan.

"Terus lo mau nya apa Alvaro sayang,,?" dengan wajah yang terlihat terpaksakan, Bella berusaha memasang muka semanis mungkin. Tapi, bukan nya manis muka Bella malah terlihat seperti muka yang tertempel di kaca dengan keadaan muka menjijik kan. Melihat muka Bella seperti itu, Alvaro langsung tertawa terpingkal pingkal.

"Al, ini gue bener bener. Lo mau makan atau ni RS gua bakar" Bella memasang muka yang sangat datar ke arah Alvaro dan mengeluarkan kata kata yang amat sangat pedas.

"Iya,, iya gua makan" Alvaro mulai membuka mulut nya dan Bella dengan cepat memasukkan makanan kedalam bibir Alvaro. Alvaro langsung mengunyah nya dengan lambat, mungkin lebih lambat dari pada kucing yang tidak mempunyai dua kaki.

Baru saja Bella akan menegur Alvaro, mereka berdua di kaget kan dengan suara bantingan pintu kamar yang Alvaro tempati. Mereka berdua langsung mendapati Azka dengan muka yang bisa di bilang sangat blo'on. Muka nya tampak seperti orang yang tidak pernah tidur dan baru pertama kali melihat kasur.

"Ngapain lo bang? Muka lo gitu amat lagi" Bella menatap sinis kearah Azka yang kini sudah tidur di sofa RS.

"Gua gak dikasi tidur sama mama, disuruh ke RS ngejenguk Alvaro" Azka mulai memejamkan matanya dan tak peduli dengan tawa yang di berasal dari Bella dan Alvaro.

Belum lama Azka tertidur, pintu kembali terbuka perlahan dan  menampilkan seorang dokter berjubah putih yang selama ini memeriksa keadaan Alvaro. Bella langsung bangkit dari duduk nya dan memberi nya sapaan.

"Bagaimana keadaan mu Alvaro? Apakah sudah baik?" dokter itu mengecek inci per inci keadaan tubuh Alvaro. Dengan cepat Alvaro mengangguk dan tersenyum tipis.

"Kamu sudah diijinkan pulang lusa besok ya" dokter itu membalas senyum Alvaro dan mengecek kembali infus yang masih mengalir di darah Alvaro.

"Yang bener dok?" mata Alvaro berbinar binar karena senang, dia menatap Bella dan nyengir seperti kuda. Bella yang ditatap seperti itu hanya mengajukan jempol dan ikut tersenyum.

Setelah dokter keluar dari ruangan Bella langsung mengambil posisi duduk seperti semula.

"Untung lo udah boleh pulang, gua udah capek nungguin lo di RS ini selama berbulan bulan lamanya" Bella memasang muka senang nya dan di balas tatapan tajam oleh Alvaro.

"Jadi lo gak ikhlas nungguin gua disini?" Alvaro menatap Bella sinis.

"Yaelah bercanda kali Al, seriusan amat lo. Lagi pms?" kekeh Bella melihat sifat sensitif Alvaro.

"cowok tuh gak pms Bell" Alvaro tertawa, biarpun dia sangat kesal tapi Bella pasti akan membuat nya tertawa pada akhirnya.

"Al, lo dateng kan ke acara graduation gua?" Bella menatap dengan wajah se memelas mungkin agar Alvaro mau datang dan setidaknya memberikan nya bunga sebagai ucapan selamat. Tak lama setelah Bella bilang begitu Alvaro langsung mengangguk dan membuat mata Bella berbinar biar karena senang.

"Aku pasti dateng" Alvaro tersenyum dan membelai Bella dengan lembut. Bella membalas senyum Alvaro dengan senang dan hatinya dipenuhi rasa nyaman. Dia sangat senang dan nyaman berada di dekat Alvaro. Dia merasa bahwa Alvaro adalah orang yang bisa menjadi akar hati  disaat hati  Bella sudah rapuh dan hampir ambruk. Dan Alvaro bisa membuat kondisi hati Bella menjadi lebih baik. Intinya, menurut Bella, Alvaro bisa menjadi kakak, adik, orang tua, dan sahabat untuk Bella

Bersambung✨

Yuhuu up lagi nihh,,, kangen gak sama Alvaro?
Ini Alvaro nya balik lagii:)
Kalian harus berterima kasih nihh sama author karena gak jadi matiin si Alvaro 😂

The Bad Grils✔️ (SEDANG TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang