"Ya ampun mba!" Keara meringis kala merasakan kontraksi yang teramat kuat di perutnya. Sampai Ia yakin bahwa Ia rasanya tidak dapat bertahan.
"Aduh, ma.. aku gakuat.." Keara menggenggam tangan sang mertua, hampir saja menangis. Berusaha keras untuk mengatur pernapasannya.
"Dokter ini gimana jadinya?" Sang mertua sudah marah karena melihat Keara kesakitan.
"Dicek dalem dulu ya bu,"
Keara menggigut bibirnya, menunggu hasil. "Loh Mba, kok udah ada bukaan ya?" Tanya dokter Denada.
Keara tidak kalah terkejut. "Belom 9 bulan dok." Ucap Keara lirih.
"34 minggu. Bayi prematur, detak jantung normal, mba Keara siap melahirkan ya?" Keara menggigit bibirnya ragu. Yang benar saja? Melahirkan tanpa Jeffrey di sampingnya?
"Mama telepon Jeffrey ya, sayang?"
Keara menggeleng, "Mas Jeffrey banyak kerjaan ma, tunggu aku selesai lahiran aja baru dikasih tau."
Memang sebenarnya jadwal Jeffrey untuk dinas berakhir hari ini. Namun tentu saja Jeffrey tidak akan pulang di dini hari seperti ini.
🍑🍑🍑
"Mba, bayinya di inkubator dulu ya." Keara tersenyum lemas. Mengangguk dengan pasrah. Bayinya memang belum cukup umur untuk melihat dunia. Tapi tidak ada yang bisa Ia lakukan.
Keara baru melahirkan pukul 1 siang, menahan kontraksi dari dini hari sangatlah melelahkan. Ia sangat membutuhkan Jeffrey, Ia butuh kehangatan dari sang suami.
"Ibu, aku kangen mas Jeffrey." Ucap Keara kepada sang Ibunda.
Sang Ibunda tersenyum, mengusap pelan rambut Keara. "Sebentar kagi Jeffrey pulang kan? Kamu tung—"
"Eden!"
Peluh Jeffrey bercucuran. Untungnya Jeffrey sudah mengenakan pakaian yang cukup santai.
Jeffrey memeluk Keara dengan erat. Napasnya memburu, membayangkan sang istri melahirkan tanpanya.
"Kenapa kamu ga telepon aku?" Rasanya Keara sangat lemas, Ia tidak bisa menjawab dengan terburu-buru.
"Mas banyak pekerjaan.. gapapa kok, udah lahirannya," Keara menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Jeffrey, ah Ia sangat merindukan lelaki ini.
Jeffrey menghela napas kasar, mengecup pelan kepala sang istri dengan penuh kekhawatiran.
"Dedeknya di inkubator mas, maaf ya?" Jeffrey hampir saja menangis mendengar ucapan sang istri.
"Kenapa minta maaf sayang? Bukan salah kamu, gaada yang salah di sini, okay?"
Keara menggeleng, "Harusnya aku ga nakal mas, harusnya—"
"Sssh, udah ya?"
Ibunda Keara tersenyum melihat perlakuan Jeffrey kepada anaknya. Berniat meninggalkan pasangan tersebut sendirian di ruangan ini.
"Ibu keluar ya, sayang."
Keara hanya mengangguk, membiarkan sang Ibunda keluar entah untuk apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita | Jung Jaehyun
Fiksi Penggemar(17+) Didatengin tiba-tiba sama kating yang ngebawa keluarganya untuk ngajak nikah. Siapa yang gamau?