8. "terjatuh"

11K 1.2K 12
                                        

26 weeks pregnancy

"Aduh bumil, serem banget aku ngeliat kamu pake heels gitu." Ucap Daniya yang berada di samping Keara. Daniya hanya ingin menjaga, takut temannya kenapa-napa.

"Udah dikurangin kok pake heels-nya." Ucap Keara.

"Hai bumil!" Zefan melambaikan tangannya dari kejauhan. Sedangkan Keara dan Daniya hanya menggeleng karena malu karena dilihat oleh hampir semua orang yang ada di kantin kantor.

"Aduh aku pengen banget ngelus perut kamu tapi kalo ketauan suami kamu bisa diapain nih aku." Ucap Zefan sambil terkekeh geli.

Keara dan Daniya ikut terkekeh, untuk hari ini mereka memilih makan di kantin kantor. Ya sebenarnya di kantin ini lengkap, harganya pun tidak terlalu mahal. Tetapi lebih sering makan siang di luar hanya karena ingin berjalan-jalan.

"Jangan banyak gerak deh serem." Ucap Zefan.

Perhatian yang keterlaluan, pikir Keara. Tetapi tentu saja Zefam seperti itu, Jeffrey memintanya untuk menjaga Keara selama di kantor.

"Aku kangen Ibu deh, apa aku ke rumah Ibu aja ya pulang kerja?" Tanya Keara ke Daniya dan juga Zefan.

"Ya samperin lah, Key. Udah lama juga 'kan kamu ga jenguk Ibu kamu?" Ucap Daniya.

Dan benar saja, sepulang kerja, Keara tidak meminta Jeffrey untuk menjemputnya. Meskipun Jeffrey awalnya memaksa untuk menjemput, pada akhirnya Ia menyerah karena Ia tidak bisa bilang tidak kepada istrinya yang sedang hamil itu.

Ya bisa dibilang, Ibu hamil lebih sensitif lah ya.

Keara menuju rumahnya dulu menggunakan angkutan umum, bus kota yang dahulu sering Ia gunakan.

Tidak butuh waktu lama, dalam setengah jam pun Keara sampai di depan rumah kedua orangtuanya.

"Ibu???" Panggil Keara.

"BU ADA TAMU TUH MANGGIL IBU!" Teriak sang Ayah entah dari mana.

Keara hanya bisa terkekeh pelan, terkadang Ia rindu suasana di rumahnya ini walaupun terkadang terlalu sepi.

"Ibu, Ayah, ini Keara!" Teriak Keara.

"Keara?!"

Keara melihat kedua orangtuanya menampakkan diri dari belakang, berlarian menuju sang anak yang terlihat semakin berisi. Perut yang sudah membesar dan pipi yang semakin chubby.

Keara pun melakukan hal yang sama, menghampiri kedua orangtuanya dengan berlari kecil.

Namun Keara tetaplah Keara yang ceroboh, Ia terjatuh, cukup kencang sampai membuat kedua orangtuanya panik setengah mati.

"Keara ya Allah! Ada yang sakit ga sayang? Ada yang berdarah?!" Tanya sang  Ibunda panik.

Keara meringis, merasakan betapa sakit tubuh bagian bawahnya sekarang. Dan setelah Ia mengingat bahwa Ia sedang mengandung, matanya membesar, air matanya hampir jatuh kalau saja sang Ayah dan Ibu tidak menenangkan.

Keara dibantu oleh kedua orangtuanya menuju kamarnya. "Kamu buat panik aja deh! Ibu teleponin Jeffrey pokoknya ya? Nginep sini aja oke?"

Dalam sekejap, Jeffrey datang dengan peluh yang bercucuran. Memikirkan kemungkinan terburuk tentang Istri dan juga bayi dalam kandungannya.

"Astaga Eden, kamu buat aku panik!" Jeffrey hampir saja menangis sedangkan Keara hanya menatapnya dengan polos.

Wajah Keara yang terlalu polos pun mebuat Jeffrey tidak jadi mengomelinya. Jeffrey menghela napasnya pelan, mengusap lembut surai istrinya.

"Aku udah mikir yang nggak-nggak." Jeffrey lagi-lagi menghela napas, sebelum memeluk erat sang istri sambil mengusap pelan perut buncit Sang Istri.

"Jeffrey, makan dulu, Nak. Kamu baru pulang dari rumah sakit gitu. Yuk makan dulu." Jeffrey tersenyum ramah.

"Iya Bu, nanti Jeffrey makan sama Eden aja ya Bu. Ibu sama Ayah duluan aja."

"Ibu udah makan kok sama Ayah. Yaudah itu Kearanya jagain dulu ya, kalo ada perlu, ke kamar Ibu aja."

Keara sedikit mengerucutkan bibirnya. Padahal Ia kesini ingin bertemu dan berbincang hangat dengan kedua orangtuanya. Namun sepertinya semunya gagal. Ia malah mendapat musibah, jatuh di saat hamil besar seperti ini. Tubuhnta terasa sangat sakit karena beban yang Ia bawa.

"Tadi berdarah ga? Atau keluar air?" Tanya Jeffrey, menatap dengan khawatir manik mata Keara.

Keara tersenyum tipis dan menggeleng. "Ngga kok, Mas. Aku gapapa. Semoga dede juga gapapa, ya sayang?" Keara mengajak bicara bayi yang ada di dalam kandungannya. Sedangkan Jeffrey hanya bisa tersenyum bahagia melihat sang istri.

"Yaudah ganti baju dulu ya? Bentar aku ambilin dulu bajunya."

Keara sengaja meninggalkan beberapa setel baju di sini, sehingga Ia tidak perlu membawa baju ganti lagi setelah dari sini.

"Mau aku gantiin?" Tanya Jeffrey.

Keara menggeleng malu. Memang benar Ia telah terbiasa dengan Jeffrey. Terlebih dengan hal seperti ini. Tetapi, Ia merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya sekarang.

Jeffrey menatap Keara heran. "Kamu tau aku ga bakal ngapa-ngapain kan?" Tanya Jeffrey sambil mengangkat alis.

Keara mengangguk. "Iya. Tapi mas.. aku ga pede. Maksud aku, sekarang.. ya aku kan lagi hamil terus aku ya.." Keara menutup mulutnya setelah Jeffrey mengecup pelan bibir lembutnya itu.

"Kamu tau? Kamu keliatan lebih cantik pas lagi hamil. Karena kamu ngandung anak aku." Bisik Jeffrey.

"Aku gantiin ya? Kamu istirahat aja coba, elus-elusin si dedek."

Keara akhirnya mengangguk setuju walaupun tadi pipinya memerah setelah digoda oleh suaminya sendiri.

Setelah seluruh bajunya diganti oleh Jeffrey, Keara langsung berbaring. Menyamping, memunggungi Jeffrey yang sedang berganti baju.

Jeffrey merebahkan badannya di depan Keara. Tatapannya tidak lepas dari perut Keara yang sudah sangat besar itu. Ia menurunkan tubuhnya, mengecup pelan perut Keara.

 Ia menurunkan tubuhnya, mengecup pelan perut Keara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dede jangan nakal ya di dalem. Kasian Bunda. Baik baik ya dek." Ucap Jeffrey.

Keara tersenyum. Tangannya menarik pelan wajah Jeffrey, mengecup bibir sang suami dengan gemas.

"Dede baik Yah, Bunda ga kesakitan kok. Coba Ayah tanya aja sama Bunda." Ucap Keara, menirukan suara anak kecil, seakan akan Ia adalah sang calon anak.

Jeffrey terkekeh. Tidak kalah gemas dengan Keara. "Baik-baik ya bunda sayang." Ucap Jeffrey sebelum mengecup kepala Keara cukup lama.









































🍑🍑🍑

BESOK MTK HUUUUUFT

Kita | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang