15. "Keara atau Cheryl"

7.8K 1K 113
                                    

Keara menangis di dalam kamar. Sudah tidak salah lagi, Jeffrey tidak pulang semalam. Buktinya tidak ada Jeffrey di sampingnya sekarang padahal masih jam 6 pagi.

"Aku percaya sama mas.." gumam Keara dengan lirih.

Ia sangat mempercayai Jeffrey. Ia sangat yakin dengan Jeffrey. Tapi kali ini sudah sangat kelewatan. Sampai tidak pulang? Jeffrey pasti sudah hilang akal.

Di sisi lain, Jeffrey baru saja terbangun. Ia masih di rumah sakit, namun sekarang Ia ada di dalam ruang rawat inap. Lebih tepatnya, ruang rawat inapnya Athalia.

Ia terserang tifus, jadi Jefffrey memutuskan untuk menemani Athalia dan juga Cheryl sampai malam. Namun siapa sangka, Ia malah tertidur sampai pagi.

Awalnya Cheryl sempat menolak, namun Jeffrey memaksa. Seakan Ia sudah lupa dengan keluarganya sendiri yang sekarang ada di rumah.

"Ya ampun!" Jeffrey terbangun. Ia mengusap wajahnya kasar. Athalia masih tertidur sedangkan Cheryl tidak tau kemana.

"Jam 7 pagi, astaga!" Jeffrey menunggu Cheryl yang ternyata turun untuk mencari sarapan.

"Jeff, makan dulu." Kata Cheryl sambil menyodorkan nasi uduk yang sudah Cheryl siapkan.

"Aku ga pulang.." ucap Jeffrey frustasi.

Cheryl mengalihkan pandangannya, Ia tau Jeffrey pasti merasa bersalah karena membuat sang istri menunggu. Namun Jeffrey tidak mengatakannya, seakan tidak ingin Cheryl tau bahwa Ia sudah mempunyai istri dan juga anak.

"Aku kerja dulu ya," Jeffrey bersiap-siap setelah sarapan bersama Cheryl.

Dengan muka lelah, Jeffrey keluar dari ruangan tersebut, disapa oleh beberapa suster yang sudah datang. Tapi malah dilihat dengan heran.

"Dokter kenapa?" Tanya salah satu suster.

"Hah.. gapapa," jawab Jeffrey.

"Oh iya dok, semalem kata Mbak Shilla, istrinya dokter nelepon." Ucap sang suster.

Jeffrey mengerutkan alisnya, merasa sangat bersalah. Namun Ia mempunyai kewajiban disini, jadi Ia akan pulang nanti sore.

🍑🍑🍑

"Bunda pengen tinggal di sekitar sini aja." Ucap Keara, berbicara kepada Keenan yang hanya melihat ke arah pantai.

Keara memutuskan untuk tidak kerja. Ia rasa Ia tidak akan kerja dan fokus mengurus Keenan saja. Ia tidak mau menyusahkan Sang Ibunda dan juga Mama.

Keara membawa Keenan ke sebuah pantai di ujung kota, lalu membawanya berkeliling menggunakan bus.

Ia sangat bosan di rumah. Tidak ada Jeffrey. Tidak ada yang bisa Ia lakukan selain meratapi nasibnya yang sangat menyedihkan ini.

Keara memang lemah dan sekarang juga Ia merasa sangat lelah. Seharian berjalan-jalan berdua bersama anaknya. Sampai sekarang, sampai malam dan Keenan sudah tertidur karena lelah di pangkuannya.

Keara baru saja menyebrang jalan saat tiba-tiba saja ada mobil yang melaju.

Keara tertabrak, terjatuh cukup kencang. Namun untungnya kepalanya tidak terbentur, Ia hanya ingin melindungi Keenan.

Badannya terasa sangat remuk dan penuh dengan luka.

"Astaga.."

Keara dibantu berdiri oleh orang yang menabraknnya. "Saya anterin ya mba? Aduh maaf! Ayo mba masuk ke mobil saya."

Untungnya si penabrak mau bertanggung jawab.

Keara akhirnya dibawa ke rumah sakit. Dan Ia sangat ingin mengumpat disaat Ia dibawa ke rumah sakit tempat Sang suami bekerja.

Keara mengecek Keenan yang untungnya tidak terluka sama sekali walaupun Ia menangis kencang.

"Eh loh? Mba Keara? Kenapa mba?" Tanya dokter jaga di UGD.

Keara hanya tersenyum ramah. "Lecet doang kok, sebenernya gapapa sih gausah dibawa ke UGD juga."

"Keenan sama suster dulu ya, Mba." Dokter tersebut menyuruh salah satu suster untuk menjaga Keenan sementara Ia mengecek luka Keara.

Yang menabraknya pun menunggu di luar, masih merasa tidak enak hati.

"Dokter Jeffrey udah pulang tadi."

Keara mengangguk sembari tersenyum. Ternyata Jeffrey jam 6 sore sudah pulang. Seharusnya Ia mempunyai waktu yang banyak dengan Sang suami dan juga anaknya.

"Saya udah kasih tau Dokter Jeffrey, ya mba." Salah satu suster yang juga dikenal oleh Keara memberi tau.

"Kenapa dikasih tau?" Pekik Keara.

"Loh emangnya kenapa mba?" Tanya suster itu bingung.

Keara menggeleng dan langsung terdiam. Ia yakin sebentar lagi Jeffrey akan menghampiri.

Dokter yang memeriksanya, Dokter Hanin menatap Keara dengan tatapan iba, semua pekerja di rumah sakit ini pun sudah tau kalau Jeffrey sering bertemu dengan seorang wanita yang jelas-jelas bukan istrinya.

"Mbak, Dokter Jeffrey sering ketemu perempuan lain abis pulang kantor." Ucap Dokter Hanin.

Keara hanya mengangguk. "Iya, saya tau kok, dok." Jawab Keara dengan senyum ramahnya.

"Dia pulang ke rumah juga larut banget. Saya gamau ngekang, dok. Jadi yaudah deh terserah dia." Keara hanya takut. Takut kalau saja dia terlalu posesif membuat Jeffrey tidak nyaman bersamanya. Ia tidak ingin kehilangan Jeffrey.

Di sisi lain, Jeffrey baru saja sampai dengan napas yang terengah. Ia sangat ingin bertemu dengan istrinya. Ia baru saja sampai di rumah saat di telepon oleh pihak rumah sakit.

"Loh Jeff? Kok balik lagi?"

Jeffrey menatap Cheryl yang datang entah dari mana. Jelas saja, Athalia masih sakit.

"Mau jenguk." Ucap Jeffrey.

"Jenguk siapa? Temen kamu ada yang sakit?" Tanya Cheryl bingung.

"Uuuhh.. sepupu aku.." ucap Jeffrey pelan.

Cheryl pun meminta izin dengan Jeffrey untuk ikut. Namun, tentu saja Jeffrey tidak mengizinkannya.

Jeffrey pun pamit dan menanyakan dimana Keara berada kepada suster UGD.

"Tenang dok, Mbak Kearanya ga kenapa-napa kok. Anaknya juga lagi main tuh sama suster Vira." Ucap sang suster.

Jeffrey baru saja bisa bernapas lega. Ia menatap gorden yang ada di depannya, membuka pelan gorden itu.

"Eden, kamu—"

"Loh Jeff? Jadi ini sepupu kamu?"
















































🍑🍑🍑

jangan hujat Jeffrey jangan

Kita | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang