Chapter 33: Kenangan buruk

224 37 105
                                    

"Hemm hem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hemm hem."

Lakban yang menempel dimulutnya dilepas.

"Lepasin gue." ia meronta berusaha melepaskan tali yang mengikat dirinya pada bangku.

"Cewek cantik udah bangun." orang tersebut mencengkam dagu canda dengan keras.

Suara berat khas Cowok terdengar di pendengaran Canda matanya ditutup oleh kain dan tangannya diikat serta kedua kakinya diikat pada bangku.

"Ishh." lirihnya berusaha menahan rasa sakit cengkraman Cowok tersebut.

"Sakit hah?mau ngadu lo sama pacar lo itu? ayok ngadu dong!"

"pecundang!" Sulut Canda.

"Apa lo bilang." Cowok tersebut menghempas dagu Canda.

"Kalo lo bukan pecundang lo buka penutup mata gue!biar gue tau siapa lo sebenernya."

Plak Plakk

"Aaaaaw."

Dua tamparan berhasil mendarat di pipi Cewek itu pipinya menerah bahkan tamparannya sangat berbekas.

___________________

"Kenapa Canda gak bisa dihubungin! gimana ini?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Sebelum berangkat sekolah ia mendatangi rumah pacarnya terlebih dahulu dan Cewek itu sudah berangkat terlebih dahulu.

Berulang kali cowok itu menelfon nomor Canda tapi tidak sama sekali ada jawaban dari Canda. kepanikan semakin menerpanya sebab ini sudah hampir jam 7 dan dia belum melihat canda sama sekali.

tiba-tiba Rafa datang dengan motornya dan berhenti tepat di depan Pangeran.

"Kenapa lo masih di luar?" tanyanya sambil mencopot helemnya.

"Gue nungguin Canda,terus ngapa lo berangkat sendiri dimana Rey?"

"Gue gak tau,pas gue mau berangkat dia bahkan udah gak ada di rumah mungkin duluan." ia mengibaskan jambulnya.

"yehh lo malah so kegantengan gini." cowok itu menoyor kepala sahabatnya. "Gue ngomong bener elah lo mah kaga percayaan bener."

"Lo udah ke rumah canda?"

"udah."

"Telfon?"

"Dari tadi juga gue udah telfon!" nada bicara pangeran mulai meningggi.

"Eh sabar-sabar,ya udah sekarang kita cari."

"Kemana?" Rafa menggaruk-garuk kepalanya. "Cari kemana ya?" monolognya.

Dret dret dret

Tiba-tiba suara telfon mengganggu fikiran mereka

"siapa yang telfon?cepetan angkat!" Pangeran segera mengangkat telfon tersebut nomor telfon itu pun tak ia kenal.

[✔] PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang