BAB 1 'Stasiun Gambir'

499 29 2
                                    

Sembilan tahun tinggal di kota Yogyakarta, kota yang manis dengan keramahannya. Kini, Mentari harus meninggalkan kota itu dan menetap di Ibu Kota selama masa SMA nya akibat pekerjaan orang tuanya yang bekerja di Jakarta.

Mentari Senjani Lembayung, gadis berumur 15 tahun, memiliki wajah yang cantik dengan pipi yang tembem, serta poni yang selalu menjadi ciri khasnya.

Kini ia berada di stasiun Gambir, ia baru saja turun dari kereta api dan di sambut hangat oleh keluarganya, yang sudah menunggu lebih dari satu jam untuk menjemput Mentari.

Keluarga Mentari langsung memeluk Mentari satu persatu, hingga yang terakhir adalah Samudra Adi Lembayung, abang Mentari yang terlalu kuat memeluk hingga Senjani susah untuk bernapas.

Tunggu, ada yang kurang, Mentari merasa bahwa lelaki tersebut tidak ada di stasiun ini, padahal ia merindukannya bahkan ia ingin mendapat pelukan hangat dari lelaki yang ia tunggu tersebut.

Dimanakah dia? Apakah dia lupa bahwa hari ini aku datang jauh-jauh dari Yogyakarta hanya ingin bertemu dengannya, ingin bermain bersama seperti masa kecilnya dulu, lalu dimana dia?
Pikir Mentari yang sedari tadi melamun.

Namun, Mentari langsung menyadarkan diri agar tidak melamun dan ia segera bergegas dan membawa tasnya untuk berjalan mingikuti keluarganya, untuk memasuki mobil mereka.

Ketika Mentari sedang berjalan menuju mobil, ia mendengar ada seorang lelaki sedang memanggilnya, suaranya tidak asing untuk didengar olehnya.

Lalu Mentari menoleh kebelakang, tentu saja dugannya benar bahwa yang memanggil adalah Biru, Biru Prasetyo Senopati sahabat kecil Mentari, sejak kecil ia bermain bersama, namun takdir memisahkan mereka, ketika Mentari ingin duduk di bangku SD, orang tuanya membawanya untuk sekolah di Yogyakarta hingga SMP.
.
.
.
Maaf kalau masih ada yang TYPO Hehehe
Harap di maklumi ya, ini cerita pertama saya soalnya :)

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang